Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan risiko jatuh pada lansia dengan penggunaan alat bantu gerak Wirawati, Desmon
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 1 (2024): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i1.392

Abstract

Background: Elderly is the final stage of human development or life process. Elderly people experience anatomical and physiological changes in their bodies. This decrease in function causes elderly people to fall easily. Programs to prevent falls in the elderly can include carrying out gradual mobilization exercises using assistive devices for the elderly. Purpose: To raise awareness and increase the knowledge of elderly people regarding the risk of falls and to implement training in using walking aids as an effort to prevent falls. Method: The method used is counseling about the risk of falls to the elderly at the Husnul Khotimah Nursing Home in Tangerang. The number of elderly people who took part in the counseling was 18 people. Activities will be carried out for one month, namely 27 November - 23 December 2023. Results: The results of the TUG assessment were more than half, namely 11 elderly people or 61.11% of elderly people had a high risk of falling, and 11.11% or 2 elderly people were normal. The risk of falls experienced by the elderly is due to many factors, including the physical weakness of the elderly in using mobility devices, such as weakness in the lower extremities, decreased vision and hearing function, health conditions or illnesses experienced such as gout, hypertension and DM. and the unwillingness of elderly people to use assistive devices for movement. Conclusion: The conditions experienced cause elderly people to have difficulty moving so they are at risk of falling. Another factor that puts elderly people at risk of falling is environmental factors. The underwear environment shows that the floor is made of slippery ceramics, on the walls of the room or along the hallway the underwear is not equipped with a handle on the wall, there is not enough lighting, and the influence of drugs consumed by the elderly. Suggestions: Suggestions for nursing home managers are that they can provide ongoing assistance to the elderly in the use of mobility aids. Nursing home staff are also expected to be able to minimize external factors that cause falls in the elderly. Keywords: Elderly; Fall Prevention; Fall Risk. Pendahuluan: Lanjut usia (lansia) adalah tahap akhir dari tahap perkembangan atau proses kehidupan manusia. Lansia mengalami perubahan secara anatomis dan fisiologis pada tubuh. Penurunan fungsi ini mengakibatkan lansia menjadi mudah terjatuh. Program pencegahan masalah jatuh pada lansia dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan latiihan mobilisasi bertahap menggunakan alat bantu pada lansia. Tujuan: Untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan lansia terkait risiko jatuh dan mengaplikasikan latihan penggunaan alat bantu jalan sebagai upaya untuk mencegah kejadian jatuh Metode: Metode yang digunakan yaitu penyuluhan risiko jatuh kepada lansia di Panti Werda Husnul Khotimah Tangerang. Jumlah lansia yang mengikuti penyuluhan sebanyak 18 orang. Kegiatan dilakukan selama satu bulan yaitu 27 November - 23 Desember 2023. Hasil: Hasil Penilaian TUG lebih dari sebagaian yaitu 11 orang lanjut usia atau 61.11% lansia mengalami risiko jatuh tinggi, dan 11.11% atau 2 oarang lanjut usia normal. Risiko jatuh yang dialami lansia disebabkab karena banyak faktor diantaranya adalah karena kondisi kelamahan fisik yang dimiliki lansia dalam menggunakan alat gerak, seperti kelemahan pada ekstremitas bawah, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran, kondisi kesehatan atau penyakit yang dialami seperti asam urat, hipertensi, dan DM, serta ketidak mauan lanjut usia menggunakan alat bantu dalam bergerak. Simpulan: Kondisi yang dialami menjadi penyebab lansia mengalami kesulitan bergerak sehingga mengalami risiko jatuh. Faktor lain yang membuat lanjut usia berisiko jatuh adalah karena faktor lingkungan. Lingkungan panti terlihat lantai terbuat dari keramik yang licin, di dinding kamar atau sepanjang lorong panti tidak dilengkapi dengan pegangan pada dinding, pencahayaan yang kurang, serta pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi oleh lanjut usia. Saran: Saran untuk pengelola panti diharapkan dapat melakukan pendampigan secara berkelanjutan pada lanjut usia dalam penggunaan alat bantu gerak. Petugas panti juga diharapkan dapat meminimalkan faktor eksternal penyebab jatuh pada lanjut usia.
Balanced Nutrition Health Education for Infants and Toddlers Increase Parental Knowledge in Preventing Stunting Wirawati, Desmon; Awalin, Fischa
Multidiscience : Journal of Multidisciplinary Science Vol. 2 No. 1 (2025): January
Publisher : CV. Strata Persada Academia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59631/multidiscience.v2i1.304

Abstract

Stunting is caused by chronic malnutrition that affects Indonesian children, leading to long-term cognitive, physical, and socio-emotional consequences. Families play a crucial role in providing balanced nutrition to prevent stunting, yet many parents lack the necessary knowledge, necessitating targeted educational interventions. This study assesses the effectiveness of a balanced nutrition education program in enhancing parental knowledge and awareness of stunting prevention among families with infants and toddlers. Using a one-group pre-test and post-test design, 111 mothers participated in the study. Baseline knowledge was assessed through a structured questionnaire. An educational intervention, delivered through discussions, demonstrations, and audiovisual tools, focused on balanced nutrition principles and practical applications. Post-intervention knowledge levels were reassessed, and changes were analyzed using a paired t-test. Parental knowledge significantly improved post-intervention, with the proportion of respondents with good knowledge increasing from 27.03% to 79.28%. Factors influencing outcomes included parental motivation, availability for caregiving, and routine health post-visits. First-time parents and those unemployed showed higher engagement and receptivity. Tailored health education effectively enhances knowledge of stunting prevention. Interactive methods and audiovisual tools are recommended, alongside policies supporting routine counseling and culturally sensitive approaches to address educational gaps and promote optimal nutrition practices.
Edukasi Perawatan Sirkulasi dalam Upaya Pengontrolan Tekanan Darah di Keluarga Wirawati, Desmon
Mega Buana Journal of Innovation and Community Service Vol. 3 No. 1 (2024): Juli Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Mega Buana Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59183/bdjknv92

Abstract

Penyakit hipertensi sebagai the silent disease karena banyak orang yang tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi banyak dari penderitanya mengalami kematian secara mendadak karena kurangnya pengetahuan dan tidak memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pencegahan akibat yang terjadi diantaranya dapat dilakukan dengan perawatan sirkulasi. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan sirkulasi dalam mengontrol tekanan darah. Metode yang digunakan yaitu edukasi perawatan sirkulasi dalam upaya pengontrolan tekanan darah di keluarga, wilayah Kampung Angris Curug Sangerang Tangerang yang diikuti oleh 38 keluarga. Hasil edukasi perawatan sirkulasi diperoleh terjadinya peningkatan pengetahuan keluarga dalam melakukanperawatan sirkulasi dirumah yaitu dari 47,36% menjadi 73,68%. Selain itu terjadi perubahan hasil pemeriksaan tekanan darah setelah dilakukan perawatan selama tujuh hari, terdapat 15,78% yang memiliki tekanan darah kembali normal, responden dengan tekanan darah 120/80-139/89 mmHg adalah 23,68% dari 26,32%, respondeng yang memiliki tekanan darah 140/90-159/99 mmHg adalah 39.48% dari 42,11%, dan responden dengan tekanan darah ≥160/100 mmHg 21,06% dari 31,57%. Pengontrolan tekanan dapat dilakukan dengan intervesi perawatan sirkulasi dalam bentuk edukasi kesehatan, dan dapat mengontrol tekanan darah. Sehingga disarankan untuk perawat keluarga diharapkan dapat melakukan pendampigan dan kunjungan secara berkelanjutan pada keluarga dengan hipertensi dalam melakukan pengontrolan tekanan darah. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam melakukan perawatan sirkulasi terutama penyediaan diet rendah garam dan rendah lemak.