Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

NILAI-NILAI FILOSOFI UPACARA ADAT SURA DI NAGARAHERANG TADIKMALAYA SEBAGAI PENGUATAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS X SMAN 1 CIMARAGAS (Studi Kasus Di Kelas X Ips 1) Sehabudin, Cepi; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 2 (2024): JUNI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i2.12156

Abstract

Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam Upacara Adat Sura menjelaskan bahwa terdapat nilai karakter yang dapat di implementasikan kepada siswa dalam pembelajaran sejarah, sebagai penguatan karakter agar mempunyai nilai karakter yang baik untuk dirinya sendiri dan bagi masa depannya sebagai penerus bangsa. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam Upacara Adat Sura terdapat nilai filosofi diaantaranya berdoa,bersyukur,gotong royong,bekerja keras,kreatif. Sebagai penguatan karakter dalam pembelajaran sejarah, 11 karakter diantaranya: nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi, nilai disipilin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai cinta tanah air, nilai cinta damai, nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Sedangkan pemamfaatan nilai filosofi dalam tradisi upacara adat satu sura sebagai penguatan karakter tersebut dapat membantu siswa menjadi manusia yang mempunyai karakter baik untuk kehidupannya. Implementasi nilai-nilai filosofi Upacara Adat Sura dilakukan dua kali pertemuan, nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sejarah sebagai penguatan karakter terhadap siswa. Hasil dari pembelajaran sejarah dari nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam Upacara Adat Sura sebagai penguatan karakter dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik, untuk menjadi mahluk sosial yang hidup dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
NILAI KARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL KESENIAN KUDA LUMPING DI SUKAMULYA–CIAMIS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI KELAS X IPS-4 SMAN 1 CIHAURBEUTI Sukma, Raisya Arya; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i1.11952

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal kesenian Kuda Lumping di Desa Sukamulya dan juga untuk mengetahui pemanfaatan nilai karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal di siswa kelas X IPS-4 SMA Negeri 1 Cihaurbeuti. Penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik pegumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian Nilai Karakter Berbasis Nilai-nilai Kearifan Lokal Kesenian Kuda Lumping di Sukamulya–Ciamis Pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X IPS-4 SMAN 1 Cihaurbeuti, mengetahui apa saja nilai-nilai karakter berbasis kearifan lokal kesenian Kuda Lumping di Desa Sukamulya. Terdapat 13 nilai karakter yang terkandung dalam kearifan lokal kesenian tradisional kuda lumping di Desa Sukamulya. Mengetahui hasil pemanfaatan nilai karakter berbasis nilai-nilai kearifan lokal di siswa kelas X IPS-4 SMA Negeri 1 Cihaurbeuti, melalui pembelajaran Sejarah Indonesia pada materi “Akulturasi Budaya”. Pemanfaatan nilai karakter ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dan pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual dan presentasi bergambar. Pemanfaatan nilai karakter siswa ini diupayakan dan dilakukan oleh guru baik dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran.
PERANAN HERMAN SARENS SOEDIRO DALAM KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (1942-1950) Nursanti, Tita; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i1.8959

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui biografi Herman Sarens Soediro, dan untuk mengetahui peranan Herman Sarens Soediro dalam kemerdekaan Republik Indonesia (1942-1950). Metode yang digunakan adalah metode historis meliputi tahapan heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan, Herman Sarens dalam perjalanan hidupnya telah mengabdikan diri bagi almamaternya yaitu Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan darat (AD). Herman lahir di kota Pandeglang, Banten, Jawa Barat pada 24 Mei 1930. Karier militer Herman dimulai pada tahun 1945 sebagai Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) Garut. Saat itu usianya tergolong muda karena masih 15 tahun.  Memasuki tahun 1950 Herman masuk ke dalam jajaran perwira TNI di Divisi Siliwangi. Keberhasilan Herman Sarens Soediro sebagai perwira pertama Tentara Pelajar Siliwangi (TPS) di kota Banjar untuk menghubungi serta meminta bantuan logistik kepada MBTD (Markas Besar Tentara Djawa) di Yogyakarta. Herman telah menjadi gerilyawan yang memanggul senjata dan menghalau musuh. Seperti menumpas penjajah dan aksi-aksi pemberontakan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diantaranya bergerilya di daerah Banjar-Ciamis, menumpasan PKI Madiun, dan pengusiran Belanda di daerah Subang dibawah perintah Markas Besar Komando Djawa (MBKD). 
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tradisi Nyiramkeun Pusaka Di Museum Talagamanggung Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka Saadah, Eliana; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 5, No 3 (2024): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v5i3.15568

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana pelaksanaan tradisi Nyiramkeun Pusaka di Museum Talagamanggung dan apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi Nyiramkeun Pusaka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Nyiramkeun Pusaka dilaksanakan setiap hari Senin tanggal belasan akhir bulan Syafar di Desa Talagawetan Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka, tradisi ini diawali dengan kirab pusaka dari bumi ageung menuju kantor Kecamatan Talaga setelah itu menuju Museum Talagamanggung. Selanjutnya pembukaan, pembacaan dawuh puja ratu sabda raja 1540 M, sambutan, hadoroh, menyatukan ci nyusu atau tujuh sumber mata air, prosesi Nyiramkeun Pusaka, do’a, penutup dan diakhiri dengan makan bersama. Nilai-nilai kearifan lokal tradisi Nyiramkeun Pusaka diantaranya ada nilai religius, nilai toleransi, nilai pedagogis, nilai disiplin, nilai estetika, nilai sosial, nilai ekonomi, nilai gotong royong, nili demokratis dan nilai etika.
PERANAN SJAM KAMARUZZAMAN DALAM GERAKAN 30 SEPTEMBER TAHUN 1965 Soedarmo, Uung Runalan; Muslimin, Rini Sri
Jurnal Artefak Vol 2, No 1 (2014): Maret (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.501 KB) | DOI: 10.25157/ja.v2i1.1054

Abstract

Keterlibatan Sjam Kamaruzzaman dalam Gerakan 30 september 1965, adalah dari latar belakang pendidikannya yang berpindah-pindah tempat hingga akhirnya ia ke Yogyakarta. Disanalah terlihat Keterlibatan Sjam diadalam politik berhaluan kiri (komunis) dimulaai sejak ia ikut kelompok Pathuk dan aktif dalam organisasi buruh dan petani. Kemudian pada tahun 1947 ia bertemu dengan Aidit dan menjadi asisten pribadinya hingga akhirnya resmi menjadi anggota dari partai PKI. Kepercayaan Aidit pada Sjam sangat besar dan kemudian dijadikannya Sjam sebagai ketua Biro Chusus suatu organisasi ilegal dibawah pimpinan Aidit langsung. Adanya Biro Chusus adalah untuk melakukan Infiltrasi terhadap ABRI sebagai usaha strategi untuk melakukan kudeta dengan kekuatan militer. Meletusnya Gerakan 30 September tahun 1965 telah membuat peranan Sjam terlihat semakin jelas dengan ditunjuknya ia sebaga pimpinan pelaksana Gerakan, alasannya karena ia tidak begitu dikenal dikalangan luas dan merupakan ketua Biro Chusus yang mengetahui informasi mengenai perwira-perwira tinggi ABRI. Akhir perjalanan Sjam dalam kariernya setelah kegagalan Gerakan 30 September berakhir di Mahmilub dan memberikan kesaksian-kesaksian mengenai kudeta terseut. Hingga dari kesaksiannya menimbulkan pendapat bahwa ia seorang Agen Ganda. Manfaat penelitian ini adalah dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran sejarah disekolah serta pengembangan nilai-nilai perjuangan bagsa dan implikasinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pribadi peneliti, khusunya bagi kepentingan pembelajaran di sekolah.Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. SABSTRACTSjam Kamaruzzaman involvement in the thirtieth of September movement 1965 was in education background. He move from one place to another place till found Yogyakarta. The involvement of Sjam Kamaruzzaman in Communist Party started when he joined Pathuk group and he took part actively in farmer and lakor organization. In 1947 h7 he met Aidit and met Aidit and became Aidit’s assistant. Then, he became Aidit’s assistant. Then, he became communist party member, Aidit b became communist party member, Aidit belliveived sja sja sjam vem verry much. Then, Aidit took Sjam out as trry much. Then, Aidit took Sjam out as the leader of Chusus Bureau (an illegal organization directed by Aidit) Chusus Bureau did some infiltration to ward Indonesian Army (ABRI) as strategic coup attempt by means of milirattempt by means of military force. Becaming the leader of the thirtieth of september movement 1965 made the role of Sjam appeared. The reason are Sjam was unknow people before. Beside, Sjam knew more information about the leader of millitary officer. Sjam career ender after the failure of the thirtieth of september movement in Mahmilub movement, Sjam told some avidence about the coup attempt. The benefits of this research is expected to be able to be used as the literature source for studying history subject. Besides, it expected to be able to give contribution to arrise students awreness toward the nation fighter. The last, this research is expected to be able to improve the writer’s knowledge. Aspecially, in teaching and learning process.Kata Kunci: Sjam Kamaruzzaman dan G.30. S
PEMANFAATAN SITUS SINGAPERBANGSA 1 SEBAGAI SUMBER BELAJAR KELAS X SMKN 2 BANJAR (Study Kasus Kelas X TKJ 1) Noorjannah, Dinda Fadilla; Soedarmo, Uung Runalan; Sondarika, Wulan
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol 4, No 3 (2023): OKTOBER
Publisher : Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/j-kip.v4i3.21893

Abstract

 Pembelajaran sejarah yang dapat dijadikan salah satu obor dalam membuka wawasan dan menggapai kehidupan secara cerdas justru di pinggirkan. Karena perlakuan yang demikian siswa pun seringkali menangkap bahwa pembelajaran sejarah tidak penting, karena hanya hafalan, membuat mengantuk, tidak menarik dan membosankan. Untuk membangun semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah maka perlu dipilih metode dan model pembelajaran yang cocok dengan materi sejarah yang akan di ajarkan. Maka dari itu peneliti melakukan memanfaatkan situs Singaperbangsa 1 sebagai sumber pembelajaran di kelas X SMKN 2 Banjar. Situs Singaperbangsa 1 merupakan situs yang berada di Kota Banjar, Kecamatan Purwaharja, Lingkungan Cikadu. Singaperbangsa 1 merupakan keturunan dari Kerajaan Galuh yang bernama Prabu Dimuntur, tugas Prabu Dimuntur yaitu harus mengembangkan Islam di Kertabumi khusunya dan umumnya di daerah Tatar Galuh. Karena pengaruh Mataram di Tatar Galuh maka ia memindahkan pusat pemerintahan dari Muntur ke Pataruman Banjar.  Wiraperbangsa juga adalah seorang dalem bupati galuh kertabumi 1619 M, memindahkan pusat pemerintahan dari kertabumi ke Pataruman Banjar.Beliau pula seorang tokoh cikal bakal menata wilayah Banjar patroman berkuasa dari 1608 sampai dengan 1630 M.