Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Uban Dalam Persperktif Biologi Dan Teologi Sholihuddin, Moh; Jalil, Muhamad
Journal Of Biology Education Vol 1, No 1 (2018): Journal Of Biology Education
Publisher : Tadris Biologi IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jobe.v1i1.3558

Abstract

Uban merupakan kejadian alamiah yang terjadi pada seorang manusia. Uban selalu diidentikkan bahwa manusia tersebut sudah masuk pada usia tua. Uban yang tumbuh sebelum waktunya tentu akan menjadikan persoalan tersendiri bagi mereka yang ingin tampil sempurna di depan khalayak umum. Hal ini akan mendorong untuk melakukan segala cara untuk menutupi kekurangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: (a) mendeskripsikan proses terjadinya uban secara biologi fisiologis pada manusia; (b) menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan uban pada manusiaa; (c) nilai pendidikan islam seperti apa yang terjadi dibalik peristiwa uban. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Sumber data dalam penelitan ini adalah Fatwa MUI No 23 Tahun 2012, Buku Anatomi Fisiologi Manusia, dan Fisiologi Hewan. Dalam studi ini data sekundernya adalah buku-buku yang mendukung penulis untuk melengkapi isi sertai interpretasi dari dari sumber data primer. Metode analisis data menggunaka analysis content tipe Holsti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) uban dalam biologi disebabkan kekurangan pigmen melanin sehingga rambut tampak berwarna putih; (2) Uban terjadi karena faktor luar seperti penggunaan bahan kimia yang merusak folikel rambut, stres, genetik, gaya hidup, dan tingkat polusi udara yang tinggi dan faktor instrinsik karena sel melanosit tidak mampu lagi memproduksi pigmen melanin; dan (3) Uban merupakan isyarat bahwa dengan bertambahnya umur maka kematian telah dekat sehingga orang sedapat mungkin menghindari sebanyak mungkin dosa-dosa kecil apalagi dosa besar.Kata kunci: Biologi, Uban, Teologi
values Of Multicultural Islamic Education: Interaction Between Students And The Chinese Community In Lasem Sholihuddin, Moh; Shobirin, Muhammad
International Journal of Islamic Education, Research and Multiculturalism (IJIERM) Vol 6 No 3 (2024)
Publisher : The Islamic Education and Multiculturalism Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47006/ijierm.v6i3.398

Abstract

Abstract: The multicultural insight possessed by citizens is a concrete example of how differences do not always trigger divisions or rifts, but can still live in harmony according to what is taught in Islam as well as the values of Pancasila and global development. In the field, there are many intolerance issues that occur, the objectives of this research are 1. Explain how to inculcate the values of multicultural Islamic education in the interaction of students with the Chinese community in Lasem. 2. Analyze the Islamic values of multicultural Islamic educators found in the interaction of students with the Chinese community in Lasem. The research method used is field research. In this study, researchers use a qualitative approach to describe and analyze events, social activities, phenomena, attitudes, perceptions, beliefs, and individual thoughts. In addition, qualitative research is usually in charge of describing and investigating and describing and explaining. In this study, seven multicultural Islamic values were obtained based on the process of observation, interviews, and documentation. The seven multicultural values are: mutual cooperation, friendliness and manners, caring for the surroundings, accepting differences or pluralism, harmony and peace, non-violence, and being adaptive to culture. Based on the discussion, it can be concluded that there are seven multicultural Islamic values consisting of mutual cooperation, friendliness and manners, caring for the surroundings, accepting differences or pluralism, harmony and peace, non-violence, and being adaptive to culture. The inculturation of multicultural Islamic values in students is embedded in various ways, in this case obtained from education inside the cottage and from outside the cottage. Among them are: (1) the model of exemplary kiyahi, (2) the model of adaptation, (3) the model of habituation, and (4) and the model of symbolic interaction in the Lasem community.
Integrasi Kearifan Lokal dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan: Upaya Memperkuat Identitas dan Karakter Siswa MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus Arif, Muhammad Syaifuddin; Roihanatuzzulfa; Masyhar, Aly; Sholihuddin, Moh
IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No. 3 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/ihsan.v3i3.1332

Abstract

Pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan identitas generasi muda di tengah arus globalisasi yang mengancam eksistensi budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi dan bentuk integrasi kearifan lokal dalam pengembangan kurikulum serta dampaknya terhadap pembentukan identitas dan karakter siswa di MA NU Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif eksploratif dengan metode studi kasus, dengan subjek terdiri dari wakil kepala sekolah dan guru yang terlibat dalam penyusunan kurikulum berbasis nilai lokal. Teknik analisis tematik digunakan untuk mengolah data hasil wawancara dan observasi, yang kemudian dikonfirmasi melalui teknik member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi tradisi lokal seperti manaqiban, puasa bentur, dan ziarah muassis dalam proses pembelajaran secara signifikan memperkuat nilai spiritualitas, kedisiplinan, penghormatan, dan tanggung jawab sosial siswa. Praktik ini tidak hanya membentuk karakter siswa, tetapi juga menjadikan madrasah sebagai agen pelestarian budaya lokal sekaligus inovator kurikulum kontekstual.