Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Assessment of Flash Flood Vulnerability Index in a tropical watershed region: a case study in Ciliwung Hulu watershed, Indonesia Novianti, Relita; Wardhani, Fitriany Amalia; Prihatinningtyas, Eka; Sapan, Elenora Gita Alamanda
LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol. 29 No. 1 (2023)
Publisher : BRIN Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/limnotek.2023.1105

Abstract

Flash floods, an unpredicted swift climatological disaster, frequently occur in Indonesia. However, there are limited vulnerability assessments, especially in urban and vital regions such as Bogor District. The study aims to assess the vulnerability index of Ciliwung Hulu Watersheds as one of the most susceptible areas in the district. Flash flood vulnerability index (FFVI) is selected to be calculated as the indicator. Data were obtained from the official government offices and processed using the FFVI formula referring to the work of Nasiri et al., (2019) and Perka BNPB No. 2/ 2012 and then mapped using ArcGIS 10.3. The results and the maps show that the study area is categorized as highly to very highly vulnerable to flash flood disasters. The attained results help facilitate the governance interplay processes in building a more disaster-ready management plan and to construct a more resilient society.
POTENSI PERTAMBANGAN DAN ANCAMAN KEBENCANAAN SEBAGAI DATA PENUNJANG PENYUSUNAN TATA RUANG WILAYAH DI KECAMATAN WADASLINTANG, KABUPATEN WONOSOBO, PROVINSI JAWA TENGAH Ansori, Chusni; Raharjo, Puguh Dwi; Wardhani, Fitriany Amalia
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12 No 3 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v12i3.54

Abstract

Kecamatan Wadaslintang mempunyai potensi bahan tambang berupa  andesit, diabas, batu pasir, sirtu, tanah urug, breksi, batu mulia dan Kaolin. Sejalan dengan peningkatan pembangunan, kebutuhan bahan tambang untuk memenuhi pembangunan bertambah secara signifikan, namun ketersediaan wilayah pertambangan tidak terakomodasi dalam RTRW. Paradigma pembangunan saat ini adalah pembangunan berkelanjutan sehingga penambangan yang dilakukan juga harus memperhatikan aspek kebencanaan. Untuk dapat mengakomodasi kepentingan penambangan dalam tata ruang wilayah, maka dilakuka kajian ini.Penelitian bahan tambang dilakukan dengan survey lapangan dan analisa laboratorium (petrografi, geokimia, XRD,sifa fisik batuan) yang menghasilkan peta sebaran dan kualitas bahan tambang. Sedangkan penelitian kebencanaan dilakukan melalui survey lapangan serta analisis Citra Landsat menggunakan metode AHP sehingga didapatkan peta ancaman bencana. Peta sebaran bahan tambang dan peta ancaman bencana dilakukan proses tumpang tindih sehingga menghasilkan peta wilayah pertambangan.Kaolin tersebar pada areah 17,26 Ha, setelah dilakukan proses tumpang tindih maka wilayah yang layak tambang menjadi 14,76 Ha (wilayah dengan tingkat ancaman bencana rendah dan sedang). Diabas tersebar 41,84 Ha, mengalami penciutan menjadi 35,29. Ha. Kalkarenit seluas 22,51 Ha  menjadi 5,88 Ha; breksi andesit seluas 1440,6 Ha menjadi 838,92 Ha, tanah merah 55.06 Ha menjadi 32,29 Ha,  batu pasir 737,6 ha menjadi.523,4 Ha. Wilayah pertambangan yang dihasilkan dari proses tumpang tindih antara peta ancaman bencana dengan peta potesi tambang lebih layak diterapkan untuk mengurangi resiko yang terjadi akibat penambangan
- Kerentanan Bencana Banjir Bandang di DAS Cisadane Hulu Wardhani, Fitriany Amalia; Pravitasari, Andrea Emma; Ridwansyah, Iwan
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.14.1.1-12

Abstract

Banjir bandang merupakan bencana banjir yang dapat menyebabkan kerugian baik fisik maupun non fisik dan dapat dipicu oleh kejadian tanah longsor yang terjadi di daerah aliran sungai. Terdapat empat belas kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki potensi bencana banjir bandang yang termasuk ke dalam wilayah DAS Cisadane Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan dari masyarakat yang ada di daerah DAS Cisadane bagian Hulu yang disajikan secara spasial berupa peta berdasarkan modifikasi dari PERKA BNPB No. 12 Tahun 2012. Berdasarkan perhitungan indeks kerentanan, DAS Cisadane Hulu memiliki dua kelas indeks kerentanan bencana banjir bandang, yaitu Tinggi dan Sangat Tinggi. Kecamatan yang memiliki kelas indeks kerentanan Tinggi antara lain Kecamatan Nanggung, Pamijahan, Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah, Bogor Timur, Cibungbulang, Cigudeg, Leuwisadeng, dan Sukajaya. Sedangkan kecamatan dengan kelas indeks kerentanan Sangat Tinggi antara lain Kecamatan Caringin, Ciampea, Ciawi, Cigombong, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, Kemang, Leuwiliang, Megamendung, Rancabungur, Rumpin, Tamansari, dan Tenjolaya .