Resmini, Wayan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kebudayaan Masyarakat Manggarai Barat: Tradisi Teing Hang Empo Resmini, Wayan; Saina, Fridolina
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 9, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Muhammadiyah University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v9i1.5347

Abstract

Abstrak: Tradisi adat manggarai yang dilakukan telah memperkokoh eksistensi dari agama yang dianut oleh masyarakatnya karena berbagai tradisi yang berkaitan dengan siklus kehidupan berkembang dan menjadi kuat ketika ia telah mentaradisi dan membudaya di tengah masyarakat manggari. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan etnografi dan literatur. Subyek penelitian adalah tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat manggarai barat. Pengumpulan data menggunakan studi literature, interview, dan observasi. Studi literature yaitu artikel ilmiah, buku kebudayaan local manggarai, dan hasil penelitian. Interview dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para tokoh adat, tokoh masyarakat yang relevan, observasi dilakukan yaitu pengamatan ketika proses palakasanaan tradisi dilakukan. Sumber data primer yaitu analisis dokumen, data sekunder yaitu artikel ilmiah, buku, majalah dan lainnya. Metode analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Teing Hang Empo merupakan tradisi merupakan sesuatu yang di lakukan secara turun temurun dari nenek moyang hingga sekarang. Proses pelaksanaan Teing Hang Empo adalah (1) melaksanakan musyawarah tokoh adat, (2) menyiapkan berbagai macam kebutuhan yang harus di korbankan pada saat pelaksanaan upacara teing hang empo, (3) kebersihan, (4) melaksanakan ritual adat, (5) memakai seragam, (6) bersalaman, (7) penutupan. Jadi kebudayaan masyarakat manggarai barat tradisi teing hang empo sebagai simbol ketaataan masyarakat manggarai terhadap tuhan dan roh para leluhur terdahulu.Abstract:  The Manggarai traditional tradition has strengthened the existence of the religion embraced by the community because various traditions related to the life cycle develop and become strong when it has been traditionalized and entrenched in the Manggarai community. The research method used in this study uses qualitative research, with an ethnographic and literary approach. The research subjects were traditional leaders, community leaders, and the people of West Manggarai. Collecting data using literature studies, interviews, and observations. Literature studies are scientific articles, books on local Manggarai culture, and research results. Interviews were conducted by conducting interviews with traditional leaders, relevant community leaders, observations were made, namely observations when the traditional doing process was carried out. Primary data sources are document analysis, secondary data are scientific articles, books, magazines, and others. The data analysis method uses interactive analysis. The results of the study show that the Teing Hang Empo tradition is something that has been passed down from generation to generation from the ancestors until now. The process of implementing Teing Hang Empo is (1) carrying out deliberations of traditional leaders, (2) preparing various kinds of needs that must be sacrificed during the teing hang empo ceremony, (3) cleaning, (4) carrying out traditional rituals, (5) wearing uniforms, (6) shaking hands, (7) closing. So the culture of the West Manggarai community, the Teing Hang Empo tradition, is a symbol of the Manggarai people's obedience to God and the spirits of the previous ancestors.
DISEMINASI UNDANG-UNDANG NO. 14 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS GURU DALAM MENDIDIK DAN MEMBIMBING ANAK BERDASARKAN PROFIL PANCASILA DI SMP Maemunah, Maemunah; Hafsah, Hafsah; Sakban, Abdul; Resmini, Wayan; Pani, Zulae; Sulistia, Ziha; Fitrianingsih, Fitrianingsih; Melani, Aria Tuti
JCES (Journal of Character Education Society) Vol 6, No 3 (2023): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jces.v6i3.15298

Abstract

Abstrak: Kurangnya sosialisasi undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen secara detail, kurangnya pemahaman guru tentang implementasi undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen berdasarkan profil Pancasila. Tujuan artikel ini untuk menjelaskan soft skill guru melalui diseminasi Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang tugas guru dalam mendidik dan membimbing anak berdasarkan profil pancasila. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat menggunakan pendekatan pelatihan dan pembimbingan intensif dengan melibatkan guru sebanyak 21 guru di SMP Negeri 2 Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa soft skill guru setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat mencapai rata-rata 91.05 dengan kategori sangat memahami. Kegiatan ini sangat membantu guru dalam mendidik dan membina anak harus mengikuti penjelasan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk pendidikan karakter di era industry 4.0, dengan capaian indikator yang harus dimiliki peserta didik yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Serta guru mata pelajaran memahami menyusun perangkat pembelajaran berbasis karakter profil pelajar Pancasila.Abstract: Lack of detailed dissemination of Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers, lack of understanding of teachers regarding the implementation of Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers based on the profile of Pancasila. The purpose of this article is to explain the soft skills of teachers through the dissemination of Law Number 14 of 2005 concerning the teacher's duties in educating and guiding children based on the Pancasila profile. Implementing community service uses an intensive training and mentoring approach involving 21 teachers at SMP Negeri 2 Labuapi, West Lombok Regency. Based on the results and discussion, it was concluded that the soft skills of teachers after participating in community service activities reached an average of 91.05 in the same understanding category. This activity helps teachers in educating and fostering children must follow the explanation of Law Number 14 of 2005 concerning teachers and lecturers. The profile of Pancasila students is a form of character education in the industrial era 4.0, with the achievement indicators that students must have, namely faith, fear of God Almighty, and have a noble character, global diversity, cooperation, independence, critical thinking, and creativity. As well as the subject teachers understanding of compiling learning tools based on the character of the Pancasila student profile.