p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Distilasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN UBI KAYU (Manihot Esculenta Crantz) MENJADI BIOETANOL DENGAN MENKAJI PENGARUH TEMPERATUR, BERAT RAGI DAN LAMA FERMENTASI Juniar, Heni
Jurnal Distilasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v1i1.900

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan biomassa yang mengandung komponen pati atau selulosa) dan diproses secara biologi yaitu dengan enzimatik dan fermentasi. Kadar bioetanol yang dihasilkan akan semakin tinggi sampai waktu fermentasi maksimum (3 hari) karena pada  hari ketiga khamir berada fase pertumbuhan logaritma, dimana khamir mengalami kecepatan pembelahan tertinggi, dan setelah waktu maksimum kadar bioetanol yang dihasilkan menurun. Kadar bioetanol maksimum yang dihasilkan pada hari ke tiga yaitu sebesar 12,15 %. Semakin tinggi suhu fermentasi, maka kadar bioetanol yang dihasilkan akan semakin menurun. Kadar bioetanol tertinggi dihasilkan pada suhu 20 0C sebesar 12, 15 % dan terendah pada suhu 30 0C sebesar 0,40 %. Semakin besar berat ragi yang digunakan, maka akan semakin tinggi kadar bioetanol yang dihasilkan. Kadar bioetanol terbesar dihasilkan pada berat ragi 10 gram sebesar 12,15 %. Pada penelitian ini didapatkan kadar bioetanol tertinggi pada variabel suhu fermentasi 20 0C, waktu fermentasi 3 hari dan konsentrasi ragi sebanyak 10 gram
PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT SEBAGAI ADSORBEN PENURUNAN KANDUNGAN LOGAM PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PENCUCIAN KAIN TENUN Karim, Arief; Juniar, Heni
Jurnal Distilasi Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Distalasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v3i2.2933

Abstract

Limbah logam dalam bentuk larutan merupakan buangan dari suatu proses produksi industri dan pada umumnya limbah logam tersebut sulit untuk dipisahkan. Limbah logam dapat menimbulkan pencemaran air sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan kelestarian lingkungan. Salah satu industri yang menghasilkan limbah logam dalam bentuk larutan adalah industri textil kain tenun jumputan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pengolahan yang dapat mengurangi kadar ion logam dari larutan. Pada penelitian ini akan dipelajari pengurangan kadar ion logam Cr dalam limbah cair kain jumputan menggunakan limbah karbit sebagai adsorbent. Limbah karbit itu sendiri adalah hasil samping dari proses pengelasan dan alasan utama senyawa ini di pilih sebagai adsorbent adalah di karenakan ukuran senyawa limbah karbit sangat kecil dan halus, di mana semakin kecil ukuran butir maka semakin besar permukaan, sehingga dapat mengadsorpsi kontaminan makin banyak. Proses adsorpsi itu sendiri adalah peristiwa penyerapan fluida, baik cair maupun gas oleh permukaan padatan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mempelajari karakterisasi kurva penyerapan yang berguna untuk mengetahui kemampuan limbah karbit sebagai adsorben dalam menyerap ion-ion logam Kromium (Cr), sehingga dapat digunakan sebagai adsorben alternatif dengan metode fixed bed adsorption.
PENGARUH MASSA OSSEIN DAN WAKTU EKSTRAKSI GELATIN DARI TULANG IKAN TENGGIRI DENGAN PERENDAMAN ASAM SITRAT BELIMBING WULUH Fernianti, Dewi; Juniar, Heni; Dwiayu Adinda, Nola
Jurnal Distilasi Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v5i2.3027

Abstract

Kota Palembang terkenal dengan berbagai  makanan  olahan  yang  berasal  dari  ikan,  seperti  pempek,  kerupuk, tekwan,  model,  dan  sebagainya.  Ikan yang banyak digunakan dalam makanan olahan tersebut ialah ikan tenggiri. Ikan tenggiri ini memiliki potensi untuk digunakan dalam pembuatan gelatin karena ikan tenggiri merupakan jenis ikan bertulang keras yang mengandung kolagen  berkisar  dari  15-17%. Salah  sumber gelatin halal yang murah dan mudah didapat adalah tulang ikan terutama tulang ikan tenggiri. Belimbing wuluh merupakan salah satu asam organik yang digunakan sebagai pengubah serat kolagen menjadi gelatin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh massa ossein dan waktu ekstraksi terhadap kualitas gelatin yang dihasilkan yaitu yield, kadar protein, kadar air, kadar abu dan nilai pH. Penelitian ini dilakukan juga pengujian kekuatan gel, viskositas dan kandungan logam yang terkandung dalam gelatin. Proses ekstraksi dilakukan dengan suhu 70oC dan massa 50, 100, 150, 200, dan 250 gram masing – masing selama 1, 2, dan 3 jam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dihasilkan gelatin dengan kondisi optimum pada suhu ekstraksi 250 gram selama 3 jam dengan % yield sebesar 6%, kadar protein sebesar 75,92%, kadar air sebesar 8,83%, kadar abu sebesar 3,75%, bernilai pH 6. Didapatkan juga hasil kekuatan gel dan viskositas masing-masing sebesar 61,0468 gbloom dan 29,8308 cPs. Gelatin yang dihasilkan dari penelitian ini mengandung logam seng (Zn) dan tembaga (Cu) masing-masing sebesar 97,87 mg/kg dan 28,43 mg/kg.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI PATI UBI TALAS (COLOCASIA L. SCHOOT) DENGAN PROSES HIDROLISIS Herawati, Netty; Juniar, Heni; Setiana, Rizky Wahyu
Jurnal Distilasi Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v6i1.3376

Abstract

Talas merupakan tanaman dari jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu bahan pangan non beras yang bergizi cukup tinggi,terutama kandungan karbohidratnya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk bahan baku pembuatan etanol (Retno, 2017). Bioetanol diproduksi dari hasil fermentasi yeast yaitu Saccharomyces sp. yang mengkonversi glukosa menjadi etanol dan gas karbondioksida. Untuk mendapatkan glukosa, bahan baku berupa pati sebelumnya dipecah terlebih dahulu menjadi bahan yang lebih sederhana melalui proses hidrolisa pati dengan enzim. Hasil pembuatan etanol dari talas didapatkan  kadar etanol paling tinggi pada waktu fermentasi 7 hari dan penambahan NPK sebanyak 20 gram yaitu 48,2 %. Penelitian dilakukan dengan metode hidrolisis enzim. Enzim yang digunakan yaitu ?-amilase dan glukoamilase dengan penambahan volume masing-masing ?-amilase  (0,5;1,0;1,5;2,0;2,5) ml dan glukoamilase (0,5;0,8;1,1;1,4;1,6) ml. Sari talas yang sudah dipisahkan dari ampasnya, lalu dihidrolisis pada suhu 96 °C, dilanjutkan fermentasi selama 7 hari, dan destilasi pada suhu 90 °C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi dan konsentrasi enzim terhadap produksi bioetanol yang dihasilkan yaitu densitas, indeks bias, dan titik nyala. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil optimal pada proses pembuatan bioetanol dari umbi talas yaitu sebanyak 33,4 ml pada enzim glukoamilase dengan konsentrasi 1,4 ml dengan kadar glukosa 11,98%, kadar bioetanol sebesar 50,46%, %rendemen sebesar 2,9153%, densitas bioetanol sebesar 0,87284 gr/ml, indeks bias sebesar 1,3490 dan titik nyala sebesar 28 °C.