Nur'aeni, Aan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Profil keselamatan pasien dalam penggunaan irigasi hangat perioperatif: A literature review Harlasgunawan, Alia Rahmi; Kosasih, Cecep Eli; Nur'aeni, Aan
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 5 (2025): Volume 19 Nomor 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i5.1153

Abstract

Background: Perioperative hypothermia (core temperature < 36 °C) is a frequent complication during surgery and is associated with adverse outcomes such as myocardial ischemia, coagulopathy, surgical site infections, and delayed recovery. One of the contributing factors is the use of large volumes of room-temperature irrigation fluids. Warming irrigation fluids is a simple and effective strategy to maintain perioperative normothermia, but its implementation requires a thorough understanding of patient safety profiles to ensure safe and optimal practice. Purpose: To analyze the patient safety profile in the use of perioperative warm irrigation. Method: A literature review was conducted on relevant literature to analyze the effectiveness and safety profile of perioperative warmed irrigation fluids. The reviewed literature included clinical studies and research discussing the use of warmed irrigation fluids in various surgical procedures, focusing on hypothermia prevention, patient thermal comfort, and safety aspects. Data were analyzed descriptively to identify key findings regarding effectiveness, safety profile, and clinical practice recommendations. Results: Evidence from various clinical studies shows that warmed irrigation fluids improve thermal comfort, reduce the incidence of hypothermia and shivering, and support patient safety. The effectiveness is particularly notable in endoscopic and urologic procedures, and can be enhanced when combined with warmed intravenous fluids. However, the added value of combining multiple warming strategies in short-duration surgeries remains unclear. Importantly, the use of warmed irrigation fluids has not been linked to increased postoperative complications. Conclusion: Warmed irrigation fluids demonstrate an excellent safety profile when implemented optimally. Optimal implementation requires consistent temperature control, reliable warming equipment, and adherence to safety protocols. Further standardization of safety protocols and healthcare professional training in intraoperative fluid warming practices is needed to optimize patient safety outcomes and ensure safe implementation across various clinical settings.   Keywords: Hypothermia; Patient Safety; Perioperative Warm Irrigation.   Pendahuluan: Hipotermia perioperatif (suhu inti tubuh < 36 °C) merupakan komplikasi yang sering terjadi selama pembedahan dan berhubungan dengan berbagai efek merugikan, seperti iskemia miokard, gangguan koagulasi, infeksi luka operasi, serta pemulihan yang tertunda. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah penggunaan cairan irigasi dalam volume besar dengan suhu ruang. Pemanasan cairan irigasi merupakan strategi yang sederhana dan efektif untuk mempertahankan normotermia selama perioperatif. Tujuan: Untuk menganalisis profil keselamatan pasien dalam penggunaan irigasi hangat perioperative. Metode: Tinjauan naratif dilakukan terhadap literatur yang relevan untuk menganalisis efektivitas dan profil keselamatan penggunaan cairan irigasi hangat perioperatif. Literatur yang dikaji mencakup studi klinis dan penelitian yang membahas penggunaan cairan irigasi hangat dalam berbagai prosedur pembedahan, dengan fokus pada pencegahan hipotermia, kenyamanan termal pasien, dan aspek keselamatan. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi temuan utama terkait efektivitas, profil keselamatan, dan rekomendasi praktik klinis. Hasil: Bukti dari berbagai studi klinis menunjukkan bahwa cairan irigasi hangat meningkatkan kenyamanan termal, menurunkan kejadian hipotermia dan menggigil, serta mendukung keselamatan pasien. Efektivitasnya sangat menonjol pada prosedur endoskopi dan urologi, dan dapat ditingkatkan dengan kombinasi infus intravena hangat. Namun, manfaat tambahan dari penggabungan beberapa metode pemanasan pada pembedahan berdurasi pendek masih belum jelas. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan cairan irigasi hangat tidak dikaitkan dengan peningkatan komplikasi pascaoperasi. Simpulan: Cairan irigasi hangat menunjukkan profil keselamatan yang sangat baik. Ketika diimplementasikan secara optimal membutuhkan kontrol suhu yang konsisten, peralatan pemanas yang andal, serta kepatuhan terhadap protokol. Standarisasi lebih lanjut dalam praktik pemanasan cairan intraoperatif diperlukan untuk mengoptimalkan luaran pasien.   Kata Kunci: Hipotermia; Irigasi Hangat Perioperative; Keselamatan Pasien.
Gambaran Pengetahuan dan Self Efficacy Masyarakat dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar di Desa Tanjungsari Sumedang Sulaeman, Nadila Afifah; Nur'aeni, Aan; Pebrianti, Sandra
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 8 (2025): Volume 7 Nomor 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i8.21498

Abstract

ABSTRACT Basic Life Support (BLS) is the first aid given in cases of cardiac arrest. This condition can occur anywhere and anytime, so the community needs to have BLS skills supported by knowledge and self-efficacy. This study aims to describe the knowledge and self-efficacy of the community in Tanjungsari Village in performing BLS. This study used a descriptive-quantitative method with respondents from the community who had participated in BLS counseling/training, totaling 47 people. Data were collected using BLS Knowledge questionnaires and the Resuscitation Self-Efficacy Scale questionnaire. Data analysis was conducted descriptively using frequency distribution and percentage. The results showed that 89.4% of respondents had high knowledge, and the majority already had good self-efficacy, except in the sub-variable of responding and rescuing, where 19.1% stated they were not confident and 31.9% stated they were less confident in their ability to perform BLS properly. The low self-efficacy in one item was caused by a lack of knowledge and mastery experience. Based on the results, respondents’ knowledge was categorized as high with good self-efficacy. To improve knowledge and self-efficacy in performing BLS in the community, further training is needed, preferably in the form of simulations based on various real-life scenarios and supported by adequate equipment. Keywords: Basic Life Support, Community, BLS Knowledge, Self-efficacy in BLS.  ABSTRAK Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama pada kondisi henti jantung. Kondisi ini bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, sehingga masyarakat perlu memiliki kemampuan BHD yang didukung oleh pengetahuan dan self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan self-efficacy masyarakat di Desa Tanjungsari dalam melakukan BHD. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kuantitatif, dengan responden masyarakat yang pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan BHD berjumlah 47 orang. Data diambil menggunakan instrumen kuesioner Pengetahuan BHD dan kuesioner Resuscitation Self Efficacy Scale dengan Analisa data menggunakan analisis deskriptif dengan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan (89,4%) memiliki pengetahuan tinggi dan  mayoritas sudah memiliki self efficacy yang baik, kecuali pada sub variabel responding and rescuing menunjukan hasil (19,1%) menyatakan tidak yakin dan (31,9%) menyatakan kurang yakin mampu melakukan BHD dengan baik. Rendahnya self-efficacy pada salah satu item disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan mastery experience. Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden berada pada kategori tinggi dengan self efficacy yang baik. Untuk meningkatkan pengetahuan dan self efficacy dalam melakukan BHD di masyarakat, perlu diadakannya kembali pelatihan, diutamakan berbentuk simulasi dengan latar dari berbagai pengenalan situasi nyata dan ditunjang menggunakan alat yang memadai. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Masyarakat, Pengetahuan BHD, Self Efficacy dalam BHD. 
Telehealth dan Teknologi Artificial Intelegence untuk Meningkatkan Dukungan Psikologis dan Kepatuhan terhadap Terapi dalam Perawatan Kanker Payudara: Sebuah Protokol Scoping Review Nur'aeni, Aan; Trisyani, Yanny; Anna, Anastasia; Priambodo, Ayu Prawesti; Sugiharto, Firman; Andrianthi, Salsyah; Febianti, Ranti; Oktafianti, Mutiara Annisa
Padjadjaran Acute Care Nursing Journal Vol 4, No 2 (2025): Padjadjaran Acute Care Nursing Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pacnj.v4i2.64809

Abstract

  Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan kasus terbanyak secara global dan memberikan dampak serius terhadap kesehatan mental serta kepatuhan pasien terhadap terapi. Pasien sering menghadapi kecemasan, depresi, dan gangguan psikologis lain yang dapat menghambat proses pengobatan. Telehealth menawarkan solusi dukungan jarak jauh, namun masih memiliki keterbatasan dalam hal personalisasi dan keberlanjutan layanan. Integrasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ke dalam sistem telehealth dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas intervensi melalui deteksi dini, pemantauan real-time, serta pemberian dukungan yang lebih responsif dan individual. Manuskrip ini merupakan protokol dari scoping review yang bertujuan untuk memetakan jenis, konten, dan pendekatan intervensi telehealth, baik yang berbasis AI maupun tidak, dalam mendukung kesehatan mental dan kepatuhan terapi pada pasien kanker payudara. Kajian disusun berdasarkan pedoman PRISMA-ScR dan menggunakan kerangka PCC (Population: pasien perempuan dengan kanker payudara; Concept: intervensi telehealth dan/atau AI; Context: dukungan psikologis dan kepatuhan terapi). Pencarian literatur dilakukan pada delapan basis data utama: PubMed, Scopus, Web of Science, ProQuest, CINAHL, EBSCO, ScienceDirect, dan Google Scholar, dengan rentang publikasi 2015–2025. Temuan dari review ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan intervensi digital yang lebih efektif, personal, dan berkelanjutan, khususnya di wilayah dengan keterbatasan layanan kesehatan.