Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Status Gizi Dan Ekonomi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2 Sampai 3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum 1 Noflidaputri, Resty; Herwindi, Resy
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 3 No 2 (2020): J-HESTECH (JOURNAL OF HEALTH EDUCATIONAL SCIENCE AND TECHNOLOGY)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.033 KB) | DOI: 10.25139/htc.v3i2.2892

Abstract

 AbstrakLatarbelakang:Perkembangan kemampuan motorik balita akan sangat membantu untuk melakukan eksplorasi dan mempraktikan kemampuan yang baru. BerdasarkanHasil observasi didapatkanbeberapaanak tidak dapat melakukan tahapan perkembangan motorik halusnya seperti anak usia 2 tahun sebanyak 3 orang anak tidak dapat memegang sendiri gelas. Dan anak usia 3 tahun sebanyak  4 orang anak tidak bisa membuat garis sesuai dengan perintah. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan ekonomidengan perkembangan motorik halus anak usia2 sampai 3 di wilayah kerja puskesmas Lima Kaum1. Metode:Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang anakusia 2-3 tahun dan sampelnya 50 orang, cara pengambilan sampel dengan menggunakan Metode AccidentalSampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017. Pengukuran data dilakukan  dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan ujiChi-square. Hasil:Diketahui responden yang memiliki status gizibaik (58%), ekonomi tinggi (56%) dan perkembangan motorik halus sesuai (52%). Hasil uji statistic menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi(p = 0,002)nilai OR 8,400 dan ekonomi (p = 0,025) nilai OR 4,524 dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-3 tahun. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan ekonomi dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-3 tahun. Oleh karena itu tingkat ekonomi dapat mempengaruhiperkembangan motorik halus pada anak, orang tua yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi cenderung memiliki anak dengan perkembangan motorik halussesuai. Disarankan kepada orang tua agardapat memberikan asupan makanan bergizi seimbang untuk anaknya.Kata Kunci     : Ekonomi, perkembanganmotorikhalus, status giziAbstract: Background: Growth and development is a dynamic process throughout human life. Based on the observation results obtained some children can not do the stages of fine motor development like 2-year-old child as much as 3 children can not hold their own glass. And children aged 3 years as many as 4 children can not make lines in accordance with the command. Objective:This study aims to determine the relationship between nutritional and economic status with the smooth motor development of children aged 2 to 3 working area of Puskesmas Lima Kaum 1. Method:This research uses descriptive analytic method with quantitative research type and cross sectional approach. The population in this study were as many as 110 children aged 2-3 years and samples of 50 people, the way of sampling using Accidental Sampling Method. The study was conducted October 2017. The data were measured using questionnaires and interviews. Data analysis in this research use frequency distribution and Chi-square test.Results:Known respondents who have good nutritional status (58%), high economy (56%) and smooth motor development appropriate (52%). The result of statistical test shows that there is a significant correlation between nutritional status (p = 0,002) OR 8,400 and economic value (p = 0,025) OR value 4.524 with fine motor development of 2-3 year oldchild.The conclusion of this study is that there is a significant relationship between nutritional status and economy with the smooth motor development of children aged 2-3 years. Therefore of that economic level can affect the smooth motor development in children, parents who have high economic rates tend to have children with appropriate fine motor development. It is recommended to parents to be able to provide balanced nutritious food intake for theirchildKeywords        : Economics, smooth motor development, nutritional status
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Surian Salamah, Mima; Noflidaputri, Resty
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol 4 No 1 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.156 KB) | DOI: 10.25139/htc.v4i1.3777

Abstract

Abstrak : Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun psikomotorik. Prevalensi angka kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Surian dikelompokkan menjadi, balita sangat pendek 130 orang (11,4%) dan balita pendek 223 orang (19,5%) dengan demikian jumlah balita stunting adalah 353 orang (31,0%).Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Wilayah kerja Puskesmas Surian. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik, yang menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan Sampel sebanyak 92 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yang dilakukan pada bulan Februari 2020. Pengolahan data menggunakan uji statisistik Chi-square (P Value), dan nilai odd Ratio (OR) dengan tingkat kepercayaan Convidence Intervel (CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting 70 (76,1%), ASI Eksklusif 55 (59,8%), sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat 68 (73,9%), status gizi kurang 24 (26,1%). Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan signifikan antara Stunting dengan ASI eksklusif (P Value 0,000, CI 1,387-2,722), Sanitasi (P Value 0,000, CI 1,213- 2,953) dan Status Gizi (P Value 0,018, CI 1,159-1,659).Kesimpulan penelitian ini bahwa sebaiknya masyarakat terutama ibu hamil dan ibu menyusui agar melaksanakan saran yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayinya dari usia 0-6 bulan, dan memperhatikan asupan gizi serta sanitasi lingkungan tempat tinggal sehingga mengurangi resiko terjadinya stunting. Kata Kunci : Stunting, ASI Eksklusif, Sanitasi, Gizi Balita Abstract : Stunting is a major nutritional problem that will have an impact on social and economic life in society. Stunting toddlers tend to have difficulty to achieve optimal growth and development potential both physically and psychomotorically. The prevalence of stunting in Surian Community Health Center consists of very short toddlers 130 people (11.4%) and short toddlers 223 people (19.5%). Then, the number of stunting toddlers were 353 people (31.0%). This study aimed to determine Factors Related to Stunting in Surian Community Health Center. The type of this study was analytic survey research by using cross sectional approach, with a samples of 92 respondents. They had been chosen by random sampling technique, which was conducted in February 2020. The data were analyzed by Chi-square statistical test (P Value) and odd Ratio (OR) value with confidence level of confidence interle (CI 95%. The results showed that stunting event 70 (76.1%), exclusive breastfeeding 55 (59.8%), sanitation facilities that did not meet the requirements 68 (73.9%), malnutrition status 24 (26.1%). Then, the statistical analysis showed that there was a significant relationship between Stunting and exclusive breastfeeding (P Value 0,000, CI 1,387-2,722), sanitation (P Value 0,000, CI 1,213-2953) and nutritional Status (P Value 0.018, CI1,159-1,659). It is suggested to the community, especially pregnant women and breastfeeding mothers, should carry out the advice given by health workers to provide only breast milk to their babies from 0-6 months of age, and pay attention to nutritional intake and sanitation of the living environment so as to reduce the risk of stunting Keywords : Stunting, Exclusive ASI, Sanitation, Toddler Nutrition
Hubungan Status Gizi Dan Ekonomi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2 Sampai 3 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum 1 Noflidaputri, Resty; Herwindi, Resy
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 3 No. 2 (2020): J-HESTECH (JOURNAL OF HEALTH EDUCATIONAL SCIENCE AND TECHNOLOGY)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.033 KB) | DOI: 10.25139/htc.v3i2.2892

Abstract

 AbstrakLatarbelakang:Perkembangan kemampuan motorik balita akan sangat membantu untuk melakukan eksplorasi dan mempraktikan kemampuan yang baru. BerdasarkanHasil observasi didapatkanbeberapaanak tidak dapat melakukan tahapan perkembangan motorik halusnya seperti anak usia 2 tahun sebanyak 3 orang anak tidak dapat memegang sendiri gelas. Dan anak usia 3 tahun sebanyak  4 orang anak tidak bisa membuat garis sesuai dengan perintah. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi dan ekonomidengan perkembangan motorik halus anak usia2 sampai 3 di wilayah kerja puskesmas Lima Kaum1. Metode:Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis penelitian kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang anakusia 2-3 tahun dan sampelnya 50 orang, cara pengambilan sampel dengan menggunakan Metode AccidentalSampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2017. Pengukuran data dilakukan  dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan ujiChi-square. Hasil:Diketahui responden yang memiliki status gizibaik (58%), ekonomi tinggi (56%) dan perkembangan motorik halus sesuai (52%). Hasil uji statistic menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi(p = 0,002)nilai OR 8,400 dan ekonomi (p = 0,025) nilai OR 4,524 dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-3 tahun. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dan ekonomi dengan perkembangan motorik halus anak usia 2-3 tahun. Oleh karena itu tingkat ekonomi dapat mempengaruhiperkembangan motorik halus pada anak, orang tua yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi cenderung memiliki anak dengan perkembangan motorik halussesuai. Disarankan kepada orang tua agardapat memberikan asupan makanan bergizi seimbang untuk anaknya.Kata Kunci     : Ekonomi, perkembanganmotorikhalus, status giziAbstract: Background: Growth and development is a dynamic process throughout human life. Based on the observation results obtained some children can not do the stages of fine motor development like 2-year-old child as much as 3 children can not hold their own glass. And children aged 3 years as many as 4 children can not make lines in accordance with the command. Objective:This study aims to determine the relationship between nutritional and economic status with the smooth motor development of children aged 2 to 3 working area of Puskesmas Lima Kaum 1. Method:This research uses descriptive analytic method with quantitative research type and cross sectional approach. The population in this study were as many as 110 children aged 2-3 years and samples of 50 people, the way of sampling using Accidental Sampling Method. The study was conducted October 2017. The data were measured using questionnaires and interviews. Data analysis in this research use frequency distribution and Chi-square test.Results:Known respondents who have good nutritional status (58%), high economy (56%) and smooth motor development appropriate (52%). The result of statistical test shows that there is a significant correlation between nutritional status (p = 0,002) OR 8,400 and economic value (p = 0,025) OR value 4.524 with fine motor development of 2-3 year oldchild.The conclusion of this study is that there is a significant relationship between nutritional status and economy with the smooth motor development of children aged 2-3 years. Therefore of that economic level can affect the smooth motor development in children, parents who have high economic rates tend to have children with appropriate fine motor development. It is recommended to parents to be able to provide balanced nutritious food intake for theirchildKeywords        : Economics, smooth motor development, nutritional status
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Surian Salamah, Mima; Noflidaputri, Resty
J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology) Vol. 4 No. 1 (2021): J-HESTECH (Journal Of Health Educational Science And Technology)
Publisher : Faculty of Health Sciences , Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.156 KB) | DOI: 10.25139/htc.v4i1.3777

Abstract

Abstrak : Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Anak balita stunting cenderung akan sulit mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik maupun psikomotorik. Prevalensi angka kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Surian dikelompokkan menjadi, balita sangat pendek 130 orang (11,4%) dan balita pendek 223 orang (19,5%) dengan demikian jumlah balita stunting adalah 353 orang (31,0%).Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Wilayah kerja Puskesmas Surian. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik, yang menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan Sampel sebanyak 92 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yang dilakukan pada bulan Februari 2020. Pengolahan data menggunakan uji statisistik Chi-square (P Value), dan nilai odd Ratio (OR) dengan tingkat kepercayaan Convidence Intervel (CI 95%). Hasil penelitian menunjukkan kejadian stunting 70 (76,1%), ASI Eksklusif 55 (59,8%), sarana sanitasi yang tidak memenuhi syarat 68 (73,9%), status gizi kurang 24 (26,1%). Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan signifikan antara Stunting dengan ASI eksklusif (P Value 0,000, CI 1,387-2,722), Sanitasi (P Value 0,000, CI 1,213- 2,953) dan Status Gizi (P Value 0,018, CI 1,159-1,659).Kesimpulan penelitian ini bahwa sebaiknya masyarakat terutama ibu hamil dan ibu menyusui agar melaksanakan saran yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk memberikan hanya ASI saja kepada bayinya dari usia 0-6 bulan, dan memperhatikan asupan gizi serta sanitasi lingkungan tempat tinggal sehingga mengurangi resiko terjadinya stunting. Kata Kunci : Stunting, ASI Eksklusif, Sanitasi, Gizi Balita Abstract : Stunting is a major nutritional problem that will have an impact on social and economic life in society. Stunting toddlers tend to have difficulty to achieve optimal growth and development potential both physically and psychomotorically. The prevalence of stunting in Surian Community Health Center consists of very short toddlers 130 people (11.4%) and short toddlers 223 people (19.5%). Then, the number of stunting toddlers were 353 people (31.0%). This study aimed to determine Factors Related to Stunting in Surian Community Health Center. The type of this study was analytic survey research by using cross sectional approach, with a samples of 92 respondents. They had been chosen by random sampling technique, which was conducted in February 2020. The data were analyzed by Chi-square statistical test (P Value) and odd Ratio (OR) value with confidence level of confidence interle (CI 95%. The results showed that stunting event 70 (76.1%), exclusive breastfeeding 55 (59.8%), sanitation facilities that did not meet the requirements 68 (73.9%), malnutrition status 24 (26.1%). Then, the statistical analysis showed that there was a significant relationship between Stunting and exclusive breastfeeding (P Value 0,000, CI 1,387-2,722), sanitation (P Value 0,000, CI 1,213-2953) and nutritional Status (P Value 0.018, CI1,159-1,659). It is suggested to the community, especially pregnant women and breastfeeding mothers, should carry out the advice given by health workers to provide only breast milk to their babies from 0-6 months of age, and pay attention to nutritional intake and sanitation of the living environment so as to reduce the risk of stunting Keywords : Stunting, Exclusive ASI, Sanitation, Toddler Nutrition
Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Asi Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Noflidaputri, Resty
Jurnal Bidan Komunitas Vol 4, No 1 (2021): Edisi Januari
Publisher : Departemen Kebidanan, vFakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jbk.v4i1.4695

Abstract

Latar Belakang : World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menyusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama dan dilanjutkan 2 tahun atau lebih tanpa menambah atau mengganti dengan makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif terbukti dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) serta meningkatkan status gizi bayi dan balita. Di Sumatera Barat, cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 67,9% menjadi 65,7% dengan target 83,0%. Hal ini menunjukan bahwa ASI Eksklusif di Provinsi Sumatera Barat masih rendah. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui Faktor factor yang berhubungan dengan pemberian ASI Ekslusif diwilayah Kerja Puskesmasn Guguk Panjang Bukittinggi. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, yang dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai April 2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu dengan menjadi seluruh populasi menjadi sampel, sampel sebanyak 80 orang ibu yang mempunyai balita umur 7 – 12 bulan. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi- square. Hasil : Analisis univariat diketahui 52,5% keluarga tidak mendukung, 60% mendapatkan informasi dengan benar oleh tenaga kesehatan, 78,8% yang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 60% yang memberikan ASI Eksklusif. Analisis bivariat diketahui faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah dukungan keluarga (p value = 0,009 dan OR = 3,901), pemberian informasi oleh tenaga kesehatan (p value = 0,029 dan OR = 3,122) dan tempat bersalin (p value = 0,001 dan OR = 0,133). Kesimpulan :penelitian ini, bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga, pemberian informasi oleh tenaga kesehatan, tempat bersalin dengan pemberian ASI Eksklusif
Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Silayang Kabupaten Pasaman Noflidaputri, Resty; Febriyeni, Febriyeni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v12i2.233

Abstract

Di Indonesia kejadian stunting dianggap kronis selain itu Negara Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia. Prevalensi balita stunting tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Di Kabupaten Pasaman tercatat prevalensi status gizi balita stunting berdasarkan TB/U sebesar 26,88% yang merupakan kasus kedua tertinggi di Sumatera Barat tahun 2018. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan case control. Populasi kasus pada penelitian ini sebanyak 151 orang dan populasi kontrol sebanyak 368 orang dengan sampel 33 orang ibu balita untuk kasus dan 33 orang ibu balita untuk kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi- square. Hasil analisis univariat 66,7% tidak BBLR, 86,4% makan dengan beragam makanan, 63,2% penghindar makanan, 50% memiliki lingkungan tidak sehat. Analisis bivariat diketahui hubungan stunting dengan BBLR (p value=0,019 dan RR=1,882), keragaman makanan (p value=0,031 dan RR=2,027), perilaku makan balita (p value= 0,001 dan RR=2,737) dan sanitasi lingkungan (p value=0,003 dan RR=2,300). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan BBLR, keragaman makanan, perilaku makan balita dan sanitasi lingkungan dengan stunting. Dari semua variabel yang paling mempengaruhi adalah perilaku makan balita. Diharapkan agar ibu balita dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi balita yang memiliki perilaku penghindar makanan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Wasting pada Balita Usia 36-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman Hasnita, Evi; Noflidaputri, Resty; Sari, Novi Wulan; Yuniliza, Yuniliza
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 7, No 1 (2023): JIK-April Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v7i1.740

Abstract

Pada saat ini banyak balita yang mengalami masalah gizi dalam kehidupan. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman pada tahun 2017 presentase balita kurus di Kabupaten Pasaman yaitu 6,2%, sedangkan pada tahun 2019 jumlah balita yang mengalami wasting di Kabupaten Pasaman mengalami peningkatan menjadi 10,19%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Wasting Pada Balita Usia 36 – 59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rao Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 36 - 59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tapus yang berjumlah 925 orang, jumlah sampel dalam penelitian ini 90 orang dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Penelitian dilakukan pada Tahun 2020 data yang digunakan adalah data primer yaitu dengan melakukan wawancara kepada responden, analisis data secara univariate dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square secara komputerisasi. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan pola asuhp value = 0,496, ada hubungan riwayat penyakit dengan p value = 0,014, asupan makanan p value = 0,007 dan sanitasi lingkungan nilai p value = 0,007 dengan kejadian wasting. Kesimpulan terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi, asupan makanan dan sanitasi lingkungan, sedangkan tidak ada hubungan pola asuh dengan kejadian wasting. Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat melakukan upaya dalam mencegah teijadinya wasting pada balita salah satunya memberikan penyuluhan tentang menu seimbang.
Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Silayang Kabupaten Pasaman Noflidaputri, Resty; Febriyeni, Febriyeni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 12 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v12i2.233

Abstract

Di Indonesia kejadian stunting dianggap kronis selain itu Negara Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia. Prevalensi balita stunting tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Di Kabupaten Pasaman tercatat prevalensi status gizi balita stunting berdasarkan TB/U sebesar 26,88% yang merupakan kasus kedua tertinggi di Sumatera Barat tahun 2018. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan pendekatan case control. Populasi kasus pada penelitian ini sebanyak 151 orang dan populasi kontrol sebanyak 368 orang dengan sampel 33 orang ibu balita untuk kasus dan 33 orang ibu balita untuk kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019. Data dianalisa secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi- square. Hasil analisis univariat 66,7% tidak BBLR, 86,4% makan dengan beragam makanan, 63,2% penghindar makanan, 50% memiliki lingkungan tidak sehat. Analisis bivariat diketahui hubungan stunting dengan BBLR (p value=0,019 dan RR=1,882), keragaman makanan (p value=0,031 dan RR=2,027), perilaku makan balita (p value= 0,001 dan RR=2,737) dan sanitasi lingkungan (p value=0,003 dan RR=2,300). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan BBLR, keragaman makanan, perilaku makan balita dan sanitasi lingkungan dengan stunting. Dari semua variabel yang paling mempengaruhi adalah perilaku makan balita. Diharapkan agar ibu balita dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi balita yang memiliki perilaku penghindar makanan.
Analisa Faktor Penyebab Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Solok Rahmadani, Dewi; Noflidaputri, Resty; Delvina, Visti
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 6 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i6.422

Abstract

Riskesdas 2020 data obtained from West Sumatra with birth weight <2500 grams as much as 4.6%. Solok City Health Office in 2020 the number of births with LBW as many as 65 people until December, with the number of births 1331 people the percentage is 4.8%. The purpose of this study was to determine the Analysis of Factors Causing the Incidence of LBW. This research is qualitative with a phenomenological approach, the instrument in this study is an interview guide, a voice recorder. In this study, 23 informants were found consisting of 1 Head of the Solok City Health Office, 4 Heads of Public Health Centers, 4 midwives in charge of MCH, 4 regional supervisory midwives, 4 nutritionists, 6 mothers who had babies with LBW. This research was conducted at the Public Health Center of the Solok City Health Office. The results of the input research obtained that policies, funds, human resources, facilities and infrastructure, were in accordance with the procedures and policies of the Solok City Health Office. The process of getting planning, organizing, monitoring, evaluating, has been going well, it's just that there are still problems in recording and reporting, the blank is not filled in. The output obtained is that the scope of activities has reached the target, but the quality of service is still lacking because there are still many officers who already have competence but have not been able to apply it to the community. The conclusion is that the scope of activities has reached the target but the quality of service is still lacking because there are still many officers who already have competence but have not been able to apply it to the community. It is recommended that officers who are in the work area of the Solok City Health Service, especially midwives, can work well, if there are cases they are handled properly and for recording there are officers, especially LBW, to get immediate treatment by providing training.