Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Komparasi Pengolahan Data Pasang Surut di Perairan Sebatik Kalimantan Utara menggunakan Metode Least Square dan Metode Admiralty: Data Processing Comparative Study of Tidal Data in Sebatik Coastal Water North Kalimantan using Least Square and Admiralty Methods Kurniawan, Muhammad Azis; Azhari, Ferian; Pranowo, Widodo Setiyo; Handoko, Dadang
Jurnal Chart Datum Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v9i1.145

Abstract

Pulau Sebatik yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, banyaknya potensi pelanggaran yang terjadi seperti penyelundupan Narkoba, penyelundupan barang, pelanggaran Ilegal Fishing, dan lainnya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai kondisi pasang surut sangat penting sebagai pengukuran, analisis, dan pengkajian data muka air laut untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pantai maupun laut seperti pelayaran antar pulau, pencemaran laut, pengelolaan sumber daya hayati perairan atau pertahanan nasional. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe pasang surut yang terjadi di Dermaga Sei Pancang, Sebatik Kalimantan Utara dengan bilangan formzahl dan untuk mendapatkan perbandingan nilai komponen-komponen pasang surut antara metode admiralty dan least square. Dalam penelitian ini dilakukan analisa prediksi pasang surut dengan menggunakan data observasi selama 29 hari. Selisih nilai amplitudo terbesar terdapat pada komponen M2 perbandingan antara least square dan admiralty yakni sebesar -6 cm. Sedangkan untuk selisih beda fase terbesar terdapat pada komponen O1 yakni sebesar 185o. Berdasarkan bilangan Formzahl (F), didapat nilai F dengan metode least square yaitu 0,22 sedangkan dengan metode admiralty yaitu 0,18 dan tipe pasang surut harian ganda (semi diurnal).
PENGARUH KONSTITUSI TERTULIS DAN TIDAK TERTULIS TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, POLITIK, DAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA Rafina, Rafina; Kurniawan, Muhammad Azis; Ridhanie, Azhar
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 6 No. 2 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v6i2.5908

Abstract

Konstitusi adalah dasar hukum ketatanegaraan yang paling penting, seperti yang umum dipahami. Konstitusi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, berfungsi sebagai landasan sistem hukum suatu negara, dan memiliki peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana masing-masing jenis konstitusi memengaruhi kehidupan masyarakat. Jurnal ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Dalam konstitusi tertulis, hak asasi manusia dilindungi dan dijamin. Konstitusi juga menetapkan batasan dan pembagian kekuasaan antara lembaga negara seperti legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk mencegah satu lembaga memiliki kekuasaan yang berlebihan. Konstitusi juga menetapkan aturan tentang cara pengambilan keputusan dalam pemerintahan, pemilihan umum, dan pengawasan kegiatan pemerintah. Konstitusi tidak tertulis, di sisi lain, seringkali terbentuk sebagai hasil dari proses evolusi dan adat istiadat yang berkembang dari suatu negara. Ini adalah jenis konstitusi yang tidak tertulis, yang terdiri dari tradisi, kebiasaan, dan praktik yang telah diterapkan sejak lama. Kata Kunci: Konstitusi, Pengaruh, Masyarakat The constitution is the most important basis of constitutional law, as is commonly understood. The constitution, both written and unwritten, functions as the foundation of a country's legal system, and has an important role in regulating people's lives. The aim of this research is to determine the extent to which each type of constitution influences people's lives. This journal uses qualitative research methods with a descriptive analytical approach. In the written constitution, human rights are protected and guaranteed. The constitution also sets limits and division of power between state institutions such as the legislature, executive and judiciary to prevent one institution from having excessive power. The constitution also establishes rules about how decisions are made in government, general elections, and supervision of government activities. Unwritten constitutions, on the other hand, are often formed as a result of evolutionary processes and the developing customs of a country. It is a type of unwritten constitution, consisting of traditions, customs, and practices that have been in place for a long time. Keywords: Constitution, Influence, Society
The Correlation of The Mixed Layer Depth with La Nina and El Nino Index In The Natuna Basin Aji, Tri; Pranowo, Widodo Setiyo; Asmoro, Nuki Widi; Agustinus, Agustinus; Kurniawan, Muhammad Azis; Rahmatullah, Amri
Journal Omni-Akuatika Vol 19, No 2 (2023): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.oa.2023.19.2.1089

Abstract

The Natuna Sea is one of the seas located in the northern part of Indonesia, which is influenced by several oceanographic climate phenomena, including the El Nino-Southern Oscillation (ENSO) system, such as La Nina and El Nino, which cause vertical temperature dynamics. This study aimed to examine the relationship between La Nina, El Nino, and normal years on the variability of the mixed layer depth in the Natuna Sea. The study utilized temperature data from the World Ocean Database (WOD) and Marine Copernicus for a period of 3 years, including years with La Nina, El Nino, and normal conditions, as well as mixed layer depth (defined by sigma theta) data from Marine Copernicus. the occurrence of La Nina, El Nino and normal years obtained from the Southern Oscillation Index (SOI). The results showed that the correlation of SOI values with the depth of Maximum Mix Layer Depth (MLD) during El Nino and La Nina was weak and very weak during the Normal year. During the La Nina, normal, and El Nino periods, the deepest MLD occurred during the west monsoon season at depths ranging from 7 to 60 meters. The shallowest MLD occurred during the first transition season at depths ranging from 7 to 25 meters. The MLD values during the east monsoon season depths ranging from 7 to 43 meters, and during the second transition season, the MLD ranges from 7 to 44 meters.
ANALISA PROFIL DASAR LAUT DAN KARAKTERISTIK SEDIMEN MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN JAKARTA asmoro, nuki widi; Manik, Henry Munandar; Umam, Choirul; azhari, Ferian; Pranowo, widodo setiyo; Kurniawan, Muhammad Azis; Setiyadi, Johar; Prihantoro, Andi Exyas
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 22, No 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32693/jgk.22.1.2024.843

Abstract

Profil dan karakteristik sedimen dasar laut menjadi informasi penting dalam kegiatan pengerukan alur Pelabuhan. Dasar sedimen yang bervariasi dan area pengerukan yang luas harus dapat dipetakan, serta dianalisa secara tepat agar memudahkan kegiatan pengerukan. Teknologi multibeam echosounder(MBES) dapat digunakan untuk mendeteksi kedalaman dan merekam data pantulan dasar laut, yang kemudian diproses menjadi mozaik pantulan sehingga membantu mengidentifikasi jenis dan morfologi dasar laut. Penelitian ini dilaksanakan di alur Pelabuhan Rukindo perairan Jakarta yang merupakan ordo khusus dengan kedalaman bervariasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan data in situ MBES dengan menganalisis nilai hamburan balik (backscatter) metode Angular Range Analysis dan Sediment Analysis Tools (ARA&SAT) dimana hubungan hamburan balik sangat erat dengan ukuran butiran sedimen. Validasi dilaksanakan dengan pengambilan sedimen, menggunakan grab sample sebanyak 12 titik di area penelitian, kemudian melaksanakan pengujian contoh sedimen di laboratorium untuk menghasilkan klasifikasi sedimen skala wenthworth. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran hasil pengujian sedimen dengan nilai backscatter MBES dan hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar pengklasifikasian sedimen halus berdasarkan nilai backscatter di laut Jakarta. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai intensitas sedimen dari backscatter MBES antara -15 db s.d -30 db dengan 3 klasifikasi sedimen yang didominasi oleh sedimen pasir halus. Berdasarkan nilai backscatter MBES diharapkan diketahui klasifikasi jenis sedimen sehingga berkontribusi untuk perencanaan pengerukan alur pelabuhan terkait dengan jenis substrat bawah laut sehingga kegiatan pengerukan dapat dilakukan dengan aman dan efektif.
Analisa Upwelling dan Downwelling Berdasarkan Data Vertical Current Velocity dan Konsentrasi Klorofil-A (Studi Kasus di Selat Ombai) Kurniawan, Muhammad Azis; Hendra, Hendra; Agustinus, Agustinus; Pranowo, Widodo Setiyo; Astika, I Made Jiwa
Jurnal Kelautan Nasional Vol 18, No 3 (2023): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v18i3.12767

Abstract

Selat Ombai adalah selat yang menghubungkan Laut Banda menuju Laut Sawu. Hidrodinamika di wilayah perairan Selat Ombai sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dari perairan disekitarnya, beragamnya variasi kondisi geografis inilah yang menyebabkan terjadinya beberapa fenomena sirkulasi di lautan yang kompleks seperti upwelling dan downwelling. Penilitian ini bertujuan menganalisa fenomena upwelling dan downwelling yang terjadi di Selat Ombai menggunakan data model vertical current velocity dan Konsentrasi klorofil-a yang di dapatkan dari situs data Marine Copernicus (CMEMS). Dalam penelitian ini dilakukan proses analisa data model selama periode satu tahun (2021). Fenomena upwelling tertinggi terjadi pada Bulan September 2021 sebesar 7,9x10-4 m/detik yang terjadi pada kedalaman 155,85 meter dan menuju ke kedalaman 7,93 meter. Sedangkan fenomena downwelling tertinggi terjadi pada Bulan Maret 2021 sebesar -2,5x10-4 m/detik yang terjadi pada kedalaman 33,43 meter dan menuju ke kedalaman 109,73 meter. Konsentrasi klorofil-a terbesar yaitu pada Bulan Desember 2021 sebesar 0,67 mg/m3.