Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Isolasi dan Seleksi Bacillus sp. dari Ikan Lele (Clarias sp.) serta Potensinya sebagai Probiotik ., Hamtini; ., Widanarni; Meryandini, Anja
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 11, No 1 (2015): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2778.371 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v11i1.2151

Abstract

The aims of this study was to isolate and select Bacillus from the gut of catfish as probiotic candidates in the fish feed production. Isolation was conducted by heating samples at 80 °C for 10-15 minutes using Triptone Soy Agar (TSA) media which have been added with 1% skim milk for proteolytic activity and 1% starch for amylolytic activity. Selection was conducted based on pathogenicity test, antibiotic susceptibility test and total suspended solids. Isolate that have ability to degrade feed would be made the growth curves, analysis of protease and amilase activites and also combination of bacteria isolate with feed. Selected isolates as candidate probiotic were identified furthermore using 6S-rRNA gene. Among 16 isolates, there were 7 isolates that have gamma hemolytic activity (PTB 1.1, PTB 1.2, PTB 1.4, PTB 1.7, STB 1.6, STB 1.1 and STB 2.1). Antibiotic susceptibility test showed that 3 isolates were sensitive to the tested antibiotics (PTB 1.4, PTB 1.7 and STB 1.6). These three selected isolates were tested for their ability to degrade fish feed. PTB 1.4 isolate was able to degrade the feed with the smallest residue on the filter paper (0.0068 g). PTB 1.4 isolate also has proteolytic and amylolytic index of 0.61 and 0.60, respectively. Amylase activity of PTB 1.4 isolate added with 1.2% feed reached the highest peak in 120-hour of observation time (0.399 µ/mL) and the highest protease activity was in 72-hour of observation time (6.595  µ/mL). PTB 1.4 isolate has the ability to degrade the feed with the amount of 106 CFU/mL inoculum. Based on 16S-rRNA gene sequences isolate PTB 1.4 was 99% homolog with Bacillus megaterium. Isolation and selection of probiotic candidate from Clarias sp. get PTB 1.4 was a best isolate that there were not pathogenic, sensitive to antibiotic test, had protease and amilase activities. PTB 1.4 isolate had capability to degrade the feed. Keywords: Bacillus, Clarias sp., probiotic, feed 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Staphylococcus sp. DARI UDARA DI RUANGAN BER-AC GEDUNG ANALIS KESEHATAN Hamtini Hamtini; Ira Nuraeni
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.676 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.52

Abstract

Kualitas udara dalam ruangan yang buruk dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius dan fatal, kualitas udara yang buruk dapat dipengaruhi oleh adanya mikrooganisme salah satunya adalah bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui keberadaan bakteri Staphylococcus sp. di ruangan kantor Jurusan Analis Kesehatan yang ber AC. Isolasi bakteri didapatkan dari sampel udara di ruangan kantor ber- AC dengan metode penelitian deskriptif yaitu mendapatkan gambaran tentang keberadaan bakteri Staphylococcus sp. Isolasi dilakukan dengan menggunakan media selektif diferensial yaitu Mannitol Salt Agar, kemudian identifikasi di lakukan dengan pewarnaan Gram, setelah itu identifikasi di lanjutkan dengan Uji Katalase dan Uji Koagulase. Hasil identifikasi dengan pewarnaan Gram di dapatkan 119 kisolat bakteri merupakan bakteri Gram positif dengan bentuk kokus. Setelah di lakukan pewarnaan Gram isolat-isolat tersebut di lanjutkan dengan uji katalase dan terdapat 113 isolat positif katalase, kemudian di lanjutkan dengan uji koagulase, hasil uji koagulase di dapatkan 20 isolat bakteri hasil uji koagulase menunjukkan hasil positif. Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat keberadaan bakteri Staphylococcus sp. yang merupakan bakteri kontaminan udara di dalam ruangan ber-AC di ruang kantor jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Banten dan kemungkinan besar dapat penyebabkan masalah kesehatan bagi manusia
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DARI DAUN ALOCASIA MACRORRHIZOS DENGAN METODE DPPH Syarah Anliza; Hamtini Hamtini
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.493 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.75

Abstract

Penyakit degenaratif seperti kanker, tekanan darah ting, dan sebagainya semakin banyak dan mudah ditemui dikalangan masyarakat. Pola hidup yang praktis dan instan, khususnya pada pemilihan makanan, memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Radikal bebas adalah molekul yang sangat rekatif karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya. Kerja radikal bebas dapat dihambat oleh antioksidan yakni zat yang dapat memperlambat dan mencegah terjadinya oksidasi molekul. Adanya senyawa antioksidan mengurangi timbulnya penyakit kronis. Tanaman Alocasia macrorrhizos merupakan tanaman alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanol dari daun Alocasia macrorrhizos dengan menggunakan metode DPPH. Pelarut yang digunakan adalah metanol. Ekstraksi metanol dari daun Alocasia macrorrhizos dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan pada daun tersebut. Hasil ekstraksi selanjutnya diuji antioksidan dengan menggunakan metode DPPH, yang mana pembanding adalah vitamin C. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak metanol dari daun Alocasia macrorrhizos terdapat senyawa flavonoid. Hasil uji aktivitas antioksidan didapatkan IC50 sebesar 314,885 ppm.
UJI EKSTRAK DAUN ALOCASIA MACRORRHIZOS SEBA GAI ANTIBAKTERI TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Hamtini Hamtini; Syarah Anliza; Shufiyani Shufiyani
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 4 No 1 (2017): April
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.571 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v4i1.76

Abstract

Antibakteri adalah subtansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain, pada saat ini dikenal dengan istilah antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang kurang tepat dapat menyebabkan adanya resistensi antibiotik. Penemuan berbagai senyawa obat baru dari bahan alam semakin memperjelas peran penting metabolit sekunder tanaman sebagai sumber bahan baku obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak metanol daun Alocasia macrorrhizos. Ekstrak metanol daun kemudian dilakukan dengan uji fitokimia. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar, bakteri uji yang digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Konsentrasi yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah 40%, 20%, 10%, dan 5%. Untuk kontrol positif, digunakan antibiotik tetraxiclin 1%. Sedangkan, hasil uji fitokimia didapatkan komponen-komponen senyawa seperti flavonoid, tanin, dan steroid. Hasil uji aktivitas antibakteri didapatkan diameter zona hambat tertinggi pada konsentrasi 40% sebesar 3,7 mm untuk Staphylococcus aureus dan untuk Escherichia coli diameter zona hambat tertinggi pada konsetrasi 40% sebesar 2,56 mm.
EKSPLORASI BAKTERI ENDOFIT DARI DAUN NAMNAM (Cynometra cauliflora L.) Hamtini hamtini; Syarah Anliza; Ira Nuraeni
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 8 No 1 (2021): Mei
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36743/medikes.v8i1.209

Abstract

Akhir-akhir ini kencenderungan dalam penggunaan obat tradisional sebagai pilihan untuk pengobatan menjadi alternatif yang banyak diminati karena obat tradisonal terbukti relatif aman dengan cara penggunaan yang benar dan indikasi yang tepat serta jarang sekali menimbulkan efek samping. Untuk mengambil senyawa bioaktif secara langsung dari tanamannya dibutuhkan sangat banyak biomassa atau bagian dari tanamannya, sehingga untuk mengefisiensikan cara mendapatkan senyawa bioaktif tersebut, maka di gunakan mikroba endofit spesifik yang diperoleh dari bagian dalam tanaman yang diharapkan mampu menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif yang di butuhkan tanpa harus mengekstrak dari tanamannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengisolasi dan melakukan pemurnian bakteri endofit dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.), serta melakukan identifikasi dengan pewarnaan Gram. Hasil yang di dapat berupa 19 isolat bakteri endofit memiliki karakteristik morfologi yang tidak terlalu bervariasi, bentuk dan warna koloni rata-rata berwarna krem dan putih susu dengan beberapa ada yang tepian koloninya rata dan ada yang bergerigi serta ada permukaan yang kasar dan ada yang licin. Hasil dari pewarnaan Gram didapatkan 18 isolat bakteri merupakan Gram negatif dan 1 isolat merupakan Gram positif.
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Namnam (Cynometra cauliflora L) Sebagai Antibakteri Pada Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Syarah Anliza; Hamtini Hamtini; Nurmeily Rachmawati
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 3, No 2 (2022): Juli
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v3i2.9157

Abstract

ABSTRAKPandemi Covid 19 yang menimpa dunia saat ini menjadikan peningkatan kebutuhan akan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu dalam peningkatannya yaitu kesadaran akan mencuci tangan dan mulai terlihat semenjak covid-19 masuk ke Indonesia. Penggunaan gel antiseptik yang dinilai lebih praktis bisa menjadi pilihan. Bahan dasar yang biasa digunakan adalah alkohol, namun dengan bahan tersebut dapat menyebabkan dehidrasi pada kulit. Oleh karena itu maka diperlukan alternatif bahan aktif yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang digunakan daun namnam. Ekstrak daun namnam yang memiliki kandungan tanin dan flavonoid dapat sebagai antibakteri. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tanaman yang mengandung tannin dan flavonoid dapat sebagai sediaan gel hand sanitizer. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun namnam pada formulasi sediaan gel hand sanitizer terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Metode yang digunakan maserasi untuk ekstrak dan difusi agar untuk aktivitas bakteri. Formulasi sediaan gel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan gelling agent CMC Na dengan 5 formulasi. Hasil menunjukkan bahwa sampel F1, F2, F3, dan F4 dapat menghambat bakteri dengan kategori kuat, sedangkan sampel F5 termasuk kategori medium atau cukup kuat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sampel F1 dengan konsentrasi ekstrak etanol daun namnam sebesar 20% dan memiliki evaluasi sediaan gel yang baik dan memenuhi syarat.     Kata kunci : Ekstrak etanol; Daun namnam; Gel hand sanitizer; Staphylococcus aureus.ABSTRACTThe COVID-19 pandemic that has hit the world today has increased the need for clean and healthy living behaviors. One of the improvements that have been seen since Covid-19 occurred in Indonesia is awareness of hand washing. The use of an antiseptic gel is considered a more practical option. The basic ingredient commonly used is alcohol, but these ingredients can cause dehydration of the skin. Therefore, alternative active ingredients are needed, namely natural ingredients. One of the natural ingredients used by namnam leaves. Namnam leaf extract which contains tannins and flavonoids can act as an antibacterial. Several studies have shown that plants containing tannins and flavonoids can be used as a hand sanitizer gel preparation. The purpose of this study was to determine the potential of ethanol extract of Namnam leaves in the formulation of hand sanitizer gel preparations against Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria. The methods used were maceration for extracts and agar diffusion for bacterial activity. The gel formulation used in this study was the gelling agent CMC Na with 5 formulations. The results showed that  samples F1, F2, F3, and F4 could inhibit bacteria in the strong category, while sample F5 was in the medium category or quite strong. The conclusion of this study is that sample F1 with extract ethanol of nam-nam leaves in 20% has a good evaluation of gel preparations and met the requirements.Keywords : Ethanol extract; Namnam lef; Hand sanitizer gel; Staphylococcus aureus.
Uji Antibakteri Fungi Endofit dari Daun Namnam (Cynometra cauliflora L.) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Hamtini - Hamtini; Nurmeily Rachmawati; Syarah Anliza; Shufiyani Shufiyani
Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol 4, No 1 (2023): Januari
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/lf.v4i1.11512

Abstract

Fenomena back to nature menunjukkan tanaman yang ada di alam semakin memiliki peranan penting namun untuk mengambil senyawa bioaktif secara langsung dari tanamannya dibutuhkan sangat banyak biomassa, sehingga untuk mengefisiensikan cara mendapatkan senyawa bioaktifnya, maka di gunakan mikroba endofit spesifik yang diperoleh dari bagian dalam tanaman yang diharapkan mampu menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif yang di butuhkan. Tujuan penelitian untuk melihat potensi antibakteri yang di hasilkan oleh fungi endofit yang di isolasi dari daun Namnam (Cynometra cauliflora L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode penelitian yaitu isolasi dan pemurnian fungi endofit, penyiapan bakteri uji di lanjutkan  uji antibakteri bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil isolasi di dapatkan 4 isolat fungi endofit yaitu dengan kode P1-1, P3-1, P4-1, P5-1. Secara makroskopis bentuk circular dan irregular, elevasi flat, convec dan umbonate. Tepian rata, bergelombang, undulate, entire dan raised. Permukaan koloni seperti kapas, grainy, cottony tebal dan tipis. Isolat fungi endofit P1-1, P3-1, P4-1, dan P5-1 memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan rerata zona hambat berturut-turut 26.25 mm, 27.25 mm, 28.5 mm, 25.76 mm, untuk E.coli berturut-turut adalah 29 mm, 29 mm, 27.5 mm, 27.5 mm. Kontrol positif yaitu 26 mm dan 29 mm.
Kontaminasi Staphylococcus aureus pada Tester Bedak Padat Aminah Aminah; Nabillah Nurachmawaty; Hamtini Hamtini
Journal of Medical Laboratory Research Vol 1 No 1 (2022): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.497 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i1.426

Abstract

Penggunaan kosmetik dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota kulit sehingga menimbulkan permasalahan seperti dermatitis, psoriasis, hingga jerawat. Kosmetik yang tidak higienis dan digunakan secara bergantian dapat menjadi sumber penularan bakteri penyebab infeksi kulit. Staphylococcus aureus sebagai penyebab utama infeksi kulit dan jaringan lunak dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kontaminasi Staphylococcus aureus pada tester bedak padat di toko kosmetik di wilayah Pasar Kemis Kota Tangerang. Sebanyak sepuluh sampel usap bedak padat dikumpulkan dari total sepuluh toko yang ada Sampel usap digoreskan pada media mannitol salt agar (MSA) untuk pengamatan koloni. Koloni tunggal berbeda yang tumbuh disubkultur untuk pemeriksaan mikroskopik menggunakan pewarnaan Gram dan uji katalase/koagulase. Dari sepuluh sampel yang diperiksa, empat diantaranya terkontaminasi Staphylococcus. Dua sampel terkontaminasi kombinasi bakteri, dan satu sampel terkontaminasi bakteri yang seragam. Dalam penelitian ini ditemukan kontaminasi bakteri yang dicurigai sebagai S. aureus, S. intermedius, dan S. epidermidis. Sehingga disimpulkan bahwa pada tester bedak padat dapat terjadi kontaminasi S. aureus dan berpotensi untuk ditularkan dari satu pelanggan toko ke pelanggan lainnya.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit pada Batang dan Daun Tanaman Songgolangit (Tridax procumbens (Lour.)) Hamtini Hamtini; Wida Nurhati; Mellysa Rahmita; Citra Trisna; Juli Rahmawati; Shufiyani Shufiyani
Journal of Medical Laboratory Research Vol 1 No 1 (2022): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.141 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i1.430

Abstract

Bakteri endofit adalah bakteri yang hidup di dalam jaringan tumbuhan secara simbiotik dengan membentuk koloni selama periode tertentu dari siklus hidupnya dan dapat menghasilkan metabolit sekunder. Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan bakteri endofit dari obat tradisional adalah tanaman Songgolangit (Tridax procumbens (Lour)). Tanaman ini merupakan tanaman herba menahun yang digunakan sebagai tanaman obat yang hampir seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri endofit serta mengetahui jenis bakteri endofit yang terdapat pada batang dan daun tanaman Tridax procumbens. Bakteri endofit diisolasi dari batang dan daun tanaman Tridax procumbens menggunakan metode sterilisasi permukaan kemudian dikulturkan pada media Trypticase Soy Agar (TSA) + antibiotik nistatin 100 ppm lalu diidentifikasi melalui pewarnaan Gram serta dilakukan preservasi bakteri endofit pada agar miring Trypticase Soy Agar (TSA) dan gliserol 40%. Hasil penelitian diperoleh 25 isolat bakteri endofit yang terdiri dari 16 isolat bakteri pada batang dan 9 isolat bakteri pada daun tanaman Tridax procumbens. Isolat bakteri endofit yang diperoleh dari pengamatan Gram didapatkan hasil 17 isolat bakteri endofit Gram (+) dan 8 isolat bakteri endofit Gram (-). Jumlah bakteri endofit di dalam tanaman tidak dapat ditentukan secara pasti, namun bakteri endofit dapat dideteksi dengan mengisolasi pada media agar dan Teknik isolasi yang tepat.
Eksplorasi Fungi Endofit pada Rumput Jekeng (Cyperus iria L.) Hamtini Hamtini; Yuni Trisna Lestari; Nining Kurniati; Diana Rinawati
Journal of Medical Laboratory Research Vol 1 No 2 (2023): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.113 KB)

Abstract

Fungi endofit merupakan fungi yang hidup di dalam sistem jaringan tumbuhan tanpa menimbulkan efek negatif pada tanaman inangnya. Fungi endofit mampu menghasilkan senyawa bioaktif seperti antibakteri, antikanker, antivirus dan antifungi. Rumput jekeng (Cyperus iria L.) adalah tumbuhan yang termasuk gulma teki yang hidup musiman (annual) ataupun tahunan (parenial), sering ditemukan di lading terbuka, pertanian, padang rumput, tepi jalan, dan pinggiran sungai. Rumput jekeng biasanya tumbuh di negara tropis dan subtropis, salah satunya adalah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya fungi endofit pada rumput jekeng (Cyperus iria L.) Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan uji laboratorium sterelisasi permukaan akar, batang dan daun, isolasi fungi endofit secara makroskopis. Hasil isolasi fungi endofit diperoleh 9 isolat fungi yaitu AK 3, BT 4, DN 1.1, DN 1.2, DN 1.3, DN 4.1, DN 4.2, DN 5.1 dan DN 6. Karakteristik morfologi dari jenis fungi yang di dapat yaitu bagian depan seperti powdery, velvery, cottony dan wolly, untuk warna ada yang berwarna hijau, abu-abu, putih kekuningan, hijau tepian putih, putih krem, dan hijau gelap.