The water footprint value represents the estimated water requirement for a given commodity. Pulses are among the crops that necessitate consideration of water footprint values due to their significance as staple foods and their potential to diversify commodities, such as maize, soybeans, and peanuts. Given the essentiality of optimizing water use in agriculture sector, Semarang Regency is one of areas in Java with substantial potential for producing maize, soybeans, and peanuts. Therefore, this study aims to evaluate water footprint values to assess the efficiency of water use in the cultivation of these crops. The research methodology employed sensitivity analysis to directly identify variables influencing the water footprint values. The data utilized encompassed the study area, climatic conditions, crop types, fertilization applications, and soil types specific to the regions under review. Analysis results indicated the highest water footprint value in peanuts at 2863.35 m3/ton, followed by soybeans at 1927.91 m3/ton, and the lowest in maize at 921.67 m3/ton. Additionally, 2018 recorded the highest average water footprint value, suggesting possible external factors affecting water use efficiency in crop production that year. Furthermore, internal factors such as crop type and soil conditions influenced the variability in these water footprint values. Abstrak Nilai jejak air mewakili perkiraan kebutuhan air untuk komoditas tertentu. Kacang-kacangan merupakan salah satu tanaman yang memerlukan pertimbangan nilai jejak air karena pentingnya sebagai makanan pokok dan potensinya untuk mendiversifikasi komoditas, seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah. Mengingat pentingnya mengoptimalkan penggunaan air di sektor pertanian, Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah di Jawa yang memiliki potensi besar untuk memproduksi jagung, kedelai, dan kacang tanah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai water footprint untuk menilai efisiensi penggunaan air dalam budidaya tanaman tersebut. Metodologi penelitian menggunakan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi secara langsung variabel-variabel yang mempengaruhi nilai jejak air. Data yang digunakan meliputi wilayah studi, kondisi iklim, jenis tanaman, aplikasi pemupukan, dan jenis tanah yang spesifik untuk wilayah yang ditinjau. Hasil analisis menunjukkan nilai jejak air tertinggi pada kacang tanah sebesar 2863,35 m3/ton, diikuti oleh kedelai sebesar 1927,91 m3/ton, dan terendah pada jagung sebesar 921,67 m3/ton. Selain itu, tahun 2018 mencatat nilai rata-rata jejak air tertinggi, yang menunjukkan kemungkinan adanya faktor eksternal yang mempengaruhi efisiensi penggunaan air dalam produksi tanaman pada tahun tersebut. Selain itu, faktor internal seperti jenis tanaman dan kondisi tanah juga mempengaruhi variabilitas nilai jejak air ini.