Sulichantini, Ellok Dwi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aplikasi Kombinasi Jenis dan Konsentrasi Antioksidan yang Berbeda sebagai Penghambat Browning pada Perbanyakan Pisang Cavendish secara Kultur Jaringan Sulichantini, Ellok Dwi; Dewi Nazari, Alvera Prihatini; Nuansyah, Achmad
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 5, No 2 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 5 Nomor 2 Februari 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.5.2.2023.9959.78-83

Abstract

Pisang cavendish merupakan salah satu jenis pisang yang dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Perbanyakan bibit pisang secara konvensional membutuhkan waktu relatif lama dan jumlah bibit yang dihasilkan sedikit serta berpotensi menularkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kombinasi jenis dan konsentrasi antioksidan yang berbeda terhadap browning dan pertumbuhan eksplan pisang cavendish secara kultur jaringan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap, merupakan percobaan faktor tunggal, kombinasi jenis dan konsentrasi zat antioksidan, terdiri atastujuh perlakuan dan ulangan sebanyak lima kali. Perlakuan yang dicobakan terdiri atas kontrol (tanpa antioksidan), 2 g asam sitrat L-1 , 2 g asam askorbat L-1 , 2 g asam sitrat L-1 + 2 g asam askorbat L-1 , 4 g asam sitrat L-1 , 4 g asam askorbat L-1 , dan 4 g asam sitrat L-1 + 4 g asam askorbat L-1 . Data dianalisis menggunakan sidik ragam. Hasil penelitian menunujukkan bahwa asam sitrat dan asam askorbat serta kombinasi keduanya dapat digunakan untuk menghambat terjadinya browning. Peningkatan konsentrasi memperlambat terjadinya browning. Kombinasi asam sitrat dengan asam askorbat masing-masing dengan konsentrasi 4 g L-1 menunjukkan hasil terbaik. Waktu terjadinya browning terlama dengan intensitas rendah ditunjukkan oleh perlakuan 4 g asam sitrat L-1 + 4 g asam askorbat L-1 , yaitu 13,2 hari setelah tanam dengan intensitas browning sedang.
Respon Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium (Dendrobium Ira Veronica) terhadap Penambahan Pupuk Daun dan Pupuk Organik Pada Komposisi Pemupukan Sulichantini, Ellok Dwi; Primawati, Azzahra Qolbi
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 6, No 2 (2024): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 6 Nomor 2 Februari 2024
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.6.2.2024.14057.45-53

Abstract

Anggrek Dendrobium Ira Veronika merupakan hasil silangan antara Dendrobium gouldii x Dendrobium helix. Anggrek seperti tanaman jenis lain memerlukan pupuk untuk pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman yang optimal dapat dihasilkan apabila diberikan komposisi pemupukan yang tepat. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit anggrek Dendrobium Ira Veronica terhadap pemberian pupuk daun Gaviota, emulsi ikan, pupuk organik cair (POC) kecambah, dan pupuk organik cair (POC) limbah sayur dan buah. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas lima perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan terdiri atas p0 (kontrol), p1 (pupuk daun Gaviota 1 g L-1), p2 (pupuk daun Gaviota 1 g L-1 + emulsi ikan1 mL L-1), p3 (pupuk Gaviota 1 g L-1 + Emulsi ikan 1 mL L-1 + POC kecambah 100 mL L-1), p4 (pupuk Gaviota 1 mL L-1 + emulsi ikan 1 mL L-1 + POC kecambah 100 mL L-1 + POC limbah sayur dan buah 100 mL L-1). Data dianalisis menggunakan sidik ragam, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) pada taraf 5%. Pupuk diberikan dua kali seminggu dengan dosis 50 mL per tanaman dengan cara penyemprotan pada seluruh bagian tanaman dan media tanam. Hasil penelitian menunjukkan komposisi pupuk memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah tunas, pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun, pertambahan lebar daun, dan pertambahan panjang daun. Perlakuan p3 (pupuk Gaviota 1 mL L-1 + emulsi ikan 1 mL L-1 + POC kecambah 100 mL L-1) dan p4 (pupuk Gaviota 1 mL L-1 + emulsi ikan 1 mL L-1 + POC kecambah 100 mL L-1 + POC limbah sayur dan buah 100 mL L-1) merupakan dua komposisi pupuk yang menghasilkan pertumbuhan anggrek yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuam p0, p1 dan p2. Komposisi pupuk terbaik terdiri atas campuran pupuk Gaviota 1 g L-1 + emulsi ikan 1 mL L-1 + POC kecambah100 mL L-1 + POC limbah sayur buah 100 mL L-1 menghasilkan pertambahan tinggi 2,18 cm, pertambahan diameter batang 0, 19 cm, pertambahan lebar daun 1,09 cm, dan pertambahan panjang daun 1,76 cm.
Uji Efektivitas Pupuk Hayati Mikoriza terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Eliyani, Eliyani; Sulichantini, Ellok Dwi; Anggraini, Shindi
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 5, No 1 (2022): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 5 Nomor 1 Agustus 2022
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.5.1.2022.8018.56-64

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman sayuran buah yang dikenal luas oleh masyarakat karena berbagai manfaatnya sebagai sumber vitamin dan mineral serta mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk menetralisir racun pada tubuh manusia. Seiring dengan berkembangnya populasi manusia serta kesadaran akan hidup yang sehat, maka kebutuhan akan sayuran buah ini pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu budidaya tanaman tomat terus dikembangkan guna memperoleh hasil yang maksimal dengan penggunaan output minimal serta ramah lingkungan seperti hal nya penggunaan pupuk hayati Mikoriza. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas Mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga April 2021 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal yang terdiri atas delapan ulangan. Perlakuan Mikoriza terdiri atas lima taraf dosis Mikoriza yakni 0 g, 5 g, 10 g, 15 g dan 20 g per tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mikoriza berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 42 dan 56 hari setelah tanam, umur berbunga, berat buah per tanaman serta panjang akar. Berat buah dan panjang akar terpanjang diperoleh dengan pemberian 20 g Mikoriza yakni sebesar 277,96 g berat buah per tanaman dengan panjang akar 49,65 cm. Dosis pupuk hayati Mikoriza sebesar 20 g lebih efektif dan menunjukkan peningkatan berat buah pertanaman sebesar 81,7%, peningkatan panjang akar sebesar 8,43% dibanding kontrol. Persentase infeksi hifa pada akar tanaman tertinggi diperoleh dengan pemberian Mikoriza 20 g per tanaman yakni sebesar 50% dan serapan P tertinggi yakni sebesar 0,466 g.
PENGARUH KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP REGENERASIBAWANG PUTIH (Allium sativum L) SECARA KULTUR JARINGAN Sulichantini, Ellok Dwi
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 15, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v15i1.1831

Abstract

Pengaruh  Konsentrasi  Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Regenerasibawang Putih (Allium sativum L) Secara Kultur Jaringan. Bawang putih merupakan salah satu bahan bumbu yang dapat digunakan untuk bahan obat-obatan. perbanyakan bawang putih pikir kultur jaringan dipengaruhi oleh konsentrasi zat pengatur tumbuh dalam medium kultur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NAA dan Kinetin untuk regenerasi bawang putih pikir budidaya. Eksplan itu disterilkan dari diinokulasi pada media, k0 (0 mg / l NAA + 0 mg / l kinetin); k1 (4 mg / l NAA + 0 mg / l kinetin); k2 (3 mg / l NAA + 1 mg / l kinetin); k3 (2 mg / l NAA + 2 mg / l kinetin); k4 (1 mg / l NAA + 3 mg / l kinetin); Dan k5 (0 mg / l NAA + 4 mg / l kinetin).Hasil hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi NAA + kinetin significally dilakukan pada tahap awal pertumbuhan, jumlah daun, tunas dan panjang akar. Pertumbuhan tanaman pengatur konsentrasi (NAA 1 mg / l + Kinetin 3 mg / l) mampu meningkatkan eksplan morfogenesis dalam membentuk planlet, seperti, daun, akar, serta kalus.
Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk KCl Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L.) Sulichantini, Ellok Dwi; Rahayu, Sri
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 7, No 2 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 7 Nomor 2 Februari 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.7.2.2025.18947.94-101

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara kotoran sapi dengan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Alium cepa L.) dan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis kotoran sapi dan dosis pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Alium cepa L.). Percobaan dilakukan di Jalan Padat Karya Bengkuring Gang Saliki, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara pada Maret hingga Mei 2021. Percobaan faktorial disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis kotoran sapi yang terdiri dari tiga taraf, yaitu 594; 792; dan 990 g per plot, sedangkan faktor kedua adalah jenis pupuk KCl yang terdiri dari empat tingkatan yaitu, 0 ; 9,9 ; 19,8; dan 29,7 g per plot. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam pada level 5% dan dilanjutkan dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada level 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis kotoran sapi dan pupuk KCl berpengaruh signifikan terhadap semua parameter pengamatan, demikian pula pengaruh dosis kotoran sapi dan pengaruh dosis pupuk KCl. Terjadi interaksi antara jenis pupuk kandang sapi dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Dosis pupuk kandang sapi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil. Berat basah umbi dan berat kering umbi tertinggi diperoleh pada perlakuan p1 = 4,5 Mg.ha-1 (594 g per plot) dengan berat basah 28, 33 g per tanaman dan berat kering 22,52 g per tanaman. Dosis pupuk KCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Berat basah umbi dan berat kering umbi tertinggi diperoleh pada perlakuan 45 Mg ha-1 (9,9 g per plot) dengan berat basah sebesar 30,70 g per tanaman dan berat kering 23,91 g per tanaman.