Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Ayam Ras Petelur di Desa Ponggok Kabupaten Blitar Saraswati, Annisa; kusuma , Hendra; Hidayat Riyanto, Wahyu
JOURNAL OF ECONOMIC AND SOCIAL EMPOWERMENT Vol. 3 No. 2 (2023): JOURNAL OF ECONOMIC AND SOCIAL EMPOWERMENT
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/joesment.v3i1.21230

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam ras petelur serta strategi pengembangan usaha ternak ayam ras petelur di Desa Ponggok Kabupaten Blitar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dan untuk menganalisis kelayakan menggunakan 2 aspek utama studi kelayakan yaitu aspek keungan menggunakan Teknik Analisis Finansial PP, NPV, IRR, B/C Ratio dan ROI dan analisis SWOT untuk menganalisis strategi pengembangan usaha. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah menggunakan Teknik wawancara dan dokumentasi terhadap 2 responden yaitu pemilik usaha ternak ayam ras petelur. Berdasarkan hasil penelitian analisis finansial usaha ternak ayam ras petelur di Desa Ponggok sepenuhnya layak dijalankan,dikarenakan terdapat 3 hasil perhitungan yaitu PP, IRR, dan B/C Ratio milik ibu Sri Andayani yang menunjukkan hasil layak dan 2 perhitungan NPV dan ROI menunjukkan hasil tidak layak. Sedangkan usaha milik bapak Supriyanto sepenuhnya layak untuk dijalankan karena terdapat hasil 3 perhitungan yaitu PP, IRR), B/C Ratio), yang menunjukkan usaha tersebut layak, sedangkan 2 perhitungan NPV, dan ROI menghasilkan nilai yang negative sehingga dikatakan tidak layak
Deduaian Tradition in Lampung Saibatin Traditional Marriage in Review of Islamic Law Saraswati, Annisa
USRATY : Journal of Islamic Family Law Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/usraty.v2i2.8688

Abstract

This research aims to analyze the practice of the deduaan tradition in traditional Lampung Saibatin marriages in Bandar Lampung City and to analyze the Islamic legal review of the practice of the deduaan tradition in traditional Lampung Saibatin marriages in Bandar Lampung City. This study employs a qualitative method with a descriptive-analytical approach through field research, analyzing data directly from the research site. The results of the research show that the practice of deduaan before the marriage in Bandar Lampung City first requires an agreement/permission to be made by the family who has the intention and asks permission from the inner traditional leaders. Second, notification to the entire community, traditional leaders, religious and government leaders door to door. Kegita, the implementation of the deduaan is carried out in the afternoon in Batanghari accompanied by the ladies/bodyguards called the Mena Tribe, Dukhi Tribe, Kanan Tribe and Kikhi Tribe, after completion the bride and groom are made up again and wear traditional clothes, then on the way to the wedding house they are paraded. wine. The deduaian tradition in Islam is grouped into authentic customs or urf, namely customs that are repeatedly carried out and accepted by many people. This research contributes to providing the people of Lampung with information about the deduaian process through stories and traditional ceremonies, ensuring the preservation of their traditions. It also emphasizes the importance of safeguarding cultural heritage and promotes cross-cultural understanding at a global level.
Perkawinan Metudau Dalam Kewarisan Pada Masyarakat Lampung Saibatin Menurut Hukum Islam Saraswati, Annisa; Tunnur, Muti Aulia Zahro; Mahdin, Mahkamah
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 5 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v5i1.23094

Abstract

Perkawinan metudau  yaitu berarti  muli (perempuan) akan meninggalkan keluarganya dan tidak mendapat warisan dari keluarganya, baik harta dan juga adoq dari keluarga asal. Adapun barang bawaan kebayan ini dinamakan benatok, terhadap barang benatok hak dan kekuasaannya tetap pada istri dan suami tidak berhak atas benatok. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana akibat perkawinan metudau terhadap kewarisan pada masyarakat Lampung Saibatin di Kecamatan Lumbok Seminung dan bagaimana akibat perkawinan metudau dalam kewarisan di Kecamatan Lombok Seminung dalam pandangan hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akibat perkawinan metudau terhadap kewarisan pada masyarakat Lampung Saibatin di Kecamatan Lumbok Seminung serta akibat perkawinan metudau dalam kewarisan di Kecamatan Lombok Seminung dalam pandangan hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat dari perkawinan metudau yaitu tidak mendapatkan harta warisan dari keluarga meliputi harta benda, tidak mendapatkan gelar (adoq) dari keluarga perempuan serta putusnya hubungan dengan keluarga. Pandangan hukum Islam bahwa seorang anak perempuan meskipun sudah melakukan perkawinan tetap memiliki hak untuk mendapatkan warisan sebagaimana yang ia peroleh sebelum menikah. Perkawinan juga bukan merupakan sebab terhalangnya mendapatkan kewarisan, karena dalam Islam yang menyebabkan tidak mendapatkan warisan yaitu, pembunuhan, berlainan agama, berlainan negara dan putusnya hubungan karena perkawinan. Namun perkawinan metudau yang terjadi di Kecamatan Lumbok Seminung sudah menjadi tradisi atau adat untuk tidak mendapatkan warisan dari keluarganya.Kata Kunci: Perkawinan, Kewarisan, Hukum Islam.
Deduaian Tradition in Lampung Saibatin Traditional Marriage in Review of Islamic Law Saraswati, Annisa
USRATY : Journal of Islamic Family Law Vol. 2 No. 2 (2024): Editions July-December 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/usraty.v2i2.8688

Abstract

This research aims to analyze the practice of the deduaan tradition in traditional Lampung Saibatin marriages in Bandar Lampung City and to analyze the Islamic legal review of the practice of the deduaan tradition in traditional Lampung Saibatin marriages in Bandar Lampung City. This study employs a qualitative method with a descriptive-analytical approach through field research, analyzing data directly from the research site. The results of the research show that the practice of deduaan before the marriage in Bandar Lampung City first requires an agreement/permission to be made by the family who has the intention and asks permission from the inner traditional leaders. Second, notification to the entire community, traditional leaders, religious and government leaders door to door. Kegita, the implementation of the deduaan is carried out in the afternoon in Batanghari accompanied by the ladies/bodyguards called the Mena Tribe, Dukhi Tribe, Kanan Tribe and Kikhi Tribe, after completion the bride and groom are made up again and wear traditional clothes, then on the way to the wedding house they are paraded. wine. The deduaian tradition in Islam is grouped into authentic customs or urf, namely customs that are repeatedly carried out and accepted by many people. This research contributes to providing the people of Lampung with information about the deduaian process through stories and traditional ceremonies, ensuring the preservation of their traditions. It also emphasizes the importance of safeguarding cultural heritage and promotes cross-cultural understanding at a global level.