Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

GURU KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN BELAJAR SISWA KELAS XII DI SATU SEKOLAH KRISTEN [CHRISTIAN TEACHERS AS GUIDES TO LEARNING FOR GRADE 12 STUDENTS AT ONE CHRISTIAN SCHOOL] Gultom, Ester Lusia; Sitompul, Henni; Tamba, Kimura Patar
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 3, No 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.1966

Abstract

The implementation of the 2013 curriculum aims to improve the quality of Indonesian education by enabling students to develop competencies. Therefore, it is expected that students actively learn in the classroom so that effective learning processes are created to develop student competencies.  However, based on facts found in grade 12 at one of the Christian schools in Cibubur, students were not actively studying in class. Christian teachers see this gap as something that can be corrected with competencies they can guide. God calls Christian teachers to guide students who have fallen into sin to return to God's path with the proper competence, direction, and purpose. Thus, the purpose of this paper is to present the role of a Christian teacher as a guide to learning for grade 12 students in one Christian school, as well as the resulting impact. The results of this paper about the role of Christian teachers as guides, who view students as precious and personal creations before the Lord, show that teachers are able to guide according to the needs of students using the Discovery Learning model and supporting methods such as group discussion methods, lectures, FAQs, and games. Suggestions aimed at Christian teachers may provide learning guidance for using the Discovery Learning model and its supporting methods.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penerapan kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan cara memampukan siswa untuk mengembangkan kompetensi. Oleh karena itu, diharapkan siswa bisa aktif belajar di kelas sehingga dapat diciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Namun, berdasarkan fakta yang ditemukan di kelas XII pada salah satu sekolah Kristen di Cibubur, ditemukan siswa yang masih kurang aktif belajar di kelas. Guru Kristen melihat kesenjangan ini sebagai hal yang harus diperbaiki dengan kompetensi yang dimilikinya sebagai penuntun. Karena Tuhan memanggil guru Kristen untuk menuntun siswa yang telah jatuh dalam dosa supaya kembali ke jalan Tuhan, dengan kompetensi, arah, dan tujuan yang benar. Maka, tujuan penulisan paper ini adalah memaparkan peran guru Kristen sebagai penuntun belajar siswa kelas XII di satu sekolah Kristen, serta dampak yang dihasilkan. Hasil paper ini mengenai peran guru Kristen sebagai penuntun yang memandang siswa sebagai ciptaan sekaligus pribadi yang berharga di hadapan Tuhan sehingga guru mampu menuntun sesuai dengan kebutuhan siswa, menggunakan model pembelajaran Discovery Learning serta metode pendukungnya seperti metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan permainan. Saran ditujukan kepada guru Kristen kiranya dapat memberikan tuntunan belajar yang sesuai dengan kebutuhan salah satunya menggunakan model Discovery Learning serta metode pendukungnya.
PERAN GURU KRISTEN DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KRISTEN [THE ROLE OF CHRISTIAN TEACHERS IN IMPROVING ACTIVE LEARNING IN MATHEMATICS IN A CHRISTIAN SCHOOL] Sihaloho, Gifson Teodorus; Sitompul, Henni; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 3, No 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i2.1988

Abstract

Teachers and students have very important roles in the learning process. The teacher's role is planning and conducting the learning process. Students are required to be actively involved in learning. The success of a teacher in teaching will be determined by how active students are in participating in learning. Students' active learning will show that they really follow the learning process. The results of field observations indicate that student activity is still very low. Students very rarely ask questions, are less enthusiastic, unfocused, and sleepy when the teacher teaches. The purpose of this study is to discuss the role of Christian teachers in increasing student activity in the learning process. The results showed that Christian teachers play a role in increasing student activity in the learning process. Teachers are advised to create learning that is fun and not boring by creating varied learning methods, making teaching aids, and using ice breakers or games.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru berperan dalam merencanakan dan melakukan proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat terlibat aktif dalam belajar. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan seberapa aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa belajar aktif menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan, kurang bersemangat, kurang antusias, tidak fokus, dan mengantuk ketika guru mengajar. Tujuan penulisan ini adalah membahas mengenai peran guru Kristen dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Kristen berperan dalam meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Peran guru Kristen dalam proses pembelajaran adalah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi, dan membuat ice breaking. Guru-guru disarankan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan membuat metode pembelajaran yang bervariasi, membuat alat peraga, dan membuat ice breaking ataupun games. 
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEBAGAI DAMPAK DARI BIMBINGAN BELAJAR GRATIS DI KAMPUNG SABI TANGERANG Izaak, Maya Puspitasari; Sianipar, Lia Kristina; Gunanto, Yohanes Edi; Martha, Kurniawati; Sitompul, Henni
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1905

Abstract

Kesulitan belajar menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Faktor internal yang memengaruhi kesulitan belajar adalah kemampuan siswa itu sendiri serta faktor eksternal adalah lingkungan siswa belajar, kondisi keluarga, strategi dan metode mengajar yang guru lakukan. Salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk menolong siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan memberikan bantuan atau bimbingan belajar.Namun, tidak semua orang tua punya perekonomian yang baik, sama halnya dengan siswa-siswi desa Kampung Sabi. Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan kepada siswa-siswi kampung Sabi, banyak siswa-siswi yang membutuhkan bantuan belajar, khususnya bantuan belajar mata pelajaran matematika. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar sehingga memberikan dampak yang baik bagi hasil belajar siswa-siswi kampung Sabi. Metode pelaksanaan PkM ini terdiri dari tiga tahapan, yakni, persiapan, pelaksanaan kegiatan dan terakhir evaluasi. Data yang dievaluasi adalah hasil belajar UTS dan UAS siswa-siswi. Dari hasil UTS dan UAS siswa-siswi menunjukkan bahwa bimbingan belajar zeta berdampak kepada hasil belajar siswa. Rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan.
PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR KURIKULUM MERDEKA BAGI GURU DI SMP FELLYCIA Martha, Kurniawati; Sianipar, Lia; Izaak, Maya Puspitasari; Gunanto, Yohanes Edi; Sitompul, Henni
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 8, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v8i1.7780

Abstract

Kurikulum Merdeka memiliki konsep kurikulum yang menuntut kreatifitas guru di mana guru sebagai pendidik memiliki keleluasaan untuk merancang modul ajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik dan ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Adapun tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dalam menyiapkan generasi muda agar dapat berkontribusi dan menghadapi tantangan di era globalisasi. Oleh karena itu, guru memerlukan kemampuan untuk merancang bahan ajar yang di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, penilaian dan media pembelajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan, didapati guru-guru di SMP Fellycia belum sepenuhnya memahami konsep Kurikulum Merdeka. Hal ini menyebabkan guru-guru memiliki kesulitan dalam membuat, memodifikasi, dan mengembangkan modul ajar.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim memberikan pelatihan pembuatan bahan ajar dengan berdasarkan pada Kurikulum Merdeka. Tujuan kegiatan PKM adalah membekali guru SMP Fellycia agar dapat membuat bahan ajar, memodifikasi, dan mengembangkan berdasarkan pada Kurikulum Merdeka. Metode pelatihan adalah dengan ceramah, tanya jawab, brainstorming, dan presentasi peserta. Hasil kegiatan PkM adalah 71% guru-guru di SMP Fellycia dapat memahami esensi dari Kurikulum Merdeka dan dapat membuat, memodifikasi, dan mengembangkan bahan ajar Kurikulum Merdeka Belajar.
ANALISIS MINAT BELAJAR SAINS DI BIMBINGAN BELAJAR ETA Sitompul, Henni; Gunanto, Yohannes Edi; Izaak, Maya Puspitasari; Martha, Kurniawati; Sitompul, Lastiar; Purba, Elisa
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2329

Abstract

Minat yang tinggi dalam belajar dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan dan keaktifan dalam proses pembelajaran serta pencapaian akademik yang lebih baik. Hal itu juga berlaku pada pembelajaran sains yang sering dianggap menjadi pelajaran yang sulit, menantang dan membosankan. Sains adalah suatu bidang studi yang melibatkan observasi, eksperimen dan pemahaman yang mendalam tentang fenomena alam dan bagaimana alam bekerja. Melalui sains, siswa belajar untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mengembangkan teknologi dan solusi inovatif. Oleh karena itu, minat belajar yang tinggi sangat penting dalam pembelajaran sains. Bimbingan belajar ETA adalah kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang terlaksana atas kerja sama fakultas ilmu Pendidikan UPH dengan pengurus RW16 Binong. Bimbingan belajar ini focus melayani pembelajaran matematika dan sains. Pembelajaran dilakukan dua kali seminggu yaitu hari Jumat dan hari Sabtu di RW16 Binong. Analisis minat belajar sains siswa dilakukan melalui data observasi, wawancara dan angket pada akhir tahun ajaran. Hasil angket di analisis menggunakan skala Guttman. Dari hasil observasi, wawancara dan hasil pengolahan angket diperoleh minat belajar sains siswa di bimbingan belajar ETA masuk kategori tinggi. Hasil ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan orang tua siswa yang mengatakan bahwa bimbingan belajar ini mendorong anaknya rajin belajar dan meningkatkan nilai sains di sekolah. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar sains di Bimbingan Belajar ETA meliputi metode pengajaran yang inovatif dan interaktif, seperti demonstrasi sains, serta dukungan yang konsisten dari tutor yang berkompeten, sabar, dan tidak membosankan.
DAMPAK PENGGUNAAN POWERPOINT INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PERHATIAN, MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP DI BIMBEL KAMPUNG SABI Martha, Kurniawati; Siburian, Swyen Adven Tina; Gunanto, Yohanes Edi; Sitompul, Henni; Izaak, Maya Puspitasari
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2430

Abstract

In the era of globalization with rapid technological developments, technology is very useful in improving the efficiency and quality of learning. Not all students have the opportunity to learn how to use technology; one of them is the children in rented houses in Kampung Sabi, Tangerang. It is caused by the financial situation of parents who are unable to provide laptops, internet quotas, and cell phones. Based on the needs analysis, children in Sabi Village should have the opportunity to learn to utilize technology and then use interactive PowerPoint using the laptops of the Pelita Harapan University (UPH) team. The UPH team also downloads animations, images, videos and music, so they don't need an internet quota. As a result of the activity, using interactive PowerPoint can increase attention, motivation to learn, and understanding of science and mathematics concepts. The method of this activity is lecture, answering questions and brainstorming using interactive PowerPoint. This event will take place from 5 September 2023 to 30 May 2024. As a result, interactive PowerPoint has been proven to increase attention motivation to learn and make the material taught easier to understand. Children make learning activities interesting and fun. The benefit of using interactive PowerPoint is that 86.49% of children in Sabi Village are happier learning Mathematics and Science. This feeling of joy encourages children in Sabi Village to pay attention and be motivated to learn so they can understand the concepts being taught well.
PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR KURIKULUM MERDEKA BAGI GURU DI SMP FELLYCIA Martha, Kurniawati; Sianipar, Lia; Izaak, Maya Puspitasari; Gunanto, Yohanes Edi; Sitompul, Henni
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v8i1.7780

Abstract

Kurikulum Merdeka memiliki konsep kurikulum yang menuntut kreatifitas guru di mana guru sebagai pendidik memiliki keleluasaan untuk merancang modul ajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kebutuhan peserta didik dan ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Adapun tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dalam menyiapkan generasi muda agar dapat berkontribusi dan menghadapi tantangan di era globalisasi. Oleh karena itu, guru memerlukan kemampuan untuk merancang bahan ajar yang di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran, penilaian dan media pembelajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan, didapati guru-guru di SMP Fellycia belum sepenuhnya memahami konsep Kurikulum Merdeka. Hal ini menyebabkan guru-guru memiliki kesulitan dalam membuat, memodifikasi, dan mengembangkan modul ajar.Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim memberikan pelatihan pembuatan bahan ajar dengan berdasarkan pada Kurikulum Merdeka. Tujuan kegiatan PKM adalah membekali guru SMP Fellycia agar dapat membuat bahan ajar, memodifikasi, dan mengembangkan berdasarkan pada Kurikulum Merdeka. Metode pelatihan adalah dengan ceramah, tanya jawab, brainstorming, dan presentasi peserta. Hasil kegiatan PkM adalah 71% guru-guru di SMP Fellycia dapat memahami esensi dari Kurikulum Merdeka dan dapat membuat, memodifikasi, dan mengembangkan bahan ajar Kurikulum Merdeka Belajar.
GURU KRISTEN SEBAGAI PENUNTUN BELAJAR SISWA KELAS XII DI SATU SEKOLAH KRISTEN [CHRISTIAN TEACHERS AS GUIDES TO LEARNING FOR GRADE 12 STUDENTS AT ONE CHRISTIAN SCHOOL] Gultom, Ester Lusia; Sitompul, Henni; Tamba, Kimura Patar
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.1966

Abstract

The implementation of the 2013 curriculum aims to improve the quality of Indonesian education by enabling students to develop competencies. Therefore, it is expected that students actively learn in the classroom so that effective learning processes are created to develop student competencies.  However, based on facts found in grade 12 at one of the Christian schools in Cibubur, students were not actively studying in class. Christian teachers see this gap as something that can be corrected with competencies they can guide. God calls Christian teachers to guide students who have fallen into sin to return to God's path with the proper competence, direction, and purpose. Thus, the purpose of this paper is to present the role of a Christian teacher as a guide to learning for grade 12 students in one Christian school, as well as the resulting impact. The results of this paper about the role of Christian teachers as guides, who view students as precious and personal creations before the Lord, show that teachers are able to guide according to the needs of students using the Discovery Learning model and supporting methods such as group discussion methods, lectures, FAQs, and games. Suggestions aimed at Christian teachers may provide learning guidance for using the Discovery Learning model and its supporting methods.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Penerapan kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan cara memampukan siswa untuk mengembangkan kompetensi. Oleh karena itu, diharapkan siswa bisa aktif belajar di kelas sehingga dapat diciptakan proses pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kompetensi siswa. Namun, berdasarkan fakta yang ditemukan di kelas XII pada salah satu sekolah Kristen di Cibubur, ditemukan siswa yang masih kurang aktif belajar di kelas. Guru Kristen melihat kesenjangan ini sebagai hal yang harus diperbaiki dengan kompetensi yang dimilikinya sebagai penuntun. Karena Tuhan memanggil guru Kristen untuk menuntun siswa yang telah jatuh dalam dosa supaya kembali ke jalan Tuhan, dengan kompetensi, arah, dan tujuan yang benar. Maka, tujuan penulisan paper ini adalah memaparkan peran guru Kristen sebagai penuntun belajar siswa kelas XII di satu sekolah Kristen, serta dampak yang dihasilkan. Hasil paper ini mengenai peran guru Kristen sebagai penuntun yang memandang siswa sebagai ciptaan sekaligus pribadi yang berharga di hadapan Tuhan sehingga guru mampu menuntun sesuai dengan kebutuhan siswa, menggunakan model pembelajaran Discovery Learning serta metode pendukungnya seperti metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan permainan. Saran ditujukan kepada guru Kristen kiranya dapat memberikan tuntunan belajar yang sesuai dengan kebutuhan salah satunya menggunakan model Discovery Learning serta metode pendukungnya.
PERAN GURU KRISTEN DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KRISTEN [THE ROLE OF CHRISTIAN TEACHERS IN IMPROVING ACTIVE LEARNING IN MATHEMATICS IN A CHRISTIAN SCHOOL] Sihaloho, Gifson Teodorus; Sitompul, Henni; Appulembang, Oce Datu
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol. 3 No. 2 (2020): JUNE
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i2.1988

Abstract

Teachers and students have very important roles in the learning process. The teacher's role is planning and conducting the learning process. Students are required to be actively involved in learning. The success of a teacher in teaching will be determined by how active students are in participating in learning. Students' active learning will show that they really follow the learning process. The results of field observations indicate that student activity is still very low. Students very rarely ask questions, are less enthusiastic, unfocused, and sleepy when the teacher teaches. The purpose of this study is to discuss the role of Christian teachers in increasing student activity in the learning process. The results showed that Christian teachers play a role in increasing student activity in the learning process. Teachers are advised to create learning that is fun and not boring by creating varied learning methods, making teaching aids, and using ice breakers or games.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru berperan dalam merencanakan dan melakukan proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat terlibat aktif dalam belajar. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan seberapa aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa belajar aktif menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan, kurang bersemangat, kurang antusias, tidak fokus, dan mengantuk ketika guru mengajar. Tujuan penulisan ini adalah membahas mengenai peran guru Kristen dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Kristen berperan dalam meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Peran guru Kristen dalam proses pembelajaran adalah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi, dan membuat ice breaking. Guru-guru disarankan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan membuat metode pembelajaran yang bervariasi, membuat alat peraga, dan membuat ice breaking ataupun games. 
Peran Guru Kristen Sebagai Penuntun Untuk Meningkatkan Numerasi Siswa Sigalingging, Fetty Hosanna; Sitompul, Henni
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol. 6 No. 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.7910

Abstract

The low numeracy of students is still an emerging topic of discussion and has not yet made progress. Research from PISA and OECD shows that Indonesia ranks low for numeracy skills. Many efforts have been made to improve numeracy, one of which is the implementation of the Christian teacher's role as a guide. Therefore, this article is written with the aim of examining the role of Christian teachers as guides to improve student numeracy. This research was conducted using a literature review. The Christian teacher as a guide means that the teacher plays a role in directing and providing guidance for students. In improving numeracy, Christian teachers play a role in directing students to the right mindset towards numeracy content. Christian teachers make Jesus as a shepherd an example in carrying out their role as a guide to improve numeracy. Christian teachers help students to improve numeracy according to numeracy indicators while keeping the Bible as the source of truth. Christian teachers will make Christ the center of education, which means that all aspects of education are worked on and focused on Christ. Thus students can utilize numeracy skills in accordance with biblical truth and glorify God. Future researchers are advised to examine more deeply the factors that influence numeracy and find solutions to the appropriate role of Christian teachers to improve numeracy skills.BAHASA INDONESIA ABSTRACTRendahnya kemampuan berhitung siswa masih menjadi perbincangan yang muncul dan belum mengalami kemajuan. Penelitian dari PISA dan OECD menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat rendah untuk kemampuan berhitung. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung, salah satunya adalah dengan menerapkan peran guru Kristen sebagai penuntun. Oleh karena itu, artikel ini ditulis dengan tujuan untuk mengkaji peran guru Kristen sebagai penuntun untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur. Guru Kristen sebagai penuntun berarti guru berperan untuk mengarahkan dan memberikan tuntunan kepada siswa. Dalam meningkatkan kemampuan berhitung, guru Kristen berperan dalam mengarahkan siswa agar memiliki pola pikir yang benar terhadap materi berhitung. Guru Kristen menjadikan Yesus sebagai gembala sebagai teladan dalam menjalankan perannya sebagai penuntun untuk meningkatkan kemampuan berhitung. Guru Kristen menolong siswa untuk meningkatkan kemampuan berhitung sesuai dengan indikator-indikator berhitung dengan tetap menjadikan Alkitab sebagai sumber kebenaran. Guru Kristen akan menjadikan Kristus sebagai pusat dalam pendidikan, yang berarti semua aspek pendidikan dikerjakan dan difokuskan pada Kristus. Dengan demikian siswa dapat menggunakan kemampuan berhitung sesuai dengan kebenaran Alkitab dan memuliakan Tuhan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berhitung dan mencari solusi mengenai peran guru Kristen yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berhitung.