Kurniawati, Fivy
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penggunaan Antibiotik Profilaksis dalam Setting Klinik Bedah: Suatu Studi Cross-Sectional Kurniawati, Fivy; Yasin, Nanang Munif; Rini, Desi Setya; Hidayatika, Annisa
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 4 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i4.99639

Abstract

Bedah merupakan salah satu komponen pelayanan kesehatan yang penting karena selain dapat menghilangkan penderitaan pasien bedah juga melibatkan biaya yang mahal. Penggunaan antibiotik profilaksis yang tepat pada pembedahan merupakan hal yang penting dalam keberhasilan penyembuhan luka pasien untuk kembali normal, selain itu juga terkait pencegahan terhadap percepatan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan mengindentifikasi kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis pasien bedah digesti dan bedah ortopedi dewasa di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif melalui rekam medis pasien. Pasien yang masuk dalam penelitian ini adalah pasien usia 18- 64 tahun mendapat antibiotik profilaksis dengan data rekam medis lengkap. Data dianalisis dan ditampilkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 146 pasien yang terlibat dalam penelitian ini terdapat 71,9 % pasien sesuai indikasi, 45,2 % pasien sesuai jenis antibiotik dengan penggunaan terbanyak adalah seftriakson, 22,6 % pasien sesuai durasi, dan 15,1 % pasien sesuai dosis dan waktu administrasi. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menerima antibiotik profilaksis sesuai indikasi tetapi tidak pada dosis dan waktu pemberian.
Studi Perbandingan Penggunaan Antiplatelet Sebelum Dan Sesudah Adanya “Clinical Pathway Stroke Iskemik” Ni’mah, Farihatun; Kurniawati, Fivy; Yasin, Nanang Munif
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i1.104705

Abstract

Stroke merupakan penyebab kematian dan disabilitas jangka panjang. Sebagian besar kejadian stroke adalah stroke iskemik. Pemberian antiplatelet secara tepat perlu dilakukan untuk mencegah kejadian stroke berulang dan kejadian kardiovaskuler lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antiplatelet, ketepatan penggunaan antiplatelet, dan gambaran status keluar pasien pada pasien stroke iskemik sebelum dan sesudah berlakunya “Clinical Pathway (CP) Stroke Iskemik” di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif dengan metode purposive sampling. Subyek penelitian terdiri dari 32 pasien sebelum berlakunya CP dan 32 pasien sesudah berlakunya CP. Evaluasi ketepatan penggunaan antiplatelet dilakukan menggunakan standar pelayanan medik dan Formularium RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, American Heart Association/American Stroke Association guideline untuk pasien sebelum berlakunya CP dan “Clinical Pathway Stroke Iskemik” RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk pasien sesudah berlakunya CP. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 64 pasien (32 pasien sebelum CP dan 32 pasien sesudah CP), 20 pasien periode sebelum berlakunya CP mendapatkan antiplatelet aspirin, klopidogrel, cilostazol, dan 25 pasien periode setelah berlakunya CP mendapat antiplatelet aspirin, klopidogrel. Ketepatan penggunaan antiplatelet pada pasien sebagian besar adalah tepat, dengan kriteria tepat indikasi (62,5% sebelum berlakunya CP; 78,1% sesudah berlakunya CP), tepat obat (100% sebelum berlakunya CP; 56% sesudah berlakunya CP), tepat dosis (75% sebelum berlakunya CP; 80% sesudah berlakunya CP), dan tepat pasien (100% sebelum berlakunya CP; 100% sesudah berlakunya CP). Status keluar pasien sebagian besar dengan status membaik (sebelum berlakunya CP sebanyak 19 pasien; sesudah berlakunya CP sebanyak 23 pasien). Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan CP dapat meningkatkan ketepatan dalam pemilihan antiplatelet yang tepat.
Evaluation of Adverse Drug Reaction Reporting on the Badan POM Website in Yogyakarta Special Region Ernawati, Hafifah; Ikawati, Zullies; Puspitasari, Ika; Abdoellah, Siti Asfijah; Kurniawati, Fivy
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 15, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.105134

Abstract

Background: Adverse Drug Reaction (ADR) is defined as a harmful and unintended response to a drug, as a part of the pharmacovigilance system to identify drug safety-related issues. As a regulatory, the Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) has facilitated an online reporting platform for healthcare professionals via the website www.e-meso.pom.go.id.Objectives: The objective of this study is to characterize Adverse Drug Reaction (ADR) reporting within the Special Region of Yogyakarta, serving as an early detection mechanism for potential drug safety hazards.Methods: This observational cross-sectional survey study utilized ADR reporting data obtained from the MESO website of the Indonesian Food and Drug Authority in the Special Region of Yogyakarta (DIY). The collected data were subjected to descriptive analysis. A total of 169 reports were analyzed, encompassing 255 suspected drugs and 255 ADR events.Results: The report identifies three predominant groups of patient disease characteristics: diseases of the circulatory system (15.38%), certain infectious and parasitic diseases (11.24%), and diseases of the respiratory system (9.47%). Regarding the type of ADR based on its Sub Organ Class (SOC), Skin and subcutaneous tissue disorders is most frequently involved (21.57%). The antibiotic group is the most commonly suspected type of drug (34.90%), with Levofloxacin and Ceftriaxone being the most implicated in causing ADR (11.24%). Oral administration is the most common route associated with ADR, followed by intravenous administration.Conclusion: In 2023, the monitoring of ADR in the Special Region of Yogyakarta revealed that antibiotics were the most frequently suspected drug class in relation to ADR. The dermatological organ system was also identified as the predominant organ affected by these reactions.