Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Uji Kualitas Data Pengukuran Batimetri Singlebeam Echosounder Teledyne Echotrac CV 100 Menggunakan Standar IHO SP-44 Edisi ke V di Perairan Kolam Ancol Pesisir Jakarta Utara: Test Quality of Batimetry Measurement Data of Singlebeam Echosounder Teledyne Echotrac CV 100 Using IHO Sp-44 V Edition Standards in The Waters of Ancol Coastal Pond, Jakarta Utara Aji, Tri; Hendra, Hendra; Rahmatullah, Amri; Manik, Henry M.
Jurnal Riset Jakarta Vol. 16 No. 1 (2023): Jurnal Riset Jakarta
Publisher : Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37439/jurnaldrd.v16i1.81

Abstract

Perairan kolam Ancol merupakan bagian dari perairan Teluk Jakarata. Kolam ini terbentuk karena adanya reklamasi pulau G, F di teluk Jakarta. Kolam perairan ini dijadikan tempat lalulintas perahu wisata dan olahraga Jetski. Survei batimetri merupakan kegiatan untuk mengetahui kedalaman suatu perairan. Metode pengukuran batimetri bisa dalaksanakan menggunakan prinsip akustik bawah air. Prinsip ini memanfaatkan cepat rambat gelombang suara di dalam air. Penggunaan perinsip ini telah berkembang pesat. Instrumen yang digunakan dalam melaksanakan survei batimetri pada saat ini dikategorikan menjadi singlebeam echosounder dan multibeam echosounder. Pada pelaksanaan survey kali ini menggunakan singlebeam echosounder teledyne echotrac CV 100. Pengambillan dan pengolahan data dari survey ini didasarkan standar IHO S-44 edisi ke-V. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji analisis kualitas data dari survei batimetri di perairan kolam Ancol menggunakan singlebeam echosounder teledyne echotrac CV 100 dengan standar IHO SP 44 edisi ke-V. Hasil pengukuran menunjukan berdasarkan hasil antara lajur silang dan lajur utama di dapatkan hasil sounding masuk dalam orde 1a/1b, dan memiliki nilai kepercayaan lebih dari 95%.
Analisa Karakteristik Pasang Surut Berdasarkan Panjang Data Pengamatan di Perairan Makassar : Analysis of Tidal Characteristics Based on The Length of Observation Data in Makassar Coastal Waters umam, choirul; Pranowo, Widodo Setiyo; Adrianto, Dian; Rahmatullah, Amri; Aji, Tri
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i2.149

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang berdasarkan data rujukan nasional memiliki luas 8,3 juta km2, terdiri dari 17.504 pulau, 1,9 juta km2 daratan, dan 6,4 juta km2 lautan. Salah satu informasi penting yang terkait dengan laut adalah data pasang surut air laut (Pasut). Badan Informasi Geospasial (BIG) sampai saat ini sudah membangun dan mengelola 216 stasiun pasang surut di seluruh Indonesia. Salah satu lokasi stasiun pasang surut adalah di Makassar di Dermaga Lantamal VI Makassar. Keberadaaan stasiun pasang surut air laut di Makassar sangat penting, terutama bagi kapal-kapal yang keluar dan masuk pelabuhan Makassar dan masyarakat sekitar, karena di wilayah tersebut termasuk area dengan kedalaman laut dangkal. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik pasang surut laut di Makassar yang diperoleh berdasarkan data tahun 2017-2021. Proses pengolahan data mengggunakan perangkat lunak T-tide yang menggunakan metode Least Square dalam perhitungannya. Hasil penelitian membuktikan bahwa rata-rata nilai HHWS, MSL, dan LLWS adalah 1.83, 1.19, 0.47 dalam satuan m (meter) yang ber-referensi ke palem pasut, sehingga ini adalah nilai muka laut yang lokal di Stasiun Makassar. Kemudian dari perhitungan bilangan Formzahl di stasiun pasang surut Makassar diperoleh nilai 1.07 – 3.06, dengan rata-rata bilangan formzahl 2.10, hal ini menjadi bukti bahwa tipe pasang surut Staisun Makassar adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal.
Karakteristik Kolom Air di Titik Penyempitan (Choke Point) Selat Makasar: Characteristics of the Water Column at the Choke Point of the Makassar Strait Supriyanto, Taufiq; Agustinus, Agustinus; Rahmatullah, Amri; Pranowo, Widodo Setiyo; Triono, Yoyok
Jurnal Chart Datum Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v10i1.328

Abstract

Titik Penyempitan (Choke Point) Selat Makassar adalah salah satu wilayah laut Indonesia yang memiliki potensi ancaman besar, termasuk temuan objek asing di dalam kolom air seperti ranjau dan drone bawah air. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik kolom air, khususnya lapisan termoklin yang diindikasikan sebagai wilayah persembunyian atau Shadow Zone, dengan kedalaman 0 hingga 300 meter di Titik Penyempitan Selat Makassar. Data suhu dan salinitas terhadap kedalaman yang diperoleh dari Marine Copernicus selama 1 tahun, dari 16 Desember 2019 hingga 16 Desember 2020, digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, perhitungan kecepatan rambat suara dilakukan berdasarkan persamaan empiris Medwin, dan lapisan termoklin ditentukan dengan ciri gradien suhu perkedalaman sebesar 0,1ºC untuk setiap pertambahan kedalaman satu meter. Visualisasi data menggunakan software ODV 5.6.2 untuk menganalisis karakteristik kolom air terutama suhu, salinitas, dan kecepatan suara di lapisan termoklin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan termoklin, yang berada pada kedalaman 78 hingga 130 meter, memiliki suhu berkisar 20,2 °C sampai 28,2 °C, salinitas 33,75 ‰ sampai 34,25 ‰, dan kecepatan suara 1525 m/s sampai 1540 m/s, dengan ketebalan lapisan termoklin sekitar 52 meter yang diindikasi sebagai daerah persembunyian atau Shadow Zone.
The Correlation of The Mixed Layer Depth with La Nina and El Nino Index In The Natuna Basin Aji, Tri; Pranowo, Widodo Setiyo; Asmoro, Nuki Widi; Agustinus, Agustinus; Kurniawan, Muhammad Azis; Rahmatullah, Amri
Journal Omni-Akuatika Vol 19, No 2 (2023): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2023.19.2.1089

Abstract

The Natuna Sea is one of the seas located in the northern part of Indonesia, which is influenced by several oceanographic climate phenomena, including the El Nino-Southern Oscillation (ENSO) system, such as La Nina and El Nino, which cause vertical temperature dynamics. This study aimed to examine the relationship between La Nina, El Nino, and normal years on the variability of the mixed layer depth in the Natuna Sea. The study utilized temperature data from the World Ocean Database (WOD) and Marine Copernicus for a period of 3 years, including years with La Nina, El Nino, and normal conditions, as well as mixed layer depth (defined by sigma theta) data from Marine Copernicus. the occurrence of La Nina, El Nino and normal years obtained from the Southern Oscillation Index (SOI). The results showed that the correlation of SOI values with the depth of Maximum Mix Layer Depth (MLD) during El Nino and La Nina was weak and very weak during the Normal year. During the La Nina, normal, and El Nino periods, the deepest MLD occurred during the west monsoon season at depths ranging from 7 to 60 meters. The shallowest MLD occurred during the first transition season at depths ranging from 7 to 25 meters. The MLD values during the east monsoon season depths ranging from 7 to 43 meters, and during the second transition season, the MLD ranges from 7 to 44 meters.
Relationship between water mass characters to Sound velocity profiler (SVP) in the Sulawesi Sea Agustinus, Agustinus; Pranowo, Widodo Setiyo; Manik, Henry Munandar; Rahmatullah, Amri; Aji, Tri
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 12, No 3 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.3.32296

Abstract

The Sulawesi Sea is the western entry point of the Indonesian throughflow, which brings water masses from the Pacific Ocean. This study aims to describe the relationship between water mass characteristics and Sound Velocity Profiler (SVP) in the Sulawesi Sea based on Marine Copernicus data from 2022 with a depth of up to 500 meters. Temperature and Salinity data were used to obtain water mass types from the Tpot-S diagram based on Emmery's classification and Sound Velocity Profiler (SVP) based on the Medwin empirical equation. The temperature, salinity, and SVP data were visualized using ODV 5.6.2 software. The data processing results have identified several water mass characteristics that are believed to be influenced by the Eastern North Pacific Central Water (ENPCW) water mass type found at depths ranging from 130 to 318 meters, Western North Pacific Central Water (WNPCW) water mass found at depths ranging from 130 to 500 meters, Eastern South Pacific Central Water (ESPCW) water mass found at depths ranging from 92 to 453 meters, and Western South Pacific Central Water (WSPCW) water mass found at depths ranging from 130 to 500 meters. The ENPCW water mass type on average has a smaller difference in SVP values compared to the WNPCW water mass type. Meanwhile, the ESPCW water mass type on average has a greater difference in SVP values compared to the WSPCW water mass type. The results indicate a positive relationship between temperature and SVP, meaning that the higher the temperature, the higher the SVP. However, there is a negative relationship between salinity and SVP, meaning that the higher the salinity, the lower the SVP.Keywords:Water MassTemperatureSalinitySound VelocitySulawesi Sea
Relationship between water mass characters to Sound velocity profiler (SVP) in the Sulawesi Sea Agustinus, Agustinus; Pranowo, Widodo Setiyo; Manik, Henry Munandar; Rahmatullah, Amri; Aji, Tri
Depik Jurnal Ilmu Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan Vol 12, No 3 (2023): DECEMBER 2023
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.12.3.32296

Abstract

The Sulawesi Sea is the western entry point of the Indonesian throughflow, which brings water masses from the Pacific Ocean. This study aims to describe the relationship between water mass characteristics and Sound Velocity Profiler (SVP) in the Sulawesi Sea based on Marine Copernicus data from 2022 with a depth of up to 500 meters. Temperature and Salinity data were used to obtain water mass types from the Tpot-S diagram based on Emmery's classification and Sound Velocity Profiler (SVP) based on the Medwin empirical equation. The temperature, salinity, and SVP data were visualized using ODV 5.6.2 software. The data processing results have identified several water mass characteristics that are believed to be influenced by the Eastern North Pacific Central Water (ENPCW) water mass type found at depths ranging from 130 to 318 meters, Western North Pacific Central Water (WNPCW) water mass found at depths ranging from 130 to 500 meters, Eastern South Pacific Central Water (ESPCW) water mass found at depths ranging from 92 to 453 meters, and Western South Pacific Central Water (WSPCW) water mass found at depths ranging from 130 to 500 meters. The ENPCW water mass type on average has a smaller difference in SVP values compared to the WNPCW water mass type. Meanwhile, the ESPCW water mass type on average has a greater difference in SVP values compared to the WSPCW water mass type. The results indicate a positive relationship between temperature and SVP, meaning that the higher the temperature, the higher the SVP. However, there is a negative relationship between salinity and SVP, meaning that the higher the salinity, the lower the SVP.Keywords:Water MassTemperatureSalinitySound VelocitySulawesi Sea
Karakteristik Struktur Lapisan Termoklin Di Laut Andaman Dalam 4 Monsun Selama 1 Tahun Rahmatullah, Amri; Asmoro, Nuki Widi; Azis, Muhammad; Pranowo, Widodo Setiyo; Setiyadi, Johar
Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v13i1.54877

Abstract

Suhu air laut menjadi salah satu parameter penting dalam bidang oseanografi. Salah satunya adalah termoklin, yaitu lapisan perairan dengan perubahan suhu yang cepat diantara lapisan yang berbeda. Karakteristik laut Andaman banyak yang belum diulas terutama pengaruh periodisitas monsun terhadap struktur lapisan termoklin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan data model dari Copernicus. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik struktur lapisan termoklin di laut Andaman. Hasil pengolahan data menunjukkan lapisan termoklin dalam 4 monsun secara menyeluruh. Sebaran batas atas termoklin berada pada kisaran kedalaman 13,47-109,73 m dan suhu antara 29,87-20.36˚C. Sebaran batas bawah berada pada kisaran kedalaman antara 130,67-155,85 m dan suhu antara 23,85-16,83˚C. Karena didominasi pengaruh monsun sehingga batas atas termoklin terdangkal ditemukan pada monsun Peralihan I dan batas bawah paling dalam pada monsun Timur dan Peralihan II.  Struktur lapisan termoklin berada pada rentang ketebalan termoklin dari 17,4-80,28 m dan rata-rata ketebalan termoklin sebesar 47,18 m. Ketebalan maksimum ditemukan pada monsun Peralihan I dengan ketebalan hingga 80,28 m. Peningkatan ketebalan termoklin pada Monsun Peralihan I terjadi akibat pengaruh angin, SPL yang meningkat  dan masuknya Equatorial Jet yang membawa arus lebih hangat dan East Indian Current (EIC) yang berputar tetap searah jarum jam di Utara Laut Andaman.The sea temperature is one of the important parameters in oceanography. One of them is the thermocline, which is a layer of water with rapid temperature changes between different layers. Many characteristics of the Andaman Sea have not been reviewed, especially the effect of monsoon periodicity on the structure of the thermocline layer. This research uses descriptive quantitative research methods with model data from Copernicus.  This study aims to identify and analyze the characteristics of thermocline layer structure in the Andaman Sea. The results of data processing show the thermocline layer in 4 monsoons as a whole. The distribution of the upper boundary of the thermocline is in the range of 13.47-109.73 m depth and temperature between 29.87-20.36˚C. The lower boundary distribution is in the range of depths between 130.67-155.85 m and temperatures between 23.85-16.83˚C. Due to the dominant influence of monsoon, the shallowest upper thermocline was found in the first monsoon and the deepest lower thermocline in the second monsoon.  The thermocline layer structure ranges in thermocline thickness from 17.4-80.28 m, with an average thermocline thickness of 47.18 m. The maximum thickness is found in the Transitional I monsoon with a thickness of up to 80.28 m. The increase in thermocline thickness in Monsoon Transitional I occurs due to the influence of winds, increased SPL and the entry of the Equatorial Jet which brings warmer currents and the East Indian Current (EIC) which rotates clockwise in the North of the Andaman Sea.
Peramalan Kerapatan Air Laut (Densitas) Selama Dua Belas Hari Menggunakan Model Regresi: Studi Kasus Laut Timor. Asmoro, Nuki Widi; Pranowo, Widodo Setiyo; Aji, Tri; Rahmatullah, Amri
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 1 (2024): APRIL
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i1.12766

Abstract

Laut Timor adalah salah satu perairan strategis yang penting untuk kegiatan pelayaran kapal selam. Informasi akurat tentang nilai densitas di perairan Laut Timor masih sangat terbatas dan sulit dilakukan secara tepat. Penelitian ini menggunakan 6 stasiun observasi yang dianggap mewakili daerah penelitian untuk melihat karakteristik sekitar daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai densitas air laut di Laut Timor dengan regresi linear menggunakan data model Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) sebagai variable independent dan data in situ World Ocean Database (WOD) sebagai variable dependent di lapisan permukaan, lapisan thermocline dan lapisan dalam. Komputasi yang digunakan untuk menentukan nilai densitas menggunakan persamaan TEOS-10 UNESCO yang telah diinstall di Ocean Data View (ODV) dan hasilnya digunakan untuk pembangunan persamaan regresi menggunakan modul Analysis Toolpak yang telah diinstall di Microsoft excel. Data yang digunakan meliputi posisi, kedalaman, salinitas, suhu pada kedalaman tertentu, kemudian dilakukan forecasting model secara statistika untuk memprediksi densitas air laut di Laut Timor selama 12 hari di lapisan permukaan, lapisan Termoklin dan lapisan  dalam. Penelitian ini penting karena nilai densitas laut yang akurat sangat diperlukan dalam mendukung pelayaran kapal selam, terutama dalam hal navigasi dan keseimbangan hidrostatik. Hasil penelitian ini berupa nilai forecasting estimasi nilai densitas pada 3 lapisan kedalaman pada lapisan permukaan nilai tertinggi 1.021,8 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 0,25% dan lapisan Termoklin densitas tertinggi 1.024,79 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 1,65% dan laut dalam densitas tertinggi 1.032,30 kg/m³ dengan nilai rata-rata MAPE 0,021%. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan -oseanografi di Laut Timor.