Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identitas Kebinekaan dalam Tetralogi Pulau Buru Karya Pramoedya Persfektif Semiotika Sosiohistoris serta Implikasi Microlearning-nya di SMA Firmansyah, Erfi; Lustyantie, Ninuk; Anis Chaeruman, Uwes
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 11, No 2 (2024)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v11i2.42056

Abstract

AbstrakPenelitian ini menganalisis identitas keberagaman dalam Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer melalui perspektif semiotika sosiohistoris, serta implikasinya terhadap pembelajaran mikro sastra di sekolah menengah. Tetralogi Pulau Buru menggambarkan dinamika sosial, budaya, dan politik di Hindia Belanda pada awal abad ke-20, khususnya terkait interaksi antaretnis, kelas sosial, dan kolonialisme. Dalam penelitian ini, analisis semiotika digunakan untuk mengungkap tanda-tanda keberagaman yang tercermin melalui hubungan antartokoh dan konteks sejarah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Tetralogi Pulau Buru merepresentasikan identitas keberagaman yang kompleks dan dinamis, di mana identitas nasional terbentuk dari interaksi antara budaya lokal (Jawa, Tionghoa) dan global (Eropa). Perjuangan tokoh utama, Minke, merupakan simbol perjuangan menemukan jati diri di tengah pluralitas budaya dan kolonialisme. Implikasi pembelajaran mikro sastra di sekolah menengah adalah bahan ajar yang memungkinkan siswa memahami isu keberagaman melalui pengajaran berbasis digital yang ringkas dan terarah. Pola ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis dan sikap inklusif terhadap keberagaman. Studi ini menawarkan kontribusi penting dalam mengintegrasikan studi sastra dan keberagaman dalam konteks pendidikan sastra di SMA.Kata kunci: identitas keberagaman, semiotika sosiohistoris, microlearning sastra.
Dominasi Lapisan Otak BAP Pencemaran Nama Baik di Kepolisian Perspektif Semiotika Kritis serta Implikasi Microlearning-nya Firmansyah, Erfi; Rafli, Zainal; Murthado, Fathiaty
Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 1 (2025): Hortatori: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jh.v9i1.3498

Abstract

This study examines the dominance of the brain layers of the reporter and the accused in the Investigation Report (BAP) of the defamation case at Polda Metro Jaya with a critical semiotic perspective, as well as its implications in the application of micro-learning for learning Indonesian at the Senior High School (SMA) level. The dominance of the three brain layers—reptile, limbic, and neocortex—influences the way the reporter and the accused construct the narrative in the BAP. A critical semiotic approach is used to understand how these brain responses are reflected in word choice, sentence structure, and communication patterns in the BAP text. The results of the study indicate that the dominance of the reptilian brain more often causes defensive reactions, while the limbic layer strengthens emotional expression. Neocortex dominance, on the other hand, encourages a more logical and rational argumentation structure. Based on the analysis of the two reporters and two accused, it can be seen that in the first case, the reporter is dominant in the reptilian brain layer, while the accused tends to be dominant in the mammalian brain layer. In the second case, the reporter tends to be dominant in the mammalian brain layer, while the accused tends to be dominant in the neocortex brain layer. This study also suggests the application of micro-learning in Indonesian language learning in high schools so that students can understand and identify the construction of meaning and psychological context in legal language. With this understanding, it is expected that students will have better critical literacy skills in analyzing texts with complex social contexts.
Identitas Kebinekaan dalam Tetralogi Pulau Buru Karya Pramoedya Persfektif Semiotika Sosiohistoris serta Implikasi Microlearning-nya di SMA Firmansyah, Erfi; Lustyantie, Ninuk; Anis Chaeruman, Uwes
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v11i2.42056

Abstract

Tetralogi Pulau Buru menggambarkan dinamika sosial, budaya, dan politik di Hindia Belanda pada awal abad ke-20, terutama terkait dengan interaksi antaretnis, kelas sosial, dan kolonialisme. Dalam penelitian ini, analisis semiotika digunakan untuk mengungkap tanda-tanda keberagaman yang tercermin melalui hubungan antartokoh dan konteks sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa pengungkapan struktur naratif. Pengungkapan struktur naratif digunakan untuk menunjukkan bagaimana identitas keberagaman terbentuk dan dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam karya Pramoedya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Tetralogi Pulau Buru merepresentasikan identitas keberagaman yang kompleks dan dinamis, di mana identitas nasional terbentuk dari interaksi antara budaya lokal (Jawa, Cina) dan global (Eropa). Perjuangan tokoh utama, Minke, merupakan simbol perjuangan menemukan identitas di tengah pluralitas budaya dan kolonialisme. Implikasi dari pembelajaran mikro sastra di sekolah menengah atas adalah bahan ajar yang memungkinkan siswa memahami isu keberagaman melalui pengajaran berbasis digital yang ringkas dan terfokus. Pola ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis dan sikap inklusif terhadap keberagaman. Penelitian ini menawarkan kontribusi penting dalam mengintegrasikan studi sastra dan keberagaman dalam konteks pendidikan sastra di sekolah menengah atas.