Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANFAATAN TEKNIK RGB PADA CITRA SATELIT HIMAWARI-8 UNTUK ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER KEJADIAN BANJIR LAMPUNG 20 - 21 FEBRUARI 2017 Paski, Jaka Anugrah Ivanda; Sepriando, Alpon; Pertiwi, Dyah Ajeng Sekar
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.46 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v4i3.48

Abstract

Teknik RGB (Red-Green-Blue) merupakan salah satu teknik intepretasi citra satelit dengan mengombinasikan beberapa kanal secara tumpang tindih warna merah, hijau dan biru untuk menyajikan informasi yang lebih mudah dipahami. Teknik RGB dapat digunakan dalam kajian analisis cuaca, terutama untuk mengidentifikasi kondisi khusus seperti bencana hidrometeorologi. Kejadian banjir pada tanggal 20 - 21 Februari 2017 yang merendam sekurangnya 7 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Lampung yang dindikasikan terjadi karena hujan ekstrim yang merata di wilayah Lampung. Hasil pelaporan curah hujan di stasiun Klimatologi Masgar terukur 107.0 mm/hari, Pos Pengamatan Politeknik Negeri Lampung terukur 159.6 mm/hari dan Pos Pengamatan Kemiling Bandar Lampung terukur 154.0 mm/hari dimana curah hujan termasuk dalam kategori hujan sangat lebat BMKG (> 100 mm/hari). Hasil analisis kondisi regional menunjukan adanya tekanan udara rendah di barat lampung dan daerah konvergensi serta shearline di Lampung bagian barat dan tengah. Analisis citra satelit menunjukan adanya kumpulan awan dengan suhu puncak yang sangat dingin, teknik RGB menggunakan identifikasi mikrofisis atmosfer pada malam hari (Night Microphysics) dan sebaran massa udara (Air Mass) menunjukan adanya proses mikrofisis yang intensif serta aliran massa udara penyebab awan hujan yang tumbuh dan meluas di wilayah Lampung sebelum dan saat terjadinya banjir. Hasil produk olahan HCAI (Highresolution Cloud Analysis Information) menunjukan awan didominasi oleh awan Comulonimbus (Cb) dan awan konvektif padat (Dense Cloud).
UJI PERFORMA WRF DENGAN DATA ASIMILASI RADAR, SATELIT DAN SYNOP UNTUK PREDIKSI HUJAN DI JAKARTA Lestanto, Ardi Widi; Paski, Jaka Anugrah Ivanda
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 19, No 1 (2018): June 2018
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.449 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v19i1.2818

Abstract

Asimilasi data merupakan suatu metode estimasi yang diperoleh dari penggabungan antara output model NWP dan data-data pengukuran. Dalam beberapa tahun terakhir, model mesoscale resolusi tinggi diinisialisasi dengan menggunakan teknik data asimilasi (3DVAR/4DVAR) yang diterapkan untuk mempelajari fenomena meteorologi. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta dengan memanfaatkan data observasi sinoptik, data radiance satelit dan data radar Doppler C-Band EEC (Enterprise Electronics Corporation) di Jakarta. Penelitian ini menggunakan model numerik Weather Research and Forecasting (WRF) untuk menjalankan model tanpa asimilasi dan model dengan asimilasi data radar, satelit dan sinoptik menggunakan sistem 3DVAR. Analisis dilakukan secara kuantitatif untuk menguji performa model terhadap data observasi dan analisis spasial dengan mencari nilai selisih curah hujan dengan data GSMaP melalui metode overlay. Hasil membuktikan performa terbaik dari hasil prediksi distribusi hujan spasial adalah model asimilasi satelit kemudian model asimilasi radar dan terakhir model asimilasi synoptic. Uji performa melalui tabel kontingensi untuk mengetahui nilai PC, TS, FAR, dan POD. Model asimilasi satelit memiliki performa paling baik daripada model asimilasi lain. Untuk prediksi sesuai kategori hujan ringan model asimilasi satelit yang terbaik, sementara untuk kategori hujan sangat lebat model asimilasi synop adalah yang paling unggul.
PERBANDINGAN TEKNIK WARM DAN COLD START PADA MODEL WRF-3DVAR ASIMILASI DATA RADAR PADA PREDIKSI HUJAN LEBAT DI WILAYAH SURABAYA DAN SEKITARNYA Rahma, Nayla Alvina; Paski, Jaka Anugrah Ivanda
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 21 No. 1 (2020): June 2020
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v21i1.4078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil prediksi hujan WRF-3DVAR asimilasi data radar dengan menggunakan teknik warm start (spin-up 12 jam) dan cold start (tanpa spin-up). Kejadian hujan yang dianalisis adalah kejadian hujan lebat tanggal 19-20 Januari 2019 di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Data yang digunakan untuk simulasi adalah data Global Forescast System (GFS) dan data reflektivitas radar cuaca BMKG Surabaya produk Constant Altitude Plan Position Indicator (CAPPI). Analisis dilakukan dengan membandingan kondisi awal model pada parameter suhu dan kelembaban udara untuk mengetahui efek dari metode asimilasi data. Uji keandalan model dilakukan dengan melakukan verifikasi dikotomi (hujan/tidak hujan) hasil luaran model WRF dengan data hujan di 4 titik pengamatan, yaitu di Stasiun meteorologi Juanda, Stasiun meteorologi Perak, Stasiun Klimatologi Karangploso, dan Stasiun Geofisika Tretes. Hasil menunjukkan bahwa asimilasi data radar dengan mode cold start mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan warm start, yang ditandai dengan lebih tingginya nilai Probability of Detection (POD) dan lebih rendahnya False Alarm Ratio (FAR). Asimilasi data dengan menggunakan mode cold start memiliki performa yang lebih baik dalam mendeteksi curah hujan per jam dengan ambang batas >1 mm dan >5 mm, sedangkan curah hujan >10 mm per jam lebih baik diprediksi menggunakan mode warm start.
Kajian Perubahan Distribusi Frekuensi Curah Hujan Di Jakarta Periode 1991 - 2020 Pertiwi, Dyah Ajeng Sekar; Sutisna, Sobar; Supriyatno, Makmur; Norman , Yosik; Paski, Jaka Anugrah Ivanda
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 8 No. 2 (2024): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v8i2.12882

Abstract

Perubahan iklim global memberi dampak kepada kondisi atmosfer di suatu wilayah seperti Jakarta. Salah satu parameter yang sangat terpengaruh adalah curah hujan. Perubahan distribusi curah hujan di  Jakarta sangat berdampak kepada aktivitas manusia dan berpotensi memberikan ancaman bencana seperti banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi curah hujan sebagai dampak dari perubahan iklim di wilayah Jakarta. Data curah hujan dasarian periode 1990 – 2020 dibagi kedalam 3 periode waktu yaitu periode 1 (1991-2000), perode 2 (2001-2010), dan periode 3 (2011-2020). Selanjutnya, dilakukan analisis statistik deskriptif untuk menjabarkan perubahan distribusi curah hujan dengan indikator awal musim dan panjang musim serta intensitas curah hujan dasarian. Hasil penelitian menunjukan adanya pergeseran  awal musim hujan dan panjang musim hujan untuk semua Zona Musim (ZOM) di  Jakarta. Selain itu pada periode 2 dan 3 lebih banyak terjadi intensitas curah hujan diatas 200 mm/dasarian dibandingkan periode 1 di Jakarta.
ANALISA POLA CURAH HUJAN DIURNAL DI WILAYAH PROVINSI BENGKULU MENGGUNAKAN DATA MODEL ECMWF (2012 – 2016) Paski, Jaka Anugrah Ivanda
Megasains Vol 8 No 1 (2017): Megasains Vol. 8 No. 1 Tahun 2017
Publisher : Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46824/megasains.v8i1.187

Abstract

Abstrak. Curah hujan di suatu wilayah memiliki pola yang berbeda-beda, baik secara tahunan, bulanan dan harian (diurnal). Hal ini disebabkan adanya perbedaan lintang, gerak semu matahari, topografi, letak geografis serta interaksi berbagai macam sirkulasi udara baik itu lokal, regional maupun global. Provinsi Bengkulu yang terletak di pesisir barat Sumatra merupakan wilayah Non-ZOM (Zona Musim) sesuai kriteria Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dimana pola curah hujan bersifat equatorial (memiliki dua puncak hujan dalam setahun). Untuk mengetahui pola curah hujan di wilayah Provinsi Bengkulu dalam periode harian dilakukan analisa secara spektral menggunakan data model reanalysis dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) dengan data curah hujan dan angin permukaan. Hasil menunjukan distribusi curah hujan secara spasial terjadi merata pada siang-sore hari (13.00 - 19.00 WIB) dan distribusi rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada rentan waktu malam hari (19.00 WIB – 01.00 WIB) dengan arah angin dominan dari barat daya hingga barat. Interaksi angin darat dan angin laut di pesisir barat Sumatra memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap sirkulasi hujan di wilayah Provinsi Bengkulu
PENGARUH ASIMILASI DATA PENGINDERAAN JAUH (RADAR DAN SATELIT) PADA PREDIKSI CUACA NUMERIK UNTUK ESTIMASI CURAH HUJAN Paski, Jaka Anugrah Ivanda
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 14 No. 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.1017.v14.a2642

Abstract

One of the main problems in numerical weather modeling was the inaccuracy of initial condition data (initial conditions). This study reinforced the influence of assimilation of remote sensing observation data on initial conditions for predictive numerical rainfall in BMKG radar area Tangerang (Province of Banten and DKI Jakarta) on January 24, 2016. The procedure applied to rainfall forecast was the Weather Research and Forecasting model (WRF) with a down-to-down multi-nesting technique from Global Forecast System (GFS) output, the model was assimilated to radar and satellite image observation data using WRF Data Assimilation (WRFDA) 3DVAR system. Data was used as preliminary data from surface observation data, EEC C-Band radar data, AMSU-A satellite sensor data and MHS sensors. The analysis was done qualitatively by looking at the measurement scale. Observation data was used to know rainfall data. The results of the study showed that producing rainfall predictions with different assimilation of data produced different predictions. In general, there were improvements in the rainfall predictions with assimilation of satellite data was showing the best results.