Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Uji Toksisitas Akut (Lethal Dose50) Ekstrak Etanol Buah dan Biji Pare (Momordica charantia Linn) Terhadap Mencit Jantan Mus Musculus Zaini, Wawan Sofwan; Kurniati, Nining; Fadillah, Muhammad Arief; Hamtini, Hamtini
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.745

Abstract

Tanaman Pare (Momordica charantia L) adalah salah satu tanaman yang paling banyak mendapat perhatian karena khasiat anti diabetiknya. Diperkirakan bahwa sepertiga dari pasien diabetes menggunakan beberapa bentuk pengobatan komplementer dan alternatif. Dilakukan pengujian toksisitas bertujuan untuk menentukan nilai LD50 pada pemberian ekstrak etanol buah dan biji pare menggunakan metode Thompson-Weil pada mencit putih jantan (Mus musculus) sebanyak 23 ekor dengan bb 25 gram. Pemberian ekstrak buah dan biji pare peroral dengan dosis awal 0,5 mg/kgBB. Adapun variasi dosis toksisitas yang yaitu 100 mg/kgbb, 50 mg/kgbb, 25 mg/kgbb dan 12,5 mg/kgbb serta aquadest sebagai kontrol. Mencit diamati secara individu selama 1 jam, 2 jam, 4 jam dan 24 jam setelah pemberian ekstrak dengan melihat jumlah hewan yang mati dan gejala toksik. Hasil penelitian pada ekstrak buah pare mencit mati pada dosis 100 mg/kgbb : 1 ekor (20%). Pada ekstrak biji pare mencit mati pada 100 mg /kgbb : 1 ekor (20%), dosis 50 mg/kgbb : 2 ekor (40%), dan pada dosis 12,5 mg/kgbb : 1 ekor (20%). Hal ini menunjukkan ekstrak buah dan biji pare termasuk kategori tidak toksik. Pemberian bahan uji ektrak tidak menimbulkan gejala toksik di mana semua tikus beraktifitas normal, sehingga buah dan biji pare aman dikonsumsi.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L), Sambiloto (Andrographis paniculata), Miana (Coleus scutellarioides L) Sebagai Antibakteri (Studi Literatur Review) Kurniati, Nining; Zaini, Wawan Sofwan; Hamtini, Hamtini; Pratama, Muhammad Reza Taufiq; Ridwanulloh, Mohammad
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/jomlr.v2i2.746

Abstract

Indonesia memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamnya, kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000 jenis. Tanaman herbal adalah tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional, dan biasanya dikenal sebagai tumbuhan obat. Daun papaya, (Carica papaya) daun Sambiloto (Andrographis paniculata), daun Miana (Coleus scutellarioides L) mengandung beberapa zat aktif yang diduga dapat mempengaruhi/menghambat pertumbuhan koloni bakteri. Konsentrasi terendah dari ekstrak daun pepaya dan daun Sambiloto dan daun Miana yang memberikan antiadhesi (50, 25, 15%), dijadikan sebagai konsentrasi ekstrak yang digunakan sebagai antiadhesi (indikator daya tahan tubuh). Daya hambat adhesi ekstrak daun papaya dan daun Sambiloto dan daun Miana terhadap bakteri TBC-Resisten Rifampisin yang memiliki adhesin yang dihasilkan bakteri akan tergantung kepada lamanya variasi waktu kontak antara daun papaya, daun Sambiloto dan daun Miana dengan bakteri uji. Hasil konsentrasi antiadhesi dari masing masing ekstrak daun papaya, daun Sambiloto dan daun Miana digunakan untuk konsentrasi antibakteri antara ekstrak daun papaya, daun Sambiloto dan daun Miana terhadap bakteri uji, dengan pengamatan ada tidaknya pertumbuhan koloni bakteri uji. Berdasarkan hasil dari artikel yang telah direview terlihat bahwa ekstrak daun pepaya, daun sambiloti dan daun miana dapat berpotensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri. Hal ini dapat disebabkan komponen senyawa metabolik yang di miliki oleh tanaman tersebut. Kandungan senyawa metabolit sekunder telah terbukti bekerja sebagai derivat antikanker, antibakteri dan antioksidan, antara lain adalah golongan alkaloid, tanin, golongan polifenol dan turunanya.
ANALISIS KANDUNGAN BAHAN AKTIF FITOKIMIA EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L) Kurniati, Nining; Zaini, Wawan Sofwan; Hamtini, Hamtini; Armal , Hadits Lissentiya
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol. 11 No. 2 (2024): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan secara cepat dan instan. Kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga dan stres dapat menyebabkan daya tahan tubuh akan terus menurun. Kondisi tersebut menyebabkan mikroba patogen seperti virus, bakteri, parasit, fungi mudah masuk dan menyerang tubuh sehingga timbul berbagai penyakit infeksi dan penyakit degeneratif, bahkan dapat menyebabkan penuaan dini. Upaya untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh menjadi sangat penting dilakukan melalui pemberian imunomodulator. Imunomodulator atau biological response modifiers, yaitu zat-zat yang mempengaruhi reaksi biologis tubuh terhadap zat-zat asing. Imunomodulator terdiri dari imunostimulator yang berfungsi untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun dan imunosupresor yang dapat menghambat atau menekan aktivitas sistem imun. Tujuan penelitian akan melakukan uji kemampuan Imunomodulator dari ekstrak daun pepaya, untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terkandung dari ekstrak daun pepaya, menggunakan desain deskriptif analitik diawali dengan pembuatan ekstrak, kemudan di lakukan 6 kelompok analisis yaitu, Uji Organoleptik, Uji kandungan kualitatif fitokimia, Uji mikrobiologi, Uji kandungan logam berat, Uji kandungan kuantitatif fitokimia, Uji Kandungan Abu, Air, Serat dan sari larut etanol. Hasil analisis kandungan ekstrak etanol daun pepaya berbentuk kental, berbau khas dan berwarna hijau bebas dari kapang, bakteri, kelompok Coliform dan bebas dari logam berat Pb, Cd dan AS. Kadar Abu 4,66 %, Air 21,85 %, Serat kasar 0,25 %, sari larut etanol 13,75 %. Hasil analisis kualitatatif Positif adalah Flavonoid, Tanin Saponin Steroid dan hasil negatif untuk Alkaloid, Quinon dan Triterpenoid. Hasil analisis kuantitatif dari Total Fenol 2,70 % (b/b), Total Flavonoid 3,90 % (b/b), Xanthorrizol 0,98 mg/g, Tanin 0,23 mg/g, Kuersetin 0,004 mg/g, Katekin 0,09 mg/g. Toksisitas LC50 158,19 ppm.
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Skeels) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Pyogenes dan Proteus Mirabilis Patricia, Venny; Zaini, Wawan Sofwan; Yani, Ahmad; Atikah, Siti
Jaringan Laboratorium Medis Vol. 3 No. 1 (2021): May 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v3i1.7932

Abstract

Infectious diseases are a problem for public health and can increase patient morbidity and mortality. Bacteria that cause infectious diseases include Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis. Inappropriate use of antibiotics can cause resistance problems and the effects of undesirable drugs. Jamblang (Syzygium cumini) leaf extract can be used as a natural antibacterial drug. There is a study showing the content of active compounds in the leaves of Jamblang are Flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins are components of chemical compounds that are suspected as antibacterial. This study aims to determine the antibacterial activity of Jamblang leaf extract against Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis bacteria. The method used is the Minimum Inhibitory Concentration method using well diffusion. The study used Jamblang leaf extract with various concentrations of 10%, 20%, 30%, and 40%, the test bacteria used were Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis, using positive control of chloramphenicol, and negative control of 10% DMSO. The results showed that Jamblang leaf extract can inhibit the growth of Streptococcus pyogenes and Proteus mirabilis bacteria in all concentrations. In the Kruskall Wallis Non-Parametric statistical test the two bacteria obtained P <0.05.In Streptococcus pyogenes bacteria the value of P = 0.031, and Proteus mirabilis bacteria the value of P = 0.015. These results indicate a real difference in this study.
Perbandingan Kadar Kolestrol Darah Kapiler Metode POCT dengan Serum Metode Enzimatik CHOD-PAP pada Mahasiswa TLM Poltekkes Banten Kurniati, Nining; Zaini, Wawan Sofwan; Rohmah, Annida Millati
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.301 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i2.471

Abstract

Kolesterol merupakan senyawa yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh berupa lemak, dan sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh sekitar 70% kolesterol dari hasil sintetis dalam liver dan sisanya diperoleh dari asupan makanan. Asupan makanan yang mengandung kolesterol tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Dampak dari fenomena Covid-19 yaitu sistem pembelajaran daringsehingga berkurangnya aktivitas fisik yang memungkinkan terjadinya kenaikan berat badan. Penggun aan alat tes cepat untuk pemeriksaan kadar kolesterol sering digunakan karena mudah dan praktis. Namun resiko tingkat kesalahan tinggi jika tidak memperhatikan beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis rata-rata kadar kolesterol darah kapiler metode POCT dengan serum metode enzimatik CHOD-PAP yang melibatkan 30 responden, kemudian dilakukan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu membandingkan rata-rata kadar kolesterol darah kapiler metode POCT dengan serum metode enzimatik CHOD-PAP dan mengetahui korelasi IMT dengan kadar kolesterol. Range pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode POCT yaitu 126-244 mg/dL dan nilai rata-rata 175,00 mg/dL. Range pengukuran kadar kolesterol menggunakan metode enzimatik CHOD-PAP yaitu 131-262 mg/dL dan nilai rata-rata 176,77 mg/dL. Hasil pemeriksaan selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik menggunakan uji T dengan nilai p= 0,884 > 0,05 dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hasil tabulasi data IMT dengan kadar kolesterol yaitu tidak adanya hubungan khusus dengan hasil dominan pada nilai normal. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan sampel pasien hiperkolesterolemia.
Pemanfaatan Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Sebagai Bahan Dasar Media Alternatif untuk Pertumbuhan Jamur Aspergillus Flavus Zaini, Wawan Sofwan; Kurniati, Nining; Kesumaningrum, Tiara
Journal of Medical Laboratory Research Vol. 1 No. 2 (2023): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.376 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i2.489

Abstract

Media perbenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan jamur di dalam skala laboratorium. Media perbenihan harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan faktor pertumbuhan organik. Media yang umum digunakan adalah PDA (Potato Dextrose Agar) yang dibuat oleh suatu pabrik dalam bentuk siap pakai, sehingga harga media ini relatif cukup mahal dan hanya didapatkan di tempat tertentu. Dilakukan penelitian pembuatan media alternatif berbahan dasar alami, yaitu menggunakan singkong. Kandungan nutrisi singkong terdiri dari 34,7 g karbohidrat, 1,2 g protein, 0,3 g lemak, 33 mg kalsium, 40 mg fosfor, 0,7 mg besi, 0,06 mg vitamin A, 30,0 mg vitamin B, 75 mg vitamin C dan riboflavin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan singkong (Manihot esculenta crantz) sebagai bahan dasar media alternatif untuk pertumbuhan jamur uji (Aspergillus flavus). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menginokulasikan jamur uji dengan metode TPC. Pengamatan dilakukan selama 96 jam secara makroskopik dengan mengamati diameter koloni jamur uji menggunakan jangka sorong. Hasil kemudian dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Didapatkan hasil rata-rata diameter pada media alternatif berbahan dasar singkong konsentrasi 12%, 14% dan 16% sebesar 12,63 mm, 14,98 mm dan 18,37 mm. Konsentrasi yang efektif untuk pertumbuhan jamur uji yaitu pada konsentrasi 16%. Berdasarkan hasil uji dapat disimpulkan bahwa media alternatif berbahan dasar singkong dapat digunakan sebagai media pertumbuhan untuk Aspergillus flavus