Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK DAN INFERTILITAS Sirait, Batara Imanuel
Jurnal Ilmiah Widya Vol 5 No 3 (2019)
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1231.283 KB)

Abstract

Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan kelainan poligenik dengan beragam fenotipe yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi. SOPK dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil dan juga mengganggu kualitas hidupnya. Penanganan yang efektif melibatkan pendekatan tim multidisiplin. SOPK ditandai dengan adanya kelebihan hormon androgen, disfungsi ovulasi dan morfologi polikistik ovarium yang terlihat dari USG. Juga berkaitan dengan beberapa abnormalitas metabolik seperti resistensi insulin dan obesitas yang memainkan peran penting pada patofisiologi SOPK khususnya memberi dampak negatif pada fungsi ovarium dan infertilitas. Penanganan dapat dilakukan dengan berbagai modalitas mulai dari perubahan gaya hidup sampai terapi seperti pemberian obat-obatan dan operasi minimally invasive. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan bahwa SOPK merupakan keadaan kronis yang bila tidak ditangani segera berpotensi untuk berdampak buruk terhadap kesehatan wanita jangka panjang. Dengan metode yang digunakan adalah dengan melakukan penelusuran kepustakaan terkait atas makalah-makalah ilmiah hasil penelitian maupun laporan kasus dan tinjauan kasus mengenai SOPK dan infertilitas Dapat disimpulkan SOPK merupakan suatu keadaan yang banyak dialami wanita usia reproduksi. Datang dengan keluhan gangguan haid, sulit hamil maupun gejala hiperandrogenisme. Deteksi dini dan penanganan komprehensif lebih awal akan berdampak baik pada kesehatan wanita secara umum maupun kesehatan reproduksinya.
JUMLAH SPERMA MOTIL YANG MEMBERIKAN KEBERHASILAN TERTINGGI PADA INSEMINASI INTRA UTERIN DI MORULA IVF JAKARTA PERIODE JUNI – OKTOBER 2018 Charit, Adwyna Bonniela; Sirait, Batara Immanuel
E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan Vol. 2 No. 1 (2020)
Publisher : E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infertilitas adalah kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih setelah berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. Infertilitas dapat disebabkan akibat faktor pria maupun wanita. Inseminasi intra uterin (IIU) adalah salah satu bentuk pengobatan infertilitas. Prosedur yang dilakukan adalah memasukkan sperma yang telah melalui proses preparasi ke dalam kavum uteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sperma motil yang memberikan keberhasilan tertinggi pada inseminasi intra uterin di Morula IVF Jakarta periode Juni – Oktober 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil secara retrospektif dengan penelusuran dokumen terdahulu yaitu rekam medis pasien yang menjalani inseminasi intra uterin di Morula IVF Jakarta periode Juni sampai Oktober 2018. Hasil penelitian akan dianalisis secara univariat. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, tingkat keberhasilan inseminasi intra uterin adalah 10%. Rata-rata motilitas sperma yang memberikan keberhasilan tertinggi adalah 78,69% sedangkan rata-rata jumlah sperma motilnya adalah 6,47 juta/ml.
Risk-Based Evaluation of Large-Span Roof Building Structure using Roll Forming Construction Method to Increase Project Performance Batara Arifin Sirait; Yusuf Latief
Journal of International Conference Proceedings Vol 5, No 1 (2022): 2022 Malang ICPM Proceeding
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32535/jicp.v5i1.1460

Abstract

The large-span roof that is applied to many buildings nowadays are having some unique structural components, seen from its construction concept and design concept. Because of its uniqueness, several obstacles need to be considered. The application of roll forming machine in the making of the roof sheets can be used as a solution for several disputes that can happen while installing the large-span roof. The purpose of this research is to identify risk factors in large-span roof construction projects using the roll forming method. This research recruited 43 respondents in 24 different contractor companies. Based on the result of the questionnaire validation, this research analyzed 40 sub-variables need to be proceed into the qualitative risk analysis. Based on the outcome of the risk index assessment, there are 2 levels that need further scrutiny. It is the very high level of risk and the high level of risk. Regarding the risk level, some suggested strategy to improve the construction is to appoint an appropriate consultant, contractor, and construction management consultant, planning the detailed design and construction method, coordinate the roofing steel structure division, conduct some training for workers, and build a good collaboration between all stakeholders.Keywords: Construction Method, Large-span Roof, Project Management, Roll Forming, Risk Management, Roof Structure
The Utilization of Oocyte Cryopreservation Among Indonesia Women Batara Sirait; Nining Handayani; Ayu Mulia Sundari; Tri Aprilliana Wulandari; Ivan Sini; Arie Adrianus Polim; Muhammad Rizal; Arief Boediono
Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 16 No 2 (2022): Jurnal Profesi Medika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jakarta Kerja Sama KNPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33533/jpm.v16i2.5115

Abstract

Our study aims to assess the utilization of oocyte cryopreservation (OC) in Indonesian women. Data from 122 women who had undergone OC was retrospectively analyzed from medical records. The baseline profile, clinical characteristics, and main outcomes comprising intentions for oocyte vitrification and outcomes following oocyte warming were examined. Out of 122 women who underwent OC, 49 patients returned and use their cryopreserved oocytes with a median duration of storage was two months. Arranged from the greatest to the least, participants had undergone the cycle of OC due to sperm factor [51 (41.80%)], increased embryo availability [6 (12.1%)], postponement of marriage [6 (12.1%)], social reasons [10 (8.19%)], and other reasons [8 (6.55%)]. Meanwhile, treatment due to advanced maternal age [6 (4.91%)], poor ovarian reserve [6 (4.91%)], cancer [5 (4.09%)], PCOS [2 (1.63%)], and endometriosis [2 (1.63%)] was reported among remaining subjects. Clinical pregnancy was reported in 12 (40.0%) patients constituting of each 6 (50.0%) subjects of day-3 and day-5 embryo transfer, respectively. Our study demonstrated that sperm factor, increased embryo availability, and postponement of marriage is the main reason for women undergoing OC in Indonesia. 
Premature Ovarian Insufficiency (POI) pada Wanita 31 Tahun, Sebuah Laporan Kasus Sirait, Batara I.; Imaneli, Nurin A.; Amiria, Prita A.
Majalah Kedokteran UKI Vol. 38 No. 1 (2022): JANUARI - APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/mk.v38i1.5732

Abstract

Premature ovarian insufficiency (POI) adalah gangguan heterogen yang mempengaruhi sekitar 1% wanita < 40 tahun. POI ditandai dengan hipergonadotropin, hipoestrogenisme, dan amenore. Lima puluh persen kasus disebabkan oleh disgenesis ovarium. Pasien dengan POI beresiko mengalami komplikasi metabolik dan sistemik karena kadar esterogen yang rendah. Pada laporan kasus ini mempresentasikan wanita menderita POI dengan gangguan menstruasi selama beberapa tahun terakhir. Pasien dilakukan pemeriksaan USG transvaginal dan hormon anti-Müllerian (AMH) dengan hasil mengarah kepada POI. Pasien diberikan terapi pil KB yang mengandung kombinasi cyproterone acetate dan ethinyl estradiol, sehingga pasien mendapat menstruasi. Kata Kunci: Hipergonadotropin, Hipoestrogenisme, Esterogen, Menstruasi, USG Transvaginal Premature ovarian insufficiency (POI) is a heterogeneous disorder that affects approximately 1% of women < 40 years of age. POI is characterized by hypergonadotropin, hypoestrogenism, and amenorrhea. Fifty percent of cases are due to ovarian dysgenesis. Patients with POI are at risk for metabolic and systemic complications due to low estrogen levels. In this case report, we present a woman with POI has symptoms of menstrual disorders for the past few years. The patient underwent transvaginal ultrasound and Anti-Müllerian Hormone (AMH) examination with results leading to POI. The patient was given birth control pills containing a combination of Cyproterone acetate and Ethinyl estradiol, so that the patient got menstruation. Keywords: Hypergonadotropinism, Hypoestrogenism, Estrogen, Menstruation, Transvaginal Ultrasonography
The Efficacy of Emergency Contraception to Prevent Pregnancy: A Systematic Review and Meta-Analysis Simanjuntak, Tigor Peniel; Sihaloho, Resilia; Sirait, Batara Imanuel
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 6 Nomor 3 November 2023
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v6i3.574

Abstract

Objective: A systematic review and meta-analysis to determine the effectiveness of various emergency contraceptive methods to prevent pregnancy.Method: This study followed the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analyses (PRISMA) protocol. Data search used four databases, namely Pubmed, Google Scholar, Science Direct, and Wiley. Data that met the inclusion criteria were subjected to meta-analysis to analyze the combined proportion of data using MedCalc 20.012 software, calculation of a percentage of 95% Confidence Intervals (CI) and P<0.05, and heterogeneity test between studies.Results: There were 6 journals that met the criteria. Some of the contraceptives used as emergency contraception are: the copper IUD (CuIUD) with effectiveness reaching 100% in preventing pregnancy, levonorgestrel (LNG) 52-mg IUS with effectiveness reaching 99.95%, the levonorgestrel (LNG) 52-mg IUD with effectiveness reaching 99.7%, mifepristone 10 mg with effectiveness reaching 99.3%, mifepristone 5 mg with effectiveness reaching 98.8%, ulipristal acetate (UPA) 30 mg in pre-ovulatory women with effectiveness reaching 98.6%, levonorgestrel (LNG) 0.75 mg with effectiveness reaching 98.3%, yuzpe regimen with effectiveness reaching 98.2%, and ulipristal acetate (UPA) 30 mg in post-ovulatory women with effectiveness reaching 97.9%. The results of the proportion meta-analysis showed the proportion of pregnancies after the use of emergency contraceptive, which was 0.231% (95% CI 0.116–0.384) from 4,927 samples in 6 studies, and the results of the heterogeneity test between studies were found to be not meaningful (I2 = 0%). Conclusion: The emergency contraception used to prevent pregnancy is very effective with the results of a meta-analysis of the proportion of 0.231% (95% CI 0.116–0.384). This suggests that the percentage of pregnancies after emergency contraceptive use is quite low.Efektivitas Kontrasepsi Darurat untuk Mencegah Kehamilan: Tinjauan Sistematis dan Meta-AnalisisAbstrakTujuan: Tinjauan sistematis dan meta-analisis untuk mengetahui efektivitas berbagai metode kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan.Metode: Penelitian ini mengikuti protokol Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analyses (PRISMA). Pencarian data menggunakan empat database yaitu Pubmed, Google Scholar, Science Direct, dan Wiley. Data yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan meta analisis dengan analisis proporsi gabungan data menggunakan software MeldCalc 20.012, dilakukan perhitungan persentase 95% CI dan P<0.05, serta dilakukan uji heterogenitas antar studi.Hasil: Terdapat 6 jurnal yang memenuhi kriteria. Beberapa alat kontrasepsi yang digunakan sebagai kontrasepsi darurat yaitu: AKDR tembaga (CuIUD) dengan efektivitas mencapai 100% dalam mencegah kehamilan, levonorgestrel (LNG) 52-mg IUS dengan efektivitas mencapai 99,95%, levonorgestrel (LNG) 52-mg IUD dengan efektivitas mencapai 99,7%, mifepristone 10 mg dengan efektivitas mencapai 99,3%, mifepristone 5 mg dengan efektivitas mencapai 98,8%, ulipristal asetat (UPA) 30 mg pada wanita pre-ovulasi dengan efektivitas mencapai 98,6%, levonorgestrel (LNG) 0,75 mg dengan efektivitas mencapai 98,3%, yuzpe regimen dengan efektivitas mencapai 98,2%, dan ulipristal asetat (UPA) 30 mg pada wanita post-ovulasi dengan efektivitas mencapai 97,9%. Hasil meta analisis proporsi menunjukkan proporsi kehamilan setelah penggunaan kontrasepsi darurat yaitu 0,231% (95% CI 0,116–0,384) dari 4.927 sampel, serta hasil uji heterogenitas antar studi ditemukan tidak bermakna (I2 = 0%).Kesimpulan: Penggunaan kontrasepsi darurat sangat efektif dalam mencegah kehamilan dengan hasil meta analisis proporsi yaitu 0,231% (95%CI 0,116–0,384). Hasil tersebut menunjukkan bahwa persentase kehamilan setelah penggunaan kontrasepsi darurat cukup rendah.Kata kunci: Efektivitas, Kontrasepsi Darurat
Effectiveness of Aspirin Dose in Preventing Preeclampsia in High-Risk Group: A Meta-Analysis Simanjuntak, Tigor Peniel; Elena, Elena; Sirait, Batara Imanuel
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 2 July 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i2.848

Abstract

Introduction: Preeclampsia is hypertension that occurs after 20 weeks of pregnancy and is accompanied by impaired function of the mother’s organs or the uteroplacental unit. Purpose: To evaluate the efficacy of aspirin doses in preventing preeclampsia in high-risk populations. Method: This study follows the PRISMA protocol. The reviewers examined all the findings and selected studies that met the inclusion criteria and PICO analysis. Statistical analysis was performed using Review Manager 5.4 software. A total of 14 journals met the inclusion criteria with searches in four databases (PubMed, Science Direct, Google Scholar, and Plos One). Result: Aspirin significantly reduced the incidence of preeclampsia in the high-risk group (RR 0.83 [95% CI: 0.78, 0.88], P<0.00001), reducing the incidence of preeclampsia by 50 mg/day (RR 0.56 [95% CI: 0.36, 0.86] P=0.008), 60 mg/day (RR 0.87 [95% CI: 0.81, 0.93] P <0.0001), 75 mg/day (RR 0.54 [95% CI: 0.40, 0.73] P<0.0001), 80-81 mg/day (RR 0.72 [95% CI: 0.56, 0.94] P=0.02), and 150 mg/day, reduced the incidence of PE (P<0.00001). Conclusion: The results of the study show that the best dose of aspirin to prevent PE in high-risk groups is 75 mg/day.Efektivitas Dosis Aspirin untuk Mencegah Preeklamsia pada Kelompok Risiko Tinggi: Sebuah MetaanalisisAbstrakPendahuluan: Preeklamsia adalah hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan disertai dengan gangguan fungsi organ ibu atau uteroplasenta. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas dosis aspirin untuk mencegah preeklamsia pada kelompok risiko tinggi. Metode: Penelitian ini mengikuti protokol PRISMA. Para peninjau memeriksa semua temuan dan memilih penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan analisis PICO. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Review Manager 5.4. Terdapat 14 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dengan pencarian di 4 database (PubMed, Science Direct, Google Scholar, dan Plos One). Hasil: Aspirin secara signifikan menurunkan kejadian preeklampsia pada kelompok risiko tinggi (RR 0,83 [95% CI: 0,78, 0,88], P<0,00001), menurunkan kejadian preeklamsia sebesar 50 mg/hari (RR 0.56 [95% CI: 0.36, 0.86] P=0.008), 60 mg/hari (RR 0.87 [95% CI: 0,81, 0.93] P <0,0001), 75 mg/hari (RR 0,54 [95% CI: 0,40, 0,73] P<0,0001), 80-81 mg/hari (RR 0,72 [95% CI: 0,56, 0,94] P=0,02), dan 150 mg/hari, mengurangi kejadian PE (P<0,00001). Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis aspirin terbaik untuk mencegah PE pada kelompok risiko tinggi adalah 75 mg/hari.
PENGARUH FRAGMENTASI DNA SPERMA TERHADAP ANGKA FERTILISASI DAN EMBRIOGENESIS: EFFECT OF SPERM DNA FRAGMENTATION ON FERTILIZATION AND EMBRYOGENESIS RATE Sirait, Batara Imanuel
HelFin Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/helfin.v1i2.5835

Abstract

Latar Belakang: Pemeriksaan fragmentasi DNA sperma sudah mulai banyak digunakan dalam upaya memperoleh keturunan pada pasangan subfertil yang mengikuti program bayi tabung. Pemeriksaan sperm chromatin dispersion merupakan salah satu pemeriksaan dengan metodologi yang simpel dan relatif mudah dilakukan untuk kepentingan klinis. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh fragmentasi DNA sperma terhadap angka fertilisasi dan embriogenesis. Metode: Penelitian observasional ini dilakukan dengan mengambil sampel semen pria dari pasangan infertil yang mengikuti program IVF-ICSI, dilakukan pemeriksaan analisis sperma WHO dan penilaian indeks fragmentasi DNA sperma. Setelah dilakukan ICSI kemudian dilakukan penilaian fertilisasi dan embriogenesis. Selanjutnya dilakukan analisis dengan menghitung korelasi. Rancangan penelitian adalah cross sectional untuk melihat korelasi antara indeks fragmentasi DNA sperma dengan angka fertilisasi dan embriogenesis. Untuk analisis beda rerata 2 kategori menggunakan independent sample t-test sedangkan yang lebih dari 2 kategori memakai anova. Analisis untuk jenis variabel kategorikal menggunakan chi-square test. Hasil: Pada periode penelitian selama 10 bulan, jumlah subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi adalah 29 pasangan infertil dengan 29 sampel sperma ejakulat dan 200 oosit. Dari analisis indeks fragmentasi DNA sperma dengan angka fertilisasi terlihat bahwa fertilisasi yang baik (Z1 dan Z2) lebih banyak terdapat pada kelompok dengan indeks fragmentasi DNA sperma £30%, dan berbeda bermakna secara statistik dengan p<0.05, dan dari analisis indeks fragmentasi DNA sperma dengan skoring embrio terlihat skoring embrio yang lebih baik (grade A dan B) pada kelompok indeks fragmentasi DNA sperma £30%, yang tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Angka fragmentasi DNA sperma dapat menunjukkan hubungan negatif dengan angka fertilisasi tetapi tidak dapat menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan angka embriogenesis. Terlihat hubungan yang bermakna secara statistik antara parameter analisis sperma WHO dengan indeks fragmentasi DNA yang diperiksa menggunakan metode SCD.