Claim Missing Document
Check
Articles

Evaluasi Mutu Kukis Yang Disubstitusi Tepung Sukun (Artocarpus communis) Berbasis Minyak Sawit Merah (Msm), Tepung Tempe dan Tepung Udang Rebon (Acetes erythraeus) Murni, Tri; Herawati, Netty; ', Rahmayuni
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian Vol 1, No 1 (2014): Wisuda Februari Tahun 2014
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main material in making cookies is wheat flour and it also can be substituted by the using of sukun flour. The purpose of changing that flour is for getting the cookies whit the good content of nutrient and indirectly it also can decrease the depended of wheat flour which is import product and the content of gluten that has negative effect for the autism children. The purpose of this research is to learn about the formulation of making cookies that the main maetial is sukun flour based red palm oil, tempe flour, and shrimp flour rebon and to know about the receptive of panelist toward the cookies that is produced. This research is held experimentally by using Complete Randomized Design (CRD) consisting of four treatments and four replications. The treatmen that is hoal are SKA (wheat flour 100%, sukun flour 0%), SKB (wheat flour 66,6%, sukun flour 33,4%), SKC (wheat flour 33,4%, sukun flour 66,6%), SKD (wheat flour 0%, sukun flour 100%). Based on chemical analysis and assessment of organoleptic, the best cookies is SKD which has a moisture content (3,93%), ash content (2,34%), protein levels (10,30%), and it can be received by adult and children panelist. Key words: Cookies, wheat flour, and sukun flour
PEMBUATAN BIOETANOL DARI TANAH GAMBUT DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI Roni, Kiagus Ahmad; Herawati, Netty; Rahman, Arman Aulia
Jurnal Distilasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan energi baru dan terbaharukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioethanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini.Tanah gambut merupakan salah satusumber bioethanol yang sangatpotensialkerenapersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioethanol berbasis Tanah gambut dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Dari penelitian ini didapatkan bahwapemanfaatanproduksampingdari proses produksi bioethanol akan meningkatkann performa lingkungan dan energy bioetanol hingga 30-70%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengembangan bioetanol dari bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika di bandingankan dengan hasil yang serupa di Negara lain.
PENGUATAN ORIENTASI KECINTAAN NKRI DI PERBATASAN KALIMANTAN BARAT-SERAWAK Herawati, Netty; Sunyata, Lina
Masyarakat Telematika Dan Informasi : Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol 4, No 1 (2013): Masyarakat Telematika Dan Informasi : Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan
Publisher : Kementerian Komunikasi dan Informatika R.I.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The border region is a leading foothold in projecting the country’s defense forces. It does not only serve as physical sovereignty’s boundary, but also as “frontier” or avant garde to expand influence (sphere of influence) in articulating the national interest defense dimension. Relating to the role and position of the border region the concept of nationalism in the public dissemination of the border line of defense is needed in order to face the threat of a dimensionless nirmiliter economic, political, technological and socio-cultural values that can threaten the stability and existence of the state. Explorative qualitative research methods that take location in West Kalimantan-Sarawak border shows that: (a). National insight of the border line society is strong enough in moral aspects but weak in intellectual aspects. Weak understanding and application of the concept of nationalism from the intellectual aspect of environmental factors supported a minimal border infrastructure as well as the patterns of interaction that are inferior-superior to the citizens of Malaysia, over time is expected to decrease the sense of love and orientation to the Homeland; (b). Society still lags well as being away from the centers of economic growth into one of the country’s defense weak point; (c). Socialization national insight through strategy communicators, audiences approach, analysis of information needs as well as packaging the message, message simplification and modification message to the people of the border line to ensure the effective dissemination to strengthen the concept of nationalism and love for the Homeland orientation in order to strengthen the country’s defense system
MODEL PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT SEBAGAI BENTUK KOMUNIKASI SOSIAL CSR PERUSAHAAN UNTUK MENGANTISIPASI MUNCULNYA KONFLIK ANTARA PERUSAHAAN, KARYAWAN DAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN PERBATASAAN KALIMANTAN BARATSARAWAK Herawati, Netty; Sunyata, Lina; Sunyata, Lina
PROSIDING KOMUNIKASI PROSIDING : AKSELERSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT LOKAL MELALUI KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI (BUKU
Publisher : PROSIDING KOMUNIKASI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.493 KB)

Abstract

Reorientasi penanganan pembangunan kawasan perbatasan dari orientasi keamanan (security approach) menjadi pendekatan kesejahteraan (prosperity approach), mengharuskan komitmen pemerintah, kesiapan masyarakat serta minat dan dukungan pihak swasta untuk mengatasi kesenjangan pembangunan wilayah dengan negara tetangga. Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah, mengamanatkan penciptaan kesempatan kerja, sekaligus mempertimbangkan karakteristik penduduk lokal sehingga dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Guna mempercepat dan memperkuat pembangunan ekonomi sesuai dengan keunggulan dan potensi strategis wilayah perbatasan Kalimantan Barat, perlu dibuat suatu konsep pembangunan berkelanjutan di kawasan parbatasan yang memiliki potensi pengembangan perkebunan kelapa sawit. Salah satu alternatif pemecahan masalah pembangunan kawasan perbatasan yang dapat dilakukan adalah memberdayakan ekonomi masyarakat lokal untuk meningkatkan daya tahan sosial ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat pertahanan keamanan negara dari sisi nir militer. Pengembangan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang diterapkan di berbagai tempat selama ini diwarnai oleh berbagai masalah. Salah satunya dijumpai dalam bentuk konflik antara perusahaan dengan karyawan dan masyarakat lokal maupun dengan pemerintah. Masalah ini perlu diatasi untuk menjamin proses pembangunan perkebunan secara berkelanjutan. Melalui penelitian multi tahun (2014-2016) dilakukan penelitian tentang pemberdayaan masyarakat yang melibatkan masyarakat dan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sepanjang Inti Surya Utama 2 (PT SISU 2). Kegiatan ini menggunakan pendekatan ekploratif (kualitatif) dengan penentuan informan secara purposive dan dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, pengumpulan dokumen dan Focuse Group discussion (FGD). Lokasi penelitian ini tepatnya berada di wilayah lini satu perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak di Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Salah satu hasil penelitian ini ada lah berupa model program pemberdayaan ekonomi masyarakat berupa Program Budidaya Tanaman Organik. Program ini dijabarkan dalam bentuk kerjasama bagi hasil antara CSR Perusahaan Kelapa Sawit dengan karyawan dan masyarakat lokal dimana perusahaan memberikan bantuan berupa pelatihan budidaya tanaman organik, bantuan bibit, pupuk serta akses pemasaran. Keunggulan dari model program budidaya tanaman organik ini antara lain dapat merubah mindset masyarakat yang semula hanya berorientasi untuk bekerja sebagai buruh di perusahaan sementara kapasitas lowongan pekerjaan di perusahaan semakin terbatas. Disamping itu, selain dapat meningkatkan pendapatan, pekerja dan masyarakat pun dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang sebelumnya hanya mengandalkan sayur dari hutan atau membeli sayur yang didatangkan dari tempat lain dengan harga yang mahal. Hasil penelitian berupa model program pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal di kawasan perbatasan diharapkan memberikan manfaat yang luas seperti : 1) peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit yang bekerja di perusahaan perkebunan; 2) mengurangi potensi konflik dengan menumbuhkan hubungan harmonis antara petani dengan perusahaan untuk menjamin pembangunan perkebunan berkelanjutan, dan 3) meningkatnya pertahanan keamanan dari aspek sosial masyarakat di kawasan perbatasan negara. Pada akhirnya pendekatan pembangunan kawasan perbatasan dengan pendekatan kolaboratif ini diharapkan menjadi alternatif model yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasahan kompleks yang mewarnai kehidupan masyarakat perbatasan yang selama ini terisolir dan tertinggal. Kata kunci: komunikasi, partisipatif, pemberdayaan ekonomi, perbatasan, kesejahteraan.
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG PEDAGANG JAGUNG REBUS DAN RUMAH TANGGA SEBAGAI BAHAN BAKAR ENERGI TERBARUKAN DENGAN PROSES KARBONISASI Rifdah, Rifdah; Herawati, Netty; Dubron, Faisal
Jurnal Distilasi Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v2i2.1202

Abstract

Biomassa merupakan sumber energi potensial yang dapat dikembangkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar dari fosil. Biomassa dapat diubah menjadi briket arang yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi seperti untuk proses pengeringan dalam pengolahan karet remah dan sit asap. Briket arang biomassa atau biobriket dibuat dari arang biomassa baik berupa bagian yang memang sengaja dijadikan bahan baku briket maupun sisa atau limbah proses produksi/pengolahan agroindustri. Misalnya kayu, tempurung kelapa, arang tempurung kelapa sawit, limbah bambu, tongkol jagung, sekam padi, dan limbah batang tembakau dapat menjadi bahan baku untuk biobriket. Selain itu, limbah dari industri karet remah berupa tatal juga dapat dijadikan biobriket. Teknologi pembuatan biobriket banyak tersedia. Pembuatan biobriket memerlukan bahan penunjang seperti tanah liat, lem kanji, air, dan bahan pencampur lainnya. Komposisi bahan tersebut sangat tergantung dari jenis bahan baku untuk pembuatan biobriket. Sebelum dibuat biobriket, biomassa harus diubah terlebih dahulu menjadi arang, kemudian arang tersebut dihaluskan, dicampur dan dicetak dalam berbagai bentuk briket seperti silinder, kubus dan telur. Dari beberapa hasil penelitian, secara umum nilai kalor yang dihasilkan dari biobriket ternyata tidak berbeda nyata dibandingkan dengan briket batubara. Oleh karena itu, biobriket dapat digunakan sebagai bahan bakar proses pengeringan karet alam.
BIOPLASTIK PATI UMBI TALAS MELALUI PROSES MELT INTERCALATION Melani, Ani; Herawati, Netty; Kurniawan, A.Fajri
Jurnal Distilasi Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v2i2.1204

Abstract

Plastik sangat banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya plastik hanya digunakan sekali pakai. Dalam satu tahun sebanyak 1 triliun plastik digunakan dunia. Plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi memiliki sifat degradasi yang rendah. setidaknya kantong plastik dapat diuraikan dalam waktu 500-1.000 tahun, hal ini menyebabkan plastik menjadi sumber sebagian besar sampah dunia dan tentu saja merusak lingkungan.Untuk memenuhi kebutuhan plastik sehari-hari, maka  diperlukan pemikiran dan teknologi baru untuk membuat plastik yang ramah lingkungan (Avella,2009:DavidPlacket,2003). Bioplastik merupakan plastik yang dapat digunakan layaknya plastik konvensional, namun akan hancur terurai oleh mikroorganisme menjadi air dan gas karbondioksida setelah habis dipakai dan dibuang kelingkungan tanpa meninggalkan zat beracun. Bioplastik adalah plastik yang ramah lingkungan yang secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi. Indonesia merupakan Negara yang memiliki perkebunan dan pertanian yang luas, Untuk memproduksi bioplastik bukanlah hal yang sulit untuk mendapatkan bahan bakunya. Bahan baku bioplastik dapat diperoleh dari pati, minyak nabati dan mikrobiota. Pati merupakan salah satu polimer alami dari ekstraksi tanaman yang dapat digunakan untuk memproduksi material biodegradabel karena sifatnya yang ramah lingkungan, mudah terdegradasi, ketersediaan yang besar dan terjangkau (Yihu Song, 2008; Gonzarrez,2010; Sandra Domenek, 2004). Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah  umbi talas yang mengandung pati,  70% yield dalam basis kerimg (Cui, 2005), sebanyak 10 gr dengan variasi jenis plasticiezer (Gliserol, Sorbitol), jenis Filler (Kitosan, ZnO, Clay) dan konsentrasi Filler (3%, 6%, 9%, 12%). Waktu pengadukan konstan 40 menit dan pengovenan pada temperatur 45 C selama 5 jam melalui proses Melt Intercalation. Kondisi operasi ini dipelajari untuk mendapatkan hasil Bioplastik yang terbaik, dengan menguji karakteristik Bioplastik yang dihasilkan. Hasil penelitian yang terbaik diperoleh pada Bioplastik dari Pati Umbi Talas melalui Proses Melt Inercalation pada Konsentrasi Filler Clay 4%, Plasticiezer Sorbitol 25% dengan pengadukan selama 40 menit dan Pengovenan pada temperatur 45 C selama 5 jam. Hasil Uji Karakteristik dari Bioplastik, Uji Tarik 89,327801 MPa, Uji Degradasi 52% berat residual, Uji Logam Timbal (Pb) 0,0057 mg/L dan Kadmium (Cd) 0,127 mg/L. Bioplastik ini memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI).
AUDIO-LINGUAL METHOD AS METHOD IN IMPROVING SPEAKING ABILITY OF SECOND SEMESTER OF ENGLISH DEPARTMENT STUDENTS OF UNRIKA Herawati, Netty
JURNAL DIMENSI Vol 1, No 3 (2012): JURNAL DIMENSI
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.389 KB) | DOI: 10.33373/dms.v1i3.174

Abstract

Audio-lingual approach in teaching of speaking at the second semester of English Department of University of Riau Kepuluan is significant. When they know the meaning of audio-lingual approach, it mean the students got motivation to be more active in  learning. They can interpret than audio-lingual approach was good achievement of the speaking improvement.Teaching by using audio-lingual approach to the students can be used here, because this procedure could be use to introduce the English language. These usages represent the kinds of knowledge units we store plus the link ages, or relation between knowledge units. Knowledge of the relationship between learning with another learning is very important not only for learner the meaning English language but also for the developing the ability to react. In other word, for developing native like competence in the English language.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI TANAH GAMBUT DENGAN FERMENTASI MENGGUNAKAN RAGI Roni, Kiagus Ahmad; Herawati, Netty; Rahman, Arman Aulia
Jurnal Distilasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v1i1.3

Abstract

Pengembangan energi baru dan terbaharukan di Indonesia menjadi salah satu program strategis pemerintah Indonesia untuk mereduksi emisi CO2 dan mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif yang prospektif untuk dikembangkan adalah bioethanol yang merupakan satu-satunya pengganti bensin yang dikenal saat ini.Tanah gambut merupakan salah satusumber bioethanol yang sangatpotensialkerenapersediaannya yang melimpah di Indonesia. Penelitian ini meninjau daur hidup (lifecycle) dari bioethanol berbasis Tanah gambut dengan output berupa reduksi emisi CO2 dan net energi. Dari penelitian ini didapatkan bahwapemanfaatanproduksampingdari proses produksi bioethanol akan meningkatkann performa lingkungan dan energy bioetanol hingga 30-70%. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengembangan bioetanol dari bahan baku ini di Indonesia menghasilkan hasil yang baik jika di bandingankan dengan hasil yang serupa di Negara lain.
PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI AMPAS TEBU Herawati, Netty; Melani, Ani
Jurnal Distilasi Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v3i1.1874

Abstract

Biomassa merupakan jenis sumber energi terbarukan yang diperoleh dari materi alami. Energi biomassa adalah jenis bahan bakar yang dibuat dengan mengkonversi bahan biologis seperti tanaman. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar yaitu dengan memanfaatkan kandungan lignoselulosa yang berasal dari tanaman dengan komponen utama lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Ampas tebu (bagasse) adalah limbah padat industri gula tebu yang mengandung serat selulosa, Sehingga dilakukan analisa terhadap pemanfaatan Ampas tebu sebagai bahan baku pembuatan biogasoline. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur dan waktu reaksi serta konsentrasi pelarut terhadap yield yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan variasi temperatur 100oC, 140oC dan 180oC, variasi waktu reaksi 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan 180 menit serta konsentrasi pelarut 10%, 20% dan 30%. Untuk temperatur 180oC dengan waktu reaksi 180 menit pada konsentrasi 20% didapatkan yield sebesar 65,85 %.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI PATI UBI TALAS (COLOCASIA L. SCHOOT) DENGAN PROSES HIDROLISIS Herawati, Netty; Juniar, Heni; Setiana, Rizky Wahyu
Jurnal Distilasi Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Distilasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jd.v6i1.3376

Abstract

Talas merupakan tanaman dari jenis umbi-umbian yang merupakan salah satu bahan pangan non beras yang bergizi cukup tinggi,terutama kandungan karbohidratnya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk bahan baku pembuatan etanol (Retno, 2017). Bioetanol diproduksi dari hasil fermentasi yeast yaitu Saccharomyces sp. yang mengkonversi glukosa menjadi etanol dan gas karbondioksida. Untuk mendapatkan glukosa, bahan baku berupa pati sebelumnya dipecah terlebih dahulu menjadi bahan yang lebih sederhana melalui proses hidrolisa pati dengan enzim. Hasil pembuatan etanol dari talas didapatkan  kadar etanol paling tinggi pada waktu fermentasi 7 hari dan penambahan NPK sebanyak 20 gram yaitu 48,2 %. Penelitian dilakukan dengan metode hidrolisis enzim. Enzim yang digunakan yaitu ?-amilase dan glukoamilase dengan penambahan volume masing-masing ?-amilase  (0,5;1,0;1,5;2,0;2,5) ml dan glukoamilase (0,5;0,8;1,1;1,4;1,6) ml. Sari talas yang sudah dipisahkan dari ampasnya, lalu dihidrolisis pada suhu 96 °C, dilanjutkan fermentasi selama 7 hari, dan destilasi pada suhu 90 °C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi dan konsentrasi enzim terhadap produksi bioetanol yang dihasilkan yaitu densitas, indeks bias, dan titik nyala. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil optimal pada proses pembuatan bioetanol dari umbi talas yaitu sebanyak 33,4 ml pada enzim glukoamilase dengan konsentrasi 1,4 ml dengan kadar glukosa 11,98%, kadar bioetanol sebesar 50,46%, %rendemen sebesar 2,9153%, densitas bioetanol sebesar 0,87284 gr/ml, indeks bias sebesar 1,3490 dan titik nyala sebesar 28 °C.
Co-Authors ', Rahmayuni Ananda, Cut Noriza Ani Melani Ardivan, Marcel Arizqia, Putri Ghina Arviandi, Rizki Atika, Mery Bakry, Askia Ul Haq Bugiono, Bugiono Bulut, Sefa Dadang Jaenudin Dahily, Thifany Rizky Putri Dubron, Faisal Eko Ariyanto Fitri, Sulviani Gafar Parinduri, Abdul Hanim, Lailatul M Harianja, Dessy Hasna, Raini Hazira, Hazira Hera Wahyuni Hutagalung, Fonny D. Ingrid Marbun, Doaris Ismed Ismed Juniar, Heni Juniar, Heni Karim, Muhammad Arif Kharismadewi, Dian Kiagus Ahmad Roni Komalasari, Centia Kurniawan, A.Fajri Lina Novita, Lina Lubis, Adriansyah Lukitowati, Suci Lutfianah, Mita Magdalena Wuysang, Julia Mahmudiyah, Nur Marbun, Doaris Ingrid Mauludi, Hasan Maya, Sofya Meri Handayani, Meri Merilla Erizon, Dessy Nasri, Farida Ni Putu Rizky Arnani Nicomama Hutabarat, Bartimeus Nur Istiqomah Nuraida Nuraida Pudjianto, S.Y. Purba, Eben Ezer Debora Aladin Mezbah Putri, Armelia Rabbi, Athaya Rahman, Arman Aulia Rahman, Arman Aulia Rahmaniah, Ema Rezkiyah Rosyidah Rifdah, Rifdah Rini, Hapsari Puspita Robiah, Robiah Rohmah, Nailur Safira, Safira Salsabila, Anisa Sembiring*, Nur Pelita Setiana, Rizky Wahyu Setyaningsih Setyaningsih, Setyaningsih Sifa, Galih Ramadhan Simatupang, Panusunan Siregar, Zakfar Sidik Siti Nurhasanah Sitorus, Mega Sari Subriyer Nasir Sunita, Ayu Sunyata, Lina Sunyata, Lina Sunyata, Lina surkiya, surkiya Syuryadi, Novfitri Tahrir Aulawi Tri Murni Tri Murti, Armanda Trimurti, Armanda WD, Kurniati Maya Sari Yanti, Risma Yudho Bawono Zainal Abidin Zakia, Fitri Zamzami Sabiq Zansen, Jakaria