Novita, Aryandini
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TEMUAN KAPAL TENGGELAM DARI SITUS KARANG KENNEDY: GAMBARAN PERAIRAN BELITUNG BAGIAN SELATAN DALAM JALUR PERDAGANGAN MARITIM PADA AWAL ABAD XX Novita, Aryandini
KALPATARU Vol 28, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian Arkeologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3901.556 KB) | DOI: 10.24832/kpt.v28i1.496

Abstract

Abstract. This paper discusses about maritime trade routes in southern Belitung waters in the past based on archaeological remains found at Karang Kennedy Reef by South Sumatra Archaeological Center in 2018. Inductive method was used in this study and the main data were the cargo found in the shipwreck. Data was collected thorugh underwater survey and mapping and then went into specific and contextual analysis. Written sources was also used for data interpretation. The result indicates that Karang Kennedy Site shipwreck is an evidence that Belitung used to be a part of international trade routes. Although the southern Belitung waters are protected from direct wind gusts Java sea or Belitung island, those are also relatively shallow and overgrown with coral reefs that limited the movement of ships and large boats to sail in this area.Keywords: Shipwreck site, Maritime trade, Underwater archaeologyAbstrak. Tulisan ini membahas tentang gambaran jalur perdagangan maritim di wilayah perairan Belitung bagian selatan pada masa lalu. Data yang digunakan dalam tulisan ini berupa tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Karang Kennedy hasil penelitian Balai Arkeologi Sumatera Selatan tahun 2018. Metode penalaran yang digunakan pada tulisan ini adalah metode induktif. Data yang digunakan adalah temuan arkeologi hasil penelitian tahun 2018 berupa sisa kapal tenggelam dan muatannya. Pengumpulan data pada kegiatan tersebut dilakukan dengan cara survei dan pemetaan bawah air. Analisis temuan dilakukan baik secara khusus maupun kontekstual, semetara interpretasi data menggunakan analogi sejarah dari sumber-sumber tertulis. Hasil kajian ini menunjukkan temuan kapal tenggelam di Situs Karang Kennedy merupakan bukti bahwa Belitung juga merupakan bagian dari perdagangan internasional. Selain itu penemuan sisa kapal di Karang Kennedy ini juga dapat dijadikan bukti tentang gambaran pelayaran di perairan bagian selatan Belitung. Meskipun posisi perairan bagian selatan Belitung terlindung dari hembusan angin langsung yang berasal dari arah laut Jawa atau daratan pulau Belitung namun perairan tersebut relatif dangkal dan banyak ditumbuhi terumbu karang sehingga membatasi gerak kapal-kapal dan perahu-perahu berukuran besar yang melintasinya.Kata kunci: Situs kapal tenggelam, Perdagangan maritim, Arkeologi bawah air
PEMANFAATAN SITUS KARANG KAPAL SEBAGAI OBYEK WISATA MINAT KHUSUS Novita, Aryandini; Ardiwijaya, Roby
Siddhayatra Vol 25, No 1 (2020): JURNAL ARKEOLOGI SIDDHAYATRA
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2209.301 KB) | DOI: 10.24832/siddhayatra.v25i1.161

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pelestarian sumberdaya arkeologi maritim dengan cara mengintegrasikan pemanfaatan situs kapal tenggelam sebagai obyek wisata selam dengan konservasi terumbu karang sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Metode yang digunakan dalam tulisan ini berupa studi kepustakaan yang berupa penalaahan terhadap bahan pustaka berupa buku, artikel, laporan penelitian dan catatan lainnya. Data utama berupa laporan penelitian arkeologi di Desa Sungai Padang yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Selatan tahun 2017 dan 2019. Sedangkan data pendukung berupa publikasi tentang pemanfaatan warisan budaya maritim sebagai objek wisata dan pengelolaannya. Wreckdive merupakan wisata minat khusus yang hanya memiliki peminat tidak sebanyak wisata selam lainnya sehingga harus disinergikan dengan obyek wisata selam lainnya antara lain terumbu karang. Daya tarik produk wisata selam perlu dikemas dalam bentuk kegiatan yang berbasis pada aktivitas konservasi terumbu karang dan pelestarian situs sehingga atraksi wisata selam di situs kapal tenggelam dapat lebih terjaga dan berkelanjutan.
PEMANFAATAN LINGKUNGAN OLEH MASYARAKAT PENDUKUNG SITUS DI BELITUNG BAGIAN SELATAN Novita, Aryandini; Purnama, Dadang Hikmah
Siddhayatra Vol 24, No 1 (2019): JURNAL ARKEOLOGI SIDDHAYATRA
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/siddhayatra.v24i1.145

Abstract

Tulisan ini membahas tentang hubungan masyarakat pendukung situs dengan lingkungannya di wilayah Belitung bagian selatan berdasarkan hasil penelitian Balai Arkeologi Sumatera Selatan pada tahun 2018. Dalam upaya mencapai tujuan tulisan, penulis menggunakan pendekatan lanskap budaya maritim di mana pengetahuan sejarah dan etnografi diintegrasikan dengan tinggalan-tingalan arkeologi. Hasil penelitian menunjukkan interaksi masyarakat di lokasi penelitian dengan lingkungannya dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang berasal dari dua lingkungan yang berbeda, yaitu laut dan darat. Sumberdaya alam yang tersedia di lokasi penelitian utamanya dimanfaatkan untuk subsistensi dan kelebihan pasokan akan dijual yang hasil penjualan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak diproduksi oleh masyarakat setempat.
PEMUKIMAN ORANG MELAYU DI BANGKA Novita, Aryandini
Siddhayatra Vol 22, No 1 (2017): Jurnal Arkeologi Siddhayatra
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/siddhayatra.v22i1.61

Abstract

Sejarah lokal menyebutkan bahwa pemukiman Melayu yang tertua di Pulau Bangka terdapat di Kota Muntok, yaitu Kampung Tanjung. Dalam perkembangan selanjutnya pemukiman tersebut berkembang lagi ke arah timur yaitu Kampung Pekauman Dalam, Kampung Pemohon dan Kampung Petenun. Saat ini Kampung Pemohon dikenal sebagai Kampung Ulu dan Kampung Petenun dikenal sebagai Kampung Teluk Rubia; sedangkan Kampung Pekauman Dalam sudah tidak diketahui lagi. Persebaran etnis Melayu di Pulau Bangka erat hubungannya dengan sejarah pertambangan timah di pulau ini. Dengan didirikannya pusat-pusat pengawasan penggalian timah yang dinamakan pangkal yang tersebar di sejumlah wilayah Bangka menyebabkan adanya pemukiman-pemukiman baru yang salah satunya didiami oleh kelompok etnis Melayu. Hingga saat ini selain di Muntok pemukiman Melayu juga masih ditemukan di Kota Pangkalpinang dan Sungailiat.
PEMANFAATAN SITUS KARANG KAPAL SEBAGAI OBYEK WISATA MINAT KHUSUS Novita, Aryandini; Ardiwijaya, Roby
Siddhayatra Vol 25, No 1 (2020): JURNAL ARKEOLOGI SIDDHAYATRA
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/siddhayatra.v25i1.161

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pelestarian sumberdaya arkeologi maritim dengan cara mengintegrasikan pemanfaatan situs kapal tenggelam sebagai obyek wisata selam dengan konservasi terumbu karang sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Metode yang digunakan dalam tulisan ini berupa studi kepustakaan yang berupa penalaahan terhadap bahan pustaka berupa buku, artikel, laporan penelitian dan catatan lainnya. Data utama berupa laporan penelitian arkeologi di Desa Sungai Padang yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Selatan tahun 2017 dan 2019. Sedangkan data pendukung berupa publikasi tentang pemanfaatan warisan budaya maritim sebagai objek wisata dan pengelolaannya. Wreckdive merupakan wisata minat khusus yang hanya memiliki peminat tidak sebanyak wisata selam lainnya sehingga harus disinergikan dengan obyek wisata selam lainnya antara lain terumbu karang. Daya tarik produk wisata selam perlu dikemas dalam bentuk kegiatan yang berbasis pada aktivitas konservasi terumbu karang dan pelestarian situs sehingga atraksi wisata selam di situs kapal tenggelam dapat lebih terjaga dan berkelanjutan.
TATA RUANG ETNIS DAN PROFESI DALAM KOTA BATAVIA (ABAD XVII - XVIII) Novita, Aryandini; Mahmud, M. Irfan
Berkala Arkeologi Vol. 19 No. 2 (1999)
Publisher : BRIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30883/jba.v19i2.824

Abstract

The settlement of ethnic groups in Batavia was determined apart from the environment that supported the profession, as well as matters of race and religion as well as effectiveness in mobility. For example, ethnic groups who work as traders are placed or live near the commercial area. Groups that work as administrative staff are placed in the downtown area, which is the central government area, while groups that work in the agricultural and plantation sectors as well as groups deemed to have the potential to pose a security threat are placed in suburban areas.