Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFEKTIFITAS METODA VAKSINASI FLEXIBACTER PADA BENIH IKAN KERAPU MACAN, EPINEPHELUS FUSCOGUTTATUS DI HATCHERI Johnny, Fris; Roza, Des; Zafran, Zafran
BERITA BIOLOGI Vol 13, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v13i2.695

Abstract

Vaccination is one of the approaches against infectious diseases in cultured marine fish. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of Flexibacter vaccine in juvenile of tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus). Nine hundred of tiger grouper with total length of 7-8 cm reared in nine concrete tanks. For each three tanks, fishes were vaccinated with injection, immersion, and without vaccination as control. Booster was delivered at 10 and 30 days after first vaccination. Challenge test with live Flexibacter bacteria was performed 90 days post vaccination. Observations were made on clinical symptoms and survival rates which presented in relative percentage survival(RPS).The experiments were performed in completely randomized design with three replicates. The data then analyzed with ANOVA. The results showed that the antibody titer values of vaccinated fish were higher then unvaccinated fish, namely 128 for injection, 64 for bathing and 4 for control. Survival rates of vaccinated fish following challenged test were higher than control and significantly different (P<0.05), i.e. 88.67% (with RPS of 60%) for injection and 83.33% (with RPS of 50%) for immersion and 66.67% for controls. It is suggested that Flexibacter vaccine administered through injection and bathing are effective to increase immunity of tiger grouper against Flexibacter infection
Respon lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) terhadap salinitas tinggi secara in vitro dan in vivo mahardika, ketut; mastuti, indah; zafran, zafran
FISHERIES : Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 2, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/fisheries.v2i1.27

Abstract

Lintah laut (Hirudinea, Zeylanicobdella arugamensis) merupakan salah satu ektoparasit yang menginfeksi ikan kerapu di hatchery maupun keramba jaring apung. Infeksi lintah laut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan akibat kekurangan darah dan luka yang ditimbulkannya.   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon lintah laut terhadap salinitas tinggi secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro, masing-masing 70-75 ekor lintah laut ditempatkan dalam cawan petri (diameter 8 cm, total 7 cawan petri). Sebanyak 50 mL air laut dengan salinitas 100, 90, 80, 70, 60, 50 dan 40 ppt ke dalam masing-masing satu cawan petri yang telah diisi lintah laut. Lintah laut tersebut dibiarkan direndam dalam air laut dengan salinitas tinggi pada suhu 28°C. Selanjutnya masing-masing 5-9 ekor lintah laut/perlakuan diambil dengan pinset setelah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 120 dan 150 menit, dan ditempatkan dalam cawan petri baru yang telah diisi air laut steril 30 ppt. Sintasan lintah laut diamati selama 1 jam. Perlakuan secara in vitro dilakukan dengan 2 ulangan waktu. Secara in vivo, Masing-masing 3 ekor ikan kerapu hibrida cantang (panjang total 7-8 cm) yang terinfeksi lintah laut ditempatkan dalam bak plastik (volume 15 Liter) yang telah diisi dengan air laut dengan salinitas 100, 90, 80, 70, 60, 50 dan 40 ppt. Lintah laut yang terlepas dari ikan diambil dengan pinset setelah 15, 30, 45, 60, 75, 90, 120 dan 150 menit, dan ditempatkan dalam cawan petri yang telah diisi air laut steril 30 ppt. Hasil pengamatan in vitro menunjukkan bahwa lintah laut dapat bertahan hidup selama 45 menit dengan salinitas 90-100 ppt. Sedangkan lintah laut dapat bertahan hidup sampai 120 menit pada salinitas 40-60 ppt. Secara in vivo, lintah laut yang menempel dan menginfeksi ikan kerapu cantang dapat terlepas dari tubuh ikan  setelah beberapa menit pada salinitas tinggi (≥80 ppt). Akan tetapi, ikan kerapu yang direndam dalam air laut salinitas tinggi lebih cepat mati (15-30 menit) dibandingkan dengan lintah laut (45 menit). Sedangkan lintah laut masih terlihat menempel pada ikan kerapu di salinitas £ 70 ppt dan masih hidup sampai 150 menit.