Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Preferensi Petani terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Unggul Varietas Inpari-32 (Studi Kasus Desa Pekayon Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang) Sumantri, Ari Tresna; Lutfiyach, Aiynun; Mulyati, Sri; Sutisna, Tatang
JURNAL AGRIBISNIS TERPADU Vol 17, No 1 (2024): Jurnal Agribisnis Terpadu
Publisher : Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jat.v17i1.27117

Abstract

Kementrian Pertanian mengeluarkan beberapa varietas unggul sebagai pilihan dan solusi bagi petani karena varietas yang sebelumnya digunakan dinilai sudah rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu varietas baru yang dikeluarkan adalah varietas unggul Inpari 32. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis atribut yang menjadi preferensi petani terhadap penggunaan benih unggul padi varietas Inpari 32 dan mengevaluasi atribut yang paling dominan bagi petani dalam menentukan preferensi terhadap varietas Inpari 32 di Desa Pekayon, yang merupakan salah satu kawasan pertanian padi sawah di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis konjoin. Metode survei digunakan untuk menperoleh data melalui kuesioner, post tes, dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang menjadi preferensi petani dalam memilih benih Inpari-32 menurut urutan kepentingannya adalah atribut tahan kering (16.840%), kerontokan malai (15.772%), produktivitas (15.725%), ketahanan terhadap hama dan pemyakit (11.595%), dan ketersediaan (11.395%). Benih dengan ketahanan terhadap kekeringan yang tinggi memang lebih dipilih oleh para petani karena kekeringan dapat menyebabkan gangguan pada proses pengisian bulir padi.
AGRIBUSINESS SYSTEM AND LOCAL WISDOM IN FULFILLING FOOD OF FISHERMEN'S COMMUNITY IN LONTAR VILLAGE, SERANG REGENCY Sutisna, Tatang; Widiati, Siti
Journal of Agri Socio Economics and Business Vol. 6 No. 02 (2024)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jaseb.6.2.227-246

Abstract

This research aimed to analyse the agribusiness system and local wisdom in the fulfilment of food, and the mechanism for meeting the food needs of fishermen households in Lontar Village, Tirtayasa District, Serang Regency. Direct interviews were conducted with fishermen living in the coastal area of Lontar Village who are members of the Joint Business Group using a list of questions. The data was analysed using the Food Coping Strategy Index to study the mechanism of fishermen's households for meeting their food needs to increase food security. The research results showed that fishermen's households in Lontar Village rely on coastal agriculture and fisheries business diversification as the main strategy for filling food needs. Based on the Food Coping Strategy analysis, fishermen's households implemented mechanisms to face the crisis with defensive behavior to meet food needs from Level I to Level III. This defensive behavior is dominated by efforts in Phase I, such as looking for a side job (61.11%), gardening (33.33%), raising goats (44.44%), reducing the type of food consumed (66.67%), and reducing meal frequency by 50% of households. On the other hand, the behavior of often using their savings to buy food dominated level II by 16.65%, borrowing money from close relatives by 55.56% and buying food needs by paying later as much as 22.22% of households. Stage III was carried out with migration to cities and abroad by 66.67% of households.
Kajian Evaluatif Teknik Distribusi Obat pada Apotek di Kota Banjar Indriastuti, Marlina; Sutisna, Tatang
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 3 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i3.447

Abstract

Pendahuluan: Apotek merupakan salah satu fasilitas distribusi yang berhubungan langsung dengan konsumen, oleh karena itu harus melaksanakan prinsip-prinsip mengenai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) agar mutu obat dapat terjaga sampai obat dikonsumsi oleh pasien. Tujuan: Mengetahui gambaran pelaksanaan CDOB pada apotek di Kota Banjar. Metode: Merupakan penelitian deskriptif non eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian berupa lembar pemeriksaan yang diperoleh dari BPOM diisi secara daring oleh responden. Populasi adalah 31 apoteker yang terdaftar pada Dinas Kesehatan Kota Banjar dengan sampel sebanyak 100% dari jumlah populasi. Data yang didapat berupa informasi tentang pelaksanaan aspek-aspek CDOB. Objek penelitian adalah apoteker pada sarana apotek yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Banjar berdasarkan data pelaporan tahun 2020. Data primer didapatkan dari hasil survey berupa jawaban responden atas pelaksanaan aspek profil sarana, bangunan dan peralatan, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, penyaluran, penanganan produk kembali dan kadaluarsa, pemusnahan, dan aspek lainnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif untuk dapat menentukan tindak lanjut yang mungkin diterapkan pada apotek-apotek yang belum melaksanakan CDOB dengan baik. Hasil: Berdasarkan tingkat kekritisan C (Critical) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 97,85 %. Untuk tingkat kekritisan M (Major) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 94% . Sementara untuk tingkat kekritisan m (Minor) dari aspek yang diteliti diperoleh fakta bahwa CDOB telah dilaksanakan dengan tingkat kualitas 88,71%. Kesimpulan: Pelaksanaan CDOB di Kota Banjar telah berjalan sesuai dengan Permenkes Nomor 73 tahun 2016. Dari perolehan data, implementasi CDOB di Kota Banjar pada saat dilakukan survey dalam kondisi membaik. Tindak lanjut bagi responden yang masih memiliki nilai negatif pada aspek dengan tingkat kekritisan C (Critical) adalah dengan diberikannya peringatan tertulis, sedangkan bagi temuan pada tingkat kekritisan Major maupun Minor cukup dengan dilakukannya pembinaan reguler dari instansi berwenang.