Claim Missing Document
Check
Articles

TATA LAKSANA UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUKU OSING DI DESA KEMIREN BANYUWANGI RATNA SARI, LINDA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Tribe
TATA LAKSANA UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUKU OSING DI DESA KEMIREN BANYUWANGI RATNA SARI, LINDA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Tribe
TATA LAKSANA UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUKU OSING DI DESA KEMIREN BANYUWANGI RATNA SARI, LINDA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Tribe
TATA LAKSANA UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUKU OSING DI DESA KEMIREN BANYUWANGI RATNA SARI, LINDA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Tribe
TATA LAKSANA UPACARA PERNIKAHAN ADAT SUKU OSING DI DESA KEMIREN BANYUWANGI RATNA SARI, LINDA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suku Osing di Desa Kemiren mempunyai tradisi sendiri dalam melaksanakan upacara pernikahan adat yang merupakan warisan budaya lokal. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) tradisi pra pernikahan dan tahapan tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi serta maknanya, dan (2) menggali lebih dalam bagaimana upaya masyarakat suku Osing di Desa Kemiren Banyuwangi dalam melestarikan upacara pernikahan adat. Hasil penulisan artikel menunjukkan bahwa tradisi pra pernikahan pada suku Osing di Banyuwangi terbagi menjadi tiga macam yaitu: angkat-angkatan atau lamaran, kawin colong, dan ngleboni. Tata laksana upacara pernikahan adat suku Osing di Desa Kemiren memiliki beberapa prosesi antara lain: ngirim doa, mbuka terop, mocoan lontar Yusuf, akad nikah, sedekahan, arak-arakan atau surup (memiliki beberapa persayaratan yang harus dipenuhi yaitu, godong kolang-kaling, bokor kinangan, peras suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem, cingkek, dan bantal kloso), petekan, ngosek ponjen, hiburan, dan yang terakhir mbuang kuro. Upaya melestarikan tradisi adat istilah kawin upek-upekan merupakan tradisi pernikahan yang hanya dilakukan dengan sesama masyarakat suku Osing Desa Kemiren, serta tidak meninggalkan beberapa prosesi upacara adat desa tersebut. Kata Kunci: Pernikahan, Upacara Adat, Suku Osing Abstract The Osing tribe in Kemiren Village has their own traditions in carrying out traditional wedding ceremonies which are local cultural heritage. The writing of this scientific article aims to describe (1) the pre-wedding traditions and rules of conduct of the Osing tribal wedding ceremony in Kemiren Banyuwangi Village and their meaning, and (2) further help about the Osing tribe community in the Kemiren Banyuwangi Village in preserving traditional wedding ceremonies. Articles about Osing in Banyuwangi are divided into three types, namely: lift-up or application, mating funnel, and ngleboni. The Osing traditional wedding ceremonies in Kemiren Village have several processions including: sending prayers, mbuka terop, mocan lontar Yusuf, marriage covenant, almsgiving, procession or fading of kinangan bowl, squeezing suhun, bokor kendi, picis punjen, petek ngerem brakes, cingkek, and kloso pillows), petekan, gossiping, entertainment, and finally throw away the kuro. The effort to preserve traditional traditions by marriage of upek-upekan is a marriage tradition that is only carried out with fellow Osing tribe community in Kemiren Village, and does not participate in some processions of the villages traditional ceremonies. Keywords: Marriage, Traditional Ceremony, Osing Tribe
PELATIHAN TATA RIAS DASAR BAGI REMAJA EKONOMI LEMAH DESA TULUNGREJO KABUPATEN KEDIRI FEBRIAN CHRISTININGTYAS, DWI; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengelolaan pelatihan tata rias dasar bagi remaja ekonomi lemah di Tulungrejo, 2) aktivitas peserta pelatihan remaja desa tulungrejo, 3) hasil merias wajah pada remaja dusun tulungrejo kecamatan pare sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan, 4) respon peserta terhadap pelatihan tata rias wajah. Metode penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan desain pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pengelolaan pelatihan, lembar observasi aktivitas peserta, lembar tes hasil pelatihan dan lembar angket respon peserta. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t atau paired sample t-test dengan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) keterlaksanaan pengelolaan pelatihan sangat baik, 2) ktivitas peserta sangat baik, 3) nilai rata-rata Pretest dan Posttest dengan perhitungan taraf signifikansi menggunakan uji t test dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa ada peningkatan kompetensi keterampilan merias setelah dilakukan treatment atau pelatihan merias wajah, 4) respon peserta, diketahui bahwa peserta bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelatihan merias wajah. Kata Kunci: Pelatihan Tata rias Desa Tulungrejo ABSTRACT This study aims to find out 1) the management of basic cosmetology training for economically weak youth in Tulungrejo, 2) the activities of youth training participants in Tulungrejo village, 3) the results of makeup on teenagers in Tulungrejo hamlet, Pare sub-district before and after the training, 4) participant responses to face makeup training. This research method is a pre-experimental design with pretest and posttest. The instrument used for data collection in this study used the observation sheet of the management of the training, the observation sheet of the participants activity, the test sheet of the results of the training and the participants questionnaire response sheet. Data analysis techniques in this study used a t-test or paired sample t-test with SPSS 16 applications. The results showed that 1) the management of the training was very good, 2) the participants were very good, 3) the pretest and posttest average values ??with calculations significance level using t test with SPSS 16 shows that there is an increase in the competency of makeup skills after treatment or training in makeup, 4) participant responses, it is known that participants are excited and enthusiastic in taking makeup training. Keywords: Make-up Training in Tulungrejo Village.
PELATIHAN TATA RIAS DASAR BAGI REMAJA EKONOMI LEMAH DESA TULUNGREJO KABUPATEN KEDIRI FEBRIAN CHRISTININGTYAS, DWI; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengelolaan pelatihan tata rias dasar bagi remaja ekonomi lemah di Tulungrejo, 2) aktivitas peserta pelatihan remaja desa tulungrejo, 3) hasil merias wajah pada remaja dusun tulungrejo kecamatan pare sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan, 4) respon peserta terhadap pelatihan tata rias wajah. Metode penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan desain pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pengelolaan pelatihan, lembar observasi aktivitas peserta, lembar tes hasil pelatihan dan lembar angket respon peserta. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t atau paired sample t-test dengan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) keterlaksanaan pengelolaan pelatihan sangat baik, 2) ktivitas peserta sangat baik, 3) nilai rata-rata Pretest dan Posttest dengan perhitungan taraf signifikansi menggunakan uji t test dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa ada peningkatan kompetensi keterampilan merias setelah dilakukan treatment atau pelatihan merias wajah, 4) respon peserta, diketahui bahwa peserta bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelatihan merias wajah. Kata Kunci: Pelatihan Tata rias Desa Tulungrejo ABSTRACT This study aims to find out 1) the management of basic cosmetology training for economically weak youth in Tulungrejo, 2) the activities of youth training participants in Tulungrejo village, 3) the results of makeup on teenagers in Tulungrejo hamlet, Pare sub-district before and after the training, 4) participant responses to face makeup training. This research method is a pre-experimental design with pretest and posttest. The instrument used for data collection in this study used the observation sheet of the management of the training, the observation sheet of the participants activity, the test sheet of the results of the training and the participants questionnaire response sheet. Data analysis techniques in this study used a t-test or paired sample t-test with SPSS 16 applications. The results showed that 1) the management of the training was very good, 2) the participants were very good, 3) the pretest and posttest average values ??with calculations significance level using t test with SPSS 16 shows that there is an increase in the competency of makeup skills after treatment or training in makeup, 4) participant responses, it is known that participants are excited and enthusiastic in taking makeup training. Keywords: Make-up Training in Tulungrejo Village.
PENGARUH PENGAPLIKASIAN MASKER “ACTIVATED CHARCOAL” UNTUK MENGURANGI KADAR SEBUM PADA KULIT WAJAH BERMINYAK FAHRURI, FITRIA; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Masker adalah sediaan kosmetik untuk perawatan kulit wajah yang memiliki banyak manfaat. Masker alami berbahan dasar arang aktif atau ?Activated Charcoal? bermanfaat untuk mengatasi permasalahan kulit seperti mengurangi minyak, kotoran di wajah serta mengatasi kulit wajah berjerawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian masker ?activated charcoal? untuk mengurangi kadar sebum pada jenis kulit wajah berminyak. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaplikasian masker arang aktif ?activated charcoal? dengan perlakuan X1(satu kali treatment dalam satu minggu), X2(dua kali treatment dalam satu minggu), dan X3(tiga kali treatment dalam satu minggu). Variabel terikat dari penelitian ini adalah reaksi kulit, kelembutan/kehalusan kulit, kondisi kulit, penurunan kadar minyak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yang melibatkan 15 orang responden. Analisis data penelitian ini menggunakan Anava one way yang dilanjutkan dengan Uji Duncan menggunakan program SPSS versi 21. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker yang memiliki pengaruh terbaik adalah masker X3 dengan proporsi 6 gram bubuk masker ?activated charcoal? dengan pengaruh pada wajah yaitu 1) kadar sebum pada kulit wajah berminyak mengalami penurunan, 2) kondisi kulit wajah mengalami perubahan menjadi lebih lembab dan halus. Kata Kunci: perawatan kulit, kulit berminyak, ?activated charcoal?
EFEK PERBEDAAN HASIL STYLING TERHADAP JENIS RAMBUT QOYYUM BELANTIKA TAFIFASARI, ERIAN; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang sangat penting sebagai penunjang penampilan wanita maupun pria. Perkembangan dalam dunia kecantikan, banyak wanita berambut keriting mulai percaya diri dengan gaya rambut mereka dan merawatnya dengan baik. Pengeritingan adalah potongan rambut yang diputar secara spiral untuk menghasilkan berbagai bentuk dan efek. Hair Styling adalah proses menata rambut yang dilakukan untuk menghasilkan gaya rambut tertentu. Perkembangan tidak hanya pada gaya rambutnya saja, tetapi juga memberi efek yang besar terhadap teknik?teknik dan alat yang digunakan dalam pengeritingan. Salah satu teknologi yang berkembang yaitu pengeritingan menggunakan alat listrik. Alat tersebut biasa disebut dengan Culry Iron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis rambut pada styling rambut terhadap ketahanan bentuk ikal menggunakan Curly Iron. Jenis penelitian yang digunakan Pre-Experimental (One-Shot Case Study). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah obsever, melibatkan 20 observer yang terdiri dari 1 dosen tata rias dan 19 mahasiswa tata rias yang telah lulus mata kuliah pengeritingan. Berdasarkan hasil analisis dari 3 aspek yang diamati maka hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga jenis rambut, jenis rambut kering memiliki efek paling baik terhadap ketahanan bentuk ikal pada styling rambut dengan mendapat nilai rata-rata tertinggi 3,53. Sedangkan pada jenis rambut normal mendapat nilai rata-rata 3,17 dan jenis rambut berminyak 2,97. Kata Kunci: styling rambut, ketahanan bentuk ikal rambut. Abstrack Hair is one of the most important parts of the human body to support the appearance of women and men. Developments in the world of beauty, many curly-haired women have begun to believe in their hairstyles and take good care of them. Curling is a piece of hair that is rotated in a spiral to produce various shapes and effects. Hair Styling is the process of styling your hair to produce a certain hair style. The development not only in the hair style, but also gives a great effect on the techniques and tools used in curling. One technology that is developing is curling using an electric tool. The tool is usually called the Culry Iron. This study aims to determine the effect of different types of hair on hair styling on curl resistance using Curly Iron. The type of research used is Pre-Experimental (One-Shot Case Study). The data collection method used was an obsever, involving 20 observers consisting of 1 cosmetology lecturer and 19 cosmetology students who had passed the curling course. Based on the analysis of the 3 aspects observed, the results showed that of the three hair types, dry hair type has the best effect on curl shape resistance in hair styling with the highest average value of 3.53. Whereas the normal hair type gets an average value of 3.17 and 2.97 oily hair types. Keywords: hair styling, endurance curls shape.
EFEK PERBEDAAN HASIL STYLING TERHADAP JENIS RAMBUT QOYYUM BELANTIKA TAFIFASARI, ERIAN; SINTA MEGASARI, DINDY
Jurnal Tata Rias Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Tata Rias

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Rambut merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang sangat penting sebagai penunjang penampilan wanita maupun pria. Perkembangan dalam dunia kecantikan, banyak wanita berambut keriting mulai percaya diri dengan gaya rambut mereka dan merawatnya dengan baik. Pengeritingan adalah potongan rambut yang diputar secara spiral untuk menghasilkan berbagai bentuk dan efek. Hair Styling adalah proses menata rambut yang dilakukan untuk menghasilkan gaya rambut tertentu. Perkembangan tidak hanya pada gaya rambutnya saja, tetapi juga memberi efek yang besar terhadap teknik?teknik dan alat yang digunakan dalam pengeritingan. Salah satu teknologi yang berkembang yaitu pengeritingan menggunakan alat listrik. Alat tersebut biasa disebut dengan Culry Iron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis rambut pada styling rambut terhadap ketahanan bentuk ikal menggunakan Curly Iron. Jenis penelitian yang digunakan Pre-Experimental (One-Shot Case Study). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah obsever, melibatkan 20 observer yang terdiri dari 1 dosen tata rias dan 19 mahasiswa tata rias yang telah lulus mata kuliah pengeritingan. Berdasarkan hasil analisis dari 3 aspek yang diamati maka hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga jenis rambut, jenis rambut kering memiliki efek paling baik terhadap ketahanan bentuk ikal pada styling rambut dengan mendapat nilai rata-rata tertinggi 3,53. Sedangkan pada jenis rambut normal mendapat nilai rata-rata 3,17 dan jenis rambut berminyak 2,97. Kata Kunci: styling rambut, ketahanan bentuk ikal rambut. Abstrack Hair is one of the most important parts of the human body to support the appearance of women and men. Developments in the world of beauty, many curly-haired women have begun to believe in their hairstyles and take good care of them. Curling is a piece of hair that is rotated in a spiral to produce various shapes and effects. Hair Styling is the process of styling your hair to produce a certain hair style. The development not only in the hair style, but also gives a great effect on the techniques and tools used in curling. One technology that is developing is curling using an electric tool. The tool is usually called the Culry Iron. This study aims to determine the effect of different types of hair on hair styling on curl resistance using Curly Iron. The type of research used is Pre-Experimental (One-Shot Case Study). The data collection method used was an obsever, involving 20 observers consisting of 1 cosmetology lecturer and 19 cosmetology students who had passed the curling course. Based on the analysis of the 3 aspects observed, the results showed that of the three hair types, dry hair type has the best effect on curl shape resistance in hair styling with the highest average value of 3.53. Whereas the normal hair type gets an average value of 3.17 and 2.97 oily hair types. Keywords: hair styling, endurance curls shape.