Reta, .
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SAUERKRAUT : ALTERNATIF PENGOLAHAN KUBIS BAGI KELOMPOK WANITA TANI SANGRAPUAN DESA BAROKO KECAMATAN BAROKO KABUPATEN ENREKANG Reta, .; Zaimar, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 1 OKTOBER 2015
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i1.2189

Abstract

Produksi sayuran di Desa Baroko, Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang setiap tahunnya semakin meningkat tetapi pendapatan masyarakat yang berada di daerah tersebut tidak selalu mengikuti peningkatan produksi tanamannya. Salah satu penyebab adalah selain bahwa pada umumnya sayuran tersebut tidak dapat disimpan dalam waktu lama. terjadi fluktuasi harga sayuran terutama pada musim panen raya dengan harga kubis rata-rata hanya sekitar Rp. 500,- /kg bahkan dapat turun sampai Rp. 200,-/ kg. Untuk meningkatkan nilai ekonomi, kegunaan (daya guna) dan peningkatan derajat perekonomian masyarakat, maka perlu dilakukan pengolahan sayuran menjadi produk makanan “Sauerkraut”. Sauerkraut adalah pangan hasil fermentasi yang dibuat dengan menambahkan granula ragi  sebagai kultur starter untuk menfermentasi sayuran. Sauerkraut juga memiliki efek ganda, yaitu efek terhadap kesehatan dan juga efek terhadap nutrisi yang secara alami dimiliki sayuran tersebut. Sehingga Sauerkraut ini dapat dijadikan pangan yang bersifat fungsional. Tujuan dari program ipteks bagi masyarakat (IbM) ini adalah (1) Memberikan bimbingan dan penyuluahan paket teknologi tentang pembuatan sauerkraut (2) alih teknologi tentang proses pembuatan sauerkraut dengan metode sederhana dan mudah dimengerti (3) meningkatkan pendapatan masyarakat (4) membantu pemerintah daerah dalam usaha memperkenalkan teknologi olahan sehingga produk tersebut dapat memiliki nilai fungsional. Metode-metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan Ipteks tersebut adalah dengan menggunakan cara memperkenalkan produk sauerkraut serta menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh, memberikan pelatihan-pelatihan pembuatan sauerkraut kepada masyarakat setempat serta cara mengemas untuk dipasarkan dan meninjau serta mengevaluasi hasil pelaksanaan program Ipteks tersebut.  Kata Kunci: Olahan Kubis, produk makanan, Sauerkraut
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH TOMAT MENJADI PRODUK AGROINDUSTRI YANG BERNILAI EKONOMI DI DESA BAROKO KABUPATEN ENREKANG Reta, .; Zaimar, .; Bilang, Mariati; Mustapa, Arnida
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 2 MEI 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i2.2193

Abstract

Pengolahan tomat menjadi berbagai produk pangan, seperti saus tomat, merupakan salah satu alternatif untuk mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat dari sifat fungsional tomat. Saus tomat terbuat dari pasta tomat, yaitu tomat yang dijadikan bubur kental (puree tomat) dan merupakan tomat konsentrat yang mengandung 24% atau lebih padatan terlarut tomat alami. Sifat kimia baik puree maupun pasta tomat diperlukan agar produk tersebut diketahui kandungan gizi dan zat alami yang ada di dalamnya. Tujuan dari Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini adalah (1) memberikan bimbingan dan penyuluhan paket teknologi pembuatan saus, puree, dan jelly berbahan dasar tomat; (2) alih teknologi tentang proses pembuatan saus tomat, puree dan jelly dengan metode sederhana dan mudah dimengerti; (3) meningkatkan pendapatan masyarakat; dan (4) membantu pemerintah daerah dalam usaha memperkenalkan teknologi olahan sehingga produk tersebut dapat memiliki nilai fungsional. Metode-metode pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan IbM ini adalah dengan jalan memperkenalkan produk olahan tomat serta menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh dalam bentuk penyuluhan partisipatif, memberikan pelatihan-pelatihan pengolahan tomat menjadi produk yang bernilai ekonomi kepada masyarakat setempat, termasuk cara mengemas untuk dipasarkan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan program IbM yang dilaksanakan. Kata kunci: tomat, saus, puree, jelly, perishable, pasta
PENERAPAN TEKNOLOGI VACUUM FRYING UNTUK PENGOLAHAN KRIPIK BUAH DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Mursida, .; Reta, .; Mustafa, Arnida
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 1 OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i1.8118

Abstract

ABSTRAKProgram diseminasi ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi petani buah di kabupaten barru khususnya dan Sulawesi selatan pada umumnya. Diharapkan teknologi vacuum frying ini bisa memberikan solusi pada saat harga anjlok yang biasanya terjadi pada puncak musim panen buah. Diseminasi produk teknologi yang diterapkan adalah hasil kajian dan penelitian yang memang sudah terbukti (proven). Teknologi ini memiliki mekanisme kerja untuk menghilangkan kadar air buah dengan sistem penggorengan hampa udara, yang disertai oleh alat kontrol suhu secara otomatis pada panelnya, sehingga hasil produk akan sesuai dengan apa yang kita atur pada setting, dan yang paling penting kandungan vitaminnya masih sangat terjaga. Mesin Vacuum Frying ini akan memberi dampak secara ekonomis sekaligus solusi bagi berbagai persoalan pada saat panen raya buah dengan meningkatkan nilai jual nilai tambah bagi pelaku usaha yang menggelutinya, dan member efek multi ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Kata Kunci: Vacuum Frying, Diseminasi, Panen. ABSTRACTThis dissemination program aims to provide solutions for fruit farmers in Barru regency in particular and South Sulawesi in general. The vacuum frying technology is expected to provide solutions when prices plummet which usually occurs at the peak of the fruit harvest season. Dissemination of applied technology products is the result of studies and research that have already been proven. This technology has a working mechanism to eliminate fruit water content with a vacuum frying system, which is accompanied by an automatic temperature control device on the van, so the product results will be in accordance with what we set, and the most important is the vitamin content is stable. The Vacuum Frying machine will provide an economic impact as well as a solution to various problems during the fruit harvest season by increasing the value-added sales value for businesses that are involved in it, and providing a multi economic benefit to the surrounding community.Keywords: Vacuum Frying, Dissemination, Harvest.
PENERAPAN TEKNOLOGI MESIN ROASTED KOPI TIPE ROTARY UNTUK MENGHASILKAN AROMA KOPI SPECIALTY DI KABUPATEN ENREKANG Reta, .; Tasir, .; Thamrin, Syahruni
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 1 OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i1.8124

Abstract

ABSTRAKProgram diseminasi ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi UMKM binaan (UMKM MAQFIRAH KALOSI) di Kabupaten Enrekang dan Sulawesi Selatan pada umumnya tentang penerapatan teknik roasting biji kopi arabika untuk mendapatkan cita rasa dan aroma yang terbaik serta varian roasted. Diharapkan teknologi dengan penerapan sistem teknologi roasted atau mesin sangrai tipe rotary double jacket ini bisa memberikan solusi kualitas citarasa dan aroma kopi sehingga dapat bersaing dengan produk-produk kopi kemasan lainnya di pasaran. Diseminasi produk teknologi yang diterapkan adalah hasil kajian dan penelitian yang memang sudah terbukti (proven). Teknologi ini memiliki mekanisme kerja untuk dengan sistem pemanasan yang efektif dan merata. Untuk bahan green bean 7 sampai 10 kg rata rata  membutuhkan waktu hanya 11 menit untuk matang sempurna, dan produk yang dihasilkan terdiri dari 3 kualifikasi yakni ligth, medium dan dark dengan sistem peralatan pada mesin roasting dilengkapi oleh alat control suhu secara otomatis pada vanelnya, sehingga hasil produk akan sesuai dengan apa yang kita settingkan. Hasil proses penyangraian yang merata dan cepat sehingga terjadi peningkatan produksi UKM baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga akan memberi kontribusi kepada sektor lain: jasa penyedia bahan kemasan, jasa percetakan Printing digital untuk pembuatan stiker kemasan, dan jasa transportasi baik dari sentra bahan baku ke unit pengolahan UKM, maupun distribusi produk ke pasar tradisional maupun pasar modern.Kata Kunci: Kopi Arabika, Mesin Roasted, Aroma.  ABSTRACTThis dissemination program aims to provide solutions for the guided MSMEs (MSME MAQFIRAH KALOSI) in Enrekang Regency and South Sulawesi in general about the inclusion of Arabica coffee bean roasting techniques to get the best taste and aroma and roasted variants. It is expected that the technology with the application of the roasted technology sistem or the rotary double jacket type roaster machine can provide a quality solution of flavor and aroma of coffee so that it can compete with other packaged coffee products on the market. Dissemination of applied technology products is the result of studies and research that have been proven. This technology has a mechanism of action for an effective and equitable heating sistem. For green beans, 7 to 10 kg on average takes only 11 minutes to mature perfectly, and the product produced consists of 3 qualifications namely ligth, medium and dark with the equipment sistem on the roasting machine equipped with automatic temperature control devices on the vanel, so Product results will be in accordance with what we set. The results of the roasting process are evenly distributed and quickly resulting in an increase in production of SMEs both in quality and quantity. So that it will contribute to other sectors: packaging material provider services, digital printing services for packaging stickers, and transportation services from raw material centers to SME processing units, as well as product distribution to traditional and modern markets.Keywords: Arabica Coffee, Roasted Machines, Aroma.
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN PADA PENGOLAHAN TEPUNG SAGU KERING DI UKM “ENGKA SAGU AL-FURQAN” MAKASSAR SULAWESI SELATAN Reta, .; Nurmiah, Siti; Zaimar, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 6 NO. 1 OKTOBER 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v6i1.11518

Abstract

One of the productive potentials of sago is in the eastern part of South Sulawesi, namely in North Luwu and East Luwuk. Sago flour can be used widely as a substitute in the manufacture of other foods, such as noodles, bread, biscuits, cakes, flavoring foods, and various types of high fructose syrup drinks. Therefore, sago is a non-rice alternative commodity that is calculated to support the food diversification program launched by the Government. Considering high potential of sago, it is necessary to cultivate, process and market sago products and build a partnership between cultivation and processing / packaging SMEs of sago products. The problem with Engka Sagu SMEs is the limited production capacity to meet market demand with sufficient quantity and quality. The processing and packaging process is done manually so that the quality and capacity is very low, only around 360-500 kg per month. Meanwhile, the potential market demand could reach 2,500 kg (2.5 tons) per month. The problem-solving method used is the introduction and training of dry sago starch processing techniques and packaging to labeling. The results showed that the activities of counseling, training and mentoring on dry sago flour packaging techniques went well and according to the plan where the Engka Sagu SME was able to produce the dry sago flour properly. The packaging and labeling of the product can be done well and produce a product with an attractive identity and appearance and can be sold on line.   Keywords: Sago fluor, Engka Sagu SMEs, capacity, packaging.   ABSTRAK Potensi Sagu yang sudah produktif salah satunya adalah Sulawesi Selatan bagian Timur yakni di Luwu Utara dan Luwu Timur. Tepung sagu dapat digunakan secara luas sebagai  subsitusi dalam  pembuatan  makanan lain, seperti mie, roti, biskuit, kue, makanan penyedap, dan berbagai jenis minuman sirup berkadar  fruktosa  tinggi. Oleh karena itu, sagu  merupakan  komoditas  alternatif non beras yang diperhitungkan dalam  mendukung  program diversifikasi pangan yang dicanangkan oleh pemerintah. Melihat potensi Sagu yang sangat tinggi maka perlu usaha budidaya, pengolahan dan pemasaran produk Sagu dan kemitraan antara UKM budidaya dan UKM pengolahan/ pengemasan produk sagu tersebut. Permasalahan UKM Engka adalah keterbatasan kemampuan produksi untuk memenuhi permintaan pasar dengan jumlah dan kualitas yang tercukupi. Proses pengolahan dan pengemasan dilakukan secara manual sehingga kualitas dan kapasitasnya sangat kurang hanya sekitar  360-500 kg per bulan. Sedangkan potensi permintaan pasar  bisa mencapai 2.500 kg (2,5 Ton) per bulan. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan teknik pengolahan tepung sagu kering dan pengemasan sampai pada pelabelannya. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan pada teknik pengemasan tepung sagu kering berjalan dengan baik dan sesuai rencana dimana UKM Engka Sagu sudah mampu memproduksi tepung sagu kering dengan baik. Pengemasan dan pelabelan pada produkpun sudah dapat dikerjakan dengan baik dan dihasilkan produk dengan identitas dan penampilan yang menarik serta sudah dapat dijual online buka lapak.   Kata Kunci; Tepung Sagu, UKM Engka Sagu, Kapasitas, Pengemasan.
PENERAPAN TEKNIK PANEN DAN PASCAPANEN KOPI ARABIKA KALOSI PRODUK UNGGULAN KABUPATAN ENREKANG Reta, .; Dahlia, .; Sumule, Ophirtus; Larekeng, Halimah
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 6 No. 2 (2021): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 6 NO. 2 MEI 2021
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v6i2.13947

Abstract

ABSTRAK Pengolahan pasca panen yang baik dan benar akan memberikan dampak yang baik bagi kualitas sebuah tanaman. Demikian pula buah kopi bila budidaya tepat dan proses pengolahan pasca panen tepat dan benar maka kualitas kopi akan baik. Melihat permintaan pasar yang tinggi akan kopi Indonesia dan khususnya kopi daerah Kabupaten Enrekang tepatnya di Kecamatan Baroko Desa Benteng Alla, maka petani kopi Arabika Kalosi di Benteng Alla Utara harus menambah informasi dan pengetahuannya akan proses pasca panen buah kopi, petani kopi harus berbenah dan melakukan perbaikan. Petani Kopi Arabika Kalosi yang berada di Desa Benteng Alla Utara merupakan mitra dari tim PPPUD Politani pangkep berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin. Mitra memiliki kendala seperti keterbatasan pengetahuan, keterbatasan alat dan teknologi dalam pengolahan pasca panen, dan pemasaran produk. Dengan pendampingan dan pendidikan yang diberikan maka permasalahan mitra dapat dipecahkan bersama. Meningkatnya pengetahuan petani dalam tahapan pemahaman tentang budidaya kopi, pengolahan pasca panen kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi. Dengan edukasi dan monitoring yang tetap dilakukan maka petani menjadi paham tahapan proses pengolahan pasca panen. Dengan dukungan Hibah DRPM Kemenristekdikti skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD), melakukan pendampingan dan pendidikan bagi petani kopi Arabika Kalosi di Desa Benteng Alla Utara dengan memberikan bantuan bibit kopi varietas Line S 795 dan alat kupas kulit tanduk (huller) agar petani dapat memproses lebih lanjut memproses hasil kebun mereka dimana selama ini dijual dalam bentuk gabah kemudian dapat dijual dalam bentuk green bean. Kata kunci: Kopi arabika kalosi, pemberdayaan petani, PPPUD. ABSTRACT Good post-harvest processing will give a good impact on the quality of a plant. Likewise, if the coffee is right and the post-harvest processing is right and right, the quality of the coffee will be good. Seeing the high market demand for Indonesian coffee and especially Enrekang regional coffee, Arabika coffee Kalosi farmers must add information and knowledge to the post-harvest process of coffee fruit, coffee farmers must improve and make improvements. Arabika Coffee Kalosi Farmers who are in the Village Benteng Alla Utara are partners of the PPPUD team Pangkep State Polytechnic of Agriculture collaboration with Hasanuddin University. Partners have constraints such as limited knowledge, limited tools and technology in post-harvest processing, and product marketing. With the assistance and education provided, partner problems can be solved together. Increased knowledge of farmers in the stages of understanding about coffee cultivation, post-harvest processing of coffee is very important in determining the quality and taste of coffee. By continuing education and monitoring, farmers will understand the stages of post-harvest processing. With the support of the Ministry of Research and Technology DRPM Grant, the Community Partnership Program (PPPUD) scheme provides assistance and education for Arabika coffee Kalosi farmers in the village of Benteng alla Utara by providing assistance with a coffee seeds and huller peel so that farmers can further process their garden products which have been sold as grain. Then it can be sold as a green bean. Keywords: Arabica coffee kalosi, farmer empowerment, PPPUD.