Investasi Teknologi Informasi secara global meningkat tajam. Sayangnya peningkatan investasitersebut ditengarai oleh Robert Solow tidak identik dengan peningkatan produktifitas. Padahal, Badan UsahaMilik Negara ? Republik Indonesia telah mencanangkan dalam Sasaran Strategisnya untuk menyiapkan ?Pengembangan sistem informasi yang modern?, maka patut dilakukan evaluasi terhadap investasi TeknologiInformasi tersebut. Posisi aset BUMN yang mencapai Rp 2.962 trilyun pada tahun 2011 dengan belanja modalsebesar 142 trilyun menempatkan investasi BUMN jauh diatas belanja modal Pemerintahan secara keseluruhanyang mencapai Rp 121 triliun pada APBN 2011. Maka investasi BUMN harus dilakukan secara tepat sasaran.Post Implementation Review harus dilakukan untuk memetakan tingkat keberhasilan Teknologi Informasi (yangdidalamnya implementasi ERP) pada setiap perusahaan termasuk untuk BUMN. Kajian faktor kritiskeberhasilan implementasi ERP di Perusahaan Baja merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasimenyeluruh terhadap investasi Teknologi Informasi pada BUMN khususnya, Indonesia pada umumnya. Risetdilakukan di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. (PTKS) sebagai satu-satunya industri baja milik negara(BUMN) di Indonesia. PTKS telah mengimplementasikan Enterprise Resources Planning sejak 2010. Faktorkritis keberhasilan yang diuji meliputi: Perencanaan (Sinkronisasi antara Perencanaan SI dan PerencanaanBisnis), Pengorganisasian Proyek (Peran & Intensitas Manajer Proyek (PM), Struktur & Level PM), Staffing (Kompetensi PM, Training, Peran Konsultan), Kepemimpinan (Peran Manajemen Puncak, Peran Championdan Efektifitas Manajemen), dan Pengendalian (Peran dan intensitas Panitia Pengarah).