Setiawati, Astriana Rahmi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN TERHADAP STABILITAS AGREGAT DAN BIOMASSA AKAR PADA PERTANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DI TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG PERIODE TANAM KE-7 Machfud, Indira; Lumbanraja, Jamalam; Setiawati, Astriana Rahmi; Wiharso, Didin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i3.7674

Abstract

Sorgum merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi sorgum di lahan kering adalah penerapan teknik olah tanah dan pemupukan yang tepat guna memperbaiki stabilitas agregat tanah dan biomassa akar. Penelitian in bertujuan untuk mengetahui pengaruh olah tanah dan pupuk pada stabilitas agregat tanah dan biomassa akar, serta korelasi antara stabilitas agregat tanah dengan biomassa akar dan biomassa jagung. Penelitian in dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang menggunakan dua faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama yaitu sistem olah tanah terdiri dari olah tanah minimum (O1) dan olah tanah intensif (O2). Faktor kedua yaitu aplikasi pupuk terdiri dari setengah dosis pupuk anjuran (P1) dan full dosis pupuk anjuran (P2). Data yang diperoleh dinalisis melalui uji homogenitas ragam menggunakan uji Barlett dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hubungan antara stabilitas agregat tanah, biomassa akar dan produksi tanaman sorgum diuji dengan uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Perlakuan olah tanah minimum tidak berpengaruh nyata terhadap stabilitas agregat tanah yang lolos saringan berdiameter 4 mm dan 8 mm, biomassa akar, berat isi dan produksi tanaman sorgum (2) aplikasi setengah dosis pupuk (kotoran ayam 500 kg ha-1, Urea 175 kg ha-1, TSP 40 kg ha-1, KCl 75 kg ha-1) dan aplikasi full dosis pupuk (kotoran ayam 1000 kg ha-1, Urea 350 kg ha-1, TSP 80 kg ha-1, KCl 150 kg ha-1) berpengaruh nyata terhadap stabilitas agregat lolos ayakan 8 mm setelah 50 tetes, biomassa akar kedalaman 10-15 cm dan 15-20 cm, produksi tanaman sorgum pada bagian jumlah malai dan brangkasan (3) terdapat interaksi antara olah tanah dan pemupukan terhadap biomassa akar kedalaman 15-20 cm.
PENGARUH PEMBERIAN POLYACRYLAMIDE DAN DOLOMIT TERHADAP INDEKS DISPERSI Novaldho, Renkky Satria; Afandi, Afandi; Setiawati, Astriana Rahmi; Banuwa, Irwan Sukri
Jurnal Agrotek Tropika Vol 11, No 3 (2023): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 11, Agustus 2023
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v11i3.7528

Abstract

Dispersi dimengerti sebagai pemisahan partikel tanah sehingga membuat suatu agregat tanah menjadi tidak mantap. Kemantapan agregat tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk bertahan terhadap gaya-gaya yang akan merusaknya. Agregat tanah yang mantap akan mempertahankan sifat-sifat tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman, seperti porositas yang baik dan ketersediaan air yang lebih lama dibandingkan dengan agregat tanah tidak mantap. Sehingga pada penelitian ini dilakukan pemberian Polyacrylamide PAM dan dolomit dengan tujuan menahan terjadinya pendispersian dan memperbaiki sifat fisika tanah. Penelitian ini dilakukan di laboratorium ilmu tanah fakultas pertanian universitas lampung pada bulan September 2018 sampai Oktober 2018. Penelitian dilakukan dengan cara memasukkan 1 kg tanah ke polybag dan diulang sebanyak 4 kali dan diberi PAM dan Dolomit dengan Dosis 1,5 gram/liter sampai 3,5 gram/liter. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan pada setiap percobaan. Metode yang digunakan dalam perhitungan indeks dispersi ialah metode hydrometer dengan mengukur tekstur tanah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PAM dan Dolomit tidak berbeda nyata dalam menekan terjadinya pendispersian.
Texture and Chemical Properties of Two Depth Soils in a Toposequence of Anak Krakatau Before December 2018 Eruption Setiawati, Astriana Rahmi; Lumbanraja, Jamalam; Nurul Aini, Septi; Dermiyati, Dermiyati; Buchari, Henrie; Naspendra, Zuldadan
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 25 No. 2: May 2020
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2020.v25i2.71-81

Abstract

Anak Krakatau volcano is one of the famous volcanic mountains located in the sea to the south part of the Province of Lampung, Indonesia. The volcano was derived from the active Krakatau caldera that first appeared on the surface in 1930 or 47 years after the eruption of Krakatau in 1883. The materials produced by the Anak Krakatau eruption were very interesting related to soil forming materials, especially their physical and chemical properties. The objectives of this study were to present information about the texture and chemical properties of soil from Anak Krakatau Mountain taken at the southeast slope before the December 2018 eruption at two different depths. This study was conducted in March to September 2019 which consisted of two parts: (1) soil survey in the field and (2) soil analysis in the laboratory. Soil samples were taken from a toposequence at seven points with an interval about 15m above sea level (asl) on the southeast slope (approaching northeast) of the Anak Krakatau in July 2018 at the depth of 0-20 cm and 20-40 cm. The soil texture of Anak Krakatau mountain before eruption in December 2018 was sandy with the percentage of sand 98.82 - 99.59%; silt 0 - 0.59%; and clay 0.41 - 0.74%. The soil chemical properties of Anak Krakatau mountain were soil pH (H2O) 4.95 – 6.27; soil pH (KCl) 4.75 – 5.89; Cation Exchange Capacity 0.41 – 2.02 cmol(+) kg-1; Base Saturation 117.24 – 514.63%; CaO 2.63 – 6.34%; MgO 3.06 – 6.13%; K2O 0.019 – 0.034%; Na2O 0.035 – 0.080%; P-retention 82.10 – 84.74%; and organic carbon 0.06 – 0.72%. The SEM-EDX analysis showed that the amounts of Mg and Na were more than 1% and there were several trace elements present in Anak Krakatau soil, namely Sb (Stibium), Nb (Niobium), Y (Yttrium), F (Flour), Co (Cobalt), and Ba (Barium).
Changes of Soil Chemistry Characteristics of Tephra Mount Anak Krakatau-Indonesia, Through Leaching Experiment Setiawati, Astriana Rahmi; Lumbanraja, Jamalam; Kurnia, Ananda Ika; Hidayat, Manarul; Aini, Septi Nurul; Prasetyo, Dedy
JOURNAL OF TROPICAL SOILS Vol. 28 No. 2: May 2023
Publisher : UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5400/jts.2023.v28i2.57-70

Abstract

Studying the weathering process in pristine volcanic materials is crucial as this process will determine further soil characteristics. Mount Anak Krakatau is reported as one of the fastest-growing volcanoes. This volcano erupted powerfully in December 2018, ejecting tons of volcanic materials. These materials are considered pristine and unweathered tephra. Hence, a leaching experiment can be one of the crucial methods to predict further soil characteristics formed as climatic factors. Tephra sampling was conducted on 13 Augustus 2019 or eight months after the massive eruption of Mount Anak Krakatau in December 2018. Tephra samples were leached by deionized water (H2O), oxalic acid (H2C2O4) 0.02 M, and citric acid (C6H8O7) 0.02 M (solvents) for 90 days. pH of tephra increased approximately from  (3.95– 4.99 ) to (5.12–8.11). Organic-C rose about 0.2 to 1 point higher than organic-C of tephra before the leaching experiment. The increasing value of organic-C was predicted to increase CEC (Cation Exchange Capacity) (2.13–5.36 cmolc kg-1). After the leaching experiment, the tephra’s surface was weathered clearly as an impact of solvents and the growing of algae.