Humune, Hermina
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

FAKTOR UMUR, PARITAS, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN TERHADAP KEJADIAN KPD Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.266 KB)

Abstract

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, pembukaan <3cm pada primigravida dan multigravida <5cm. Angka kejadian KPD di RB Melati Manukan Surabaya tahun 2012 (12,50%), tahun 2013 (15,74%), tahun 2014 (10,44%). Angka kejadian KPD ini masih tinggi dibandingkan angka toleransi kejadian (8-10%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan ibu bersalin terhadap kejadian KPD. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi yang digunakan adalah semua ibu bersalin tahun 2011 sebanyak 241 orang dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang dipilih menggunakan systematic random sampling. Pengambilan data secara sekunder dari kohort ibu dan laporan persalinan. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Kejadian KPD mayoritas terjadi pada umur >35 tahun (78,75%) dibandingkan umur 20-35 tahun (88,57%) tidak mengalami KPD, paritas grandemultipara (72,73) mayoritas mengalami KPD dibandingkan multipara (78,72) tidak mengalami KPD, pendidikan rendah (53,57%) mayoritas mengalami KPD dibandingkan pendidikan tinggi (100%) tidak mengalami KPD, ibu bekerja (32,08) mayoritas mengalami KPD dibandingkan yang tidak bekerja (77,50%) tidak mengalami KPD. Diskusi: masih tingginya angka kejadian KPD yang disebabkan oleh faktor karakteristik ibu. Oleh sebab itu, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya dapat menurunkan angka insidensi kejadian dengan memberikan berbagai penyuluhan tentang usia reproduksi, paritas yang aman untuk kehamilan dan persalinan, memberikan asuhan dan KIE disesuaikan dengan pendidikan ibu, jenis-jenis pekerjaan yang berpotensi menyebabkan komplikasi bagi ibu.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGATASI MASALAH FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER SATU Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.835 KB)

Abstract

Terjadinya kehamilan menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Tidak banyak wanita yang menjalani kehamilannya tanpa rasa nyeri atau sakit, tapi umumnya merasakan berbagai keluhan ringan. Sebagai dampak perubahan fisiologi kehamilan tersebut yang dirasakan oleh ibu hamil trimester I dan diungkapkan dengan adanya keluhan seperti mual muntah, sering kencing, sakit kepala, dsb. Menurut catatan rekam medik diBPS Anurul, didapatkan ibu banyak mengalami keluhan selama hamil, menurut survei awal pada 10 ibu primigravida tentang pengetahuan mengenai cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu, mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang sebanyak (50%). Sedangkan tentang sikap, mayoritas ibu memiliki sikap tidak setuju sebanyak (50%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu. .Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif non probability sampling, tehnik pengambilan sampel adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel 30 orang. Instrument penelitian menggunakan data primer (kuesioner). Hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil : Hasil penelitian didapatkan ibu berpengetahuan kurang mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (81,3%) dibandingkan ibu berpengetahuan baik mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (66,7%).Ibu memiliki sikap sangat tidak setuju mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (87,5%) dibandingkan yang memiliki sikap sangat setuju mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis trimester satu yaitu (80%). Diskusi :. Pengetahuan dan sikap ibu berpengaruh pada cara ibu mengatasi masalah fisiologis kehamilan. Oleh sebab itu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan melalui pemberian informasi pemeliharaan kesehatan pada masa kehamilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KEHAMILAN (K1) BERDASARKAN UMUR, PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.553 KB)

Abstract

Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu pertama kali pada masa kehamilan. K1 dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan pada trimester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12 minggu). Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan 12 minggu. Di BPS Enny pemeriksaan kehamilan sudah mencapai target (95%), tetapi tahun 2014-2016 rata-rata jumlah K1 akses (53,76%) lebih banyak dibandingkan K1 murni (46,33%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kunjungan K1 berdasarkan umur, pendidikan dan sosial budaya di BPS Enny  Surabaya periode Juni-Juli 2017. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang periksa di BPS Enny periode Juni-Juli 2017. Pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Besar sampel sebanyak 50 orang, data diperoleh dari data primer dan sekunder, dan hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Hasil penelitian menggambarkan mayoritas kunjungan adalah K1 akses sebanyak 54%. Ibu hamil yang melakukan K1 murni mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 12 orang (60%), berpendidikan menengah sebanyak 11 orang (61,11%) dan sosial budaya yang mendukung kesehatan sebanyak 12 orang (52,17%), sedangkan ibu hamil yang melakukan K1 akses mayoritas berumur < 20 tahun sebanyak 11 orang (64,71%), berpendidikan rendah sebanyak 13 orang (65%), dan sosial budaya yang tidak mendukung kesehatan sebanyak 16 orang (59,26%). Diskusi :. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan di BPS Enny, ibu hamil yang melakukan K1 akses masih banyak. Oleh karena itu, kita sebagai petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan kepada WUS yang akan menikah tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin minimal sebelum usia kehamilan 12 minggu.
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SMA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DAN SIKAP REMAJA SMA TENTANG SEKS BEBAS Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.491 KB)

Abstract

Dewasa ini kehidupan seks bebas telah merebak di kalangan kehidupan remaja dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang seks dan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap prilaku seks remaja. Survei yang dilakukan pada remaja oleh BKKBN tahun 2014 menyebutkan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Jawa Timur telah melakukan seks pranikah. Angka Drop Out siswa SMA Negeri 1 Turen 3,69% mayoritas karena hamil diluar nikah. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 Maret 2016 dari 8 siswa yang di wawancarai terdapat 87,5% Siswa SMA dengan pengetahuan kurang tentang pendidikan seks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja SMA tentang Pendidikan Seks dan Sikap Remaja SMA tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Turen. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi di ambil dari seluruh siswa SMA Negeri 1 Turen tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 892 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik  ?accidental sampling? sebanyak 167 remaja SMA. Data kemudian diklasifikasikan, dibuat tabulasi frekuensi, tabulasi silang kemudian disimpulkan. Hasil : Dari 167 remaja didapatkan 53,89% remaja memiliki pengetahuan baik tentang pendidikan seks, 56,89% remaja memiliki sikap setuju tidak melakukan seks bebas, sedangkan dari tabulasi silang yang memiliki pengetahuan baik tentang pendidikan seks dan memiliki sikap setuju tidak melakukan seks bebas sebanyak 57,89% remaja. Diskusi :. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja SMA tentang pendidikan seks mayoritas baik. Bidan sebagai pelaksana diharapkan dapat bekerja sama dengan guru SMA untuk memberikan materi tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan pada orang tua diharapkan memberikan pendidikan seks secara dini pada anak remaja.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEJADIAN RUAM POPOK PADA BAYI DI BPS ZULFIAH SURABAYA Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 2 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.897 KB)

Abstract

Diaper rash disebut juga dermatitis popok, adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 2 tahun (Tjokronegoro, A., 2000 : 19). Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Ny. Retno Soepomo Surabaya pada tanggal 25 April 2018 didapatkan 10 bayi yang datang di BPS Zulfiah Surabaya dan sebanyak 7 bayi (69,97%) mengalami ruam popok. Padahal seharusnya ruam popok tidak boleh terjadi pada bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian ruam popok pada bayi. Metode : menggunakan metode deskriptif dengan teknik quota sampling yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel periode April 2018dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Tehnik analisa data menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang dengan populasinya adalah semua ibu yang datang memeriksakan bayinya di BPS Zulfiah Surabaya. Hasil :hasil penelitian didapatkan ibu dengan pengetahuan baik (17,5 %), pengetahuan cukup (32,5 %) dan pengetahuan kurang (50 %). Sedangkan dari sikap didapatkan sikap sangat setuju (7,5 %), sikap setuju (20 %),  sikap tidak setuju (25 %) dan sikap sangat tidak setuju (47,5 %).Diskusi :.Disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, mayoritas bayinya mengalami ruam popok. Hal ini dipengaruhi oleh ketidaktahuan ibu tentang cara merawat bayi dengan benar. Diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan informasi tentang cara merawat bayi dengan benar supaya ruam popok tidak terjadi pada bayi.
FAKTOR UMUR, PARITAS, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN TERHADAP KEJADIAN KPD Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.266 KB)

Abstract

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, pembukaan <3cm pada primigravida dan multigravida <5cm. Angka kejadian KPD di RB Melati Manukan Surabaya tahun 2012 (12,50%), tahun 2013 (15,74%), tahun 2014 (10,44%). Angka kejadian KPD ini masih tinggi dibandingkan angka toleransi kejadian (8-10%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan ibu bersalin terhadap kejadian KPD. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi yang digunakan adalah semua ibu bersalin tahun 2011 sebanyak 241 orang dengan jumlah sampel sebanyak 93 orang dipilih menggunakan systematic random sampling. Pengambilan data secara sekunder dari kohort ibu dan laporan persalinan. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: Kejadian KPD mayoritas terjadi pada umur >35 tahun (78,75%) dibandingkan umur 20-35 tahun (88,57%) tidak mengalami KPD, paritas grandemultipara (72,73) mayoritas mengalami KPD dibandingkan multipara (78,72) tidak mengalami KPD, pendidikan rendah (53,57%) mayoritas mengalami KPD dibandingkan pendidikan tinggi (100%) tidak mengalami KPD, ibu bekerja (32,08) mayoritas mengalami KPD dibandingkan yang tidak bekerja (77,50%) tidak mengalami KPD. Diskusi: masih tingginya angka kejadian KPD yang disebabkan oleh faktor karakteristik ibu. Oleh sebab itu, bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya dapat menurunkan angka insidensi kejadian dengan memberikan berbagai penyuluhan tentang usia reproduksi, paritas yang aman untuk kehamilan dan persalinan, memberikan asuhan dan KIE disesuaikan dengan pendidikan ibu, jenis-jenis pekerjaan yang berpotensi menyebabkan komplikasi bagi ibu.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG CARA MENGATASI MASALAH FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN TRIMESTER SATU Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 1 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.835 KB)

Abstract

Terjadinya kehamilan menyebabkan perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Tidak banyak wanita yang menjalani kehamilannya tanpa rasa nyeri atau sakit, tapi umumnya merasakan berbagai keluhan ringan. Sebagai dampak perubahan fisiologi kehamilan tersebut yang dirasakan oleh ibu hamil trimester I dan diungkapkan dengan adanya keluhan seperti mual muntah, sering kencing, sakit kepala, dsb. Menurut catatan rekam medik diBPS Anurul, didapatkan ibu banyak mengalami keluhan selama hamil, menurut survei awal pada 10 ibu primigravida tentang pengetahuan mengenai cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu, mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang sebanyak (50%). Sedangkan tentang sikap, mayoritas ibu memiliki sikap tidak setuju sebanyak (50%). Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu primigravida tentang cara mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu. .Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif non probability sampling, tehnik pengambilan sampel adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel 30 orang. Instrument penelitian menggunakan data primer (kuesioner). Hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil : Hasil penelitian didapatkan ibu berpengetahuan kurang mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (81,3%) dibandingkan ibu berpengetahuan baik mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (66,7%).Ibu memiliki sikap sangat tidak setuju mayoritas tidak bisa mengatasi masalah fisiologis kehamilan trimester satu yaitu (87,5%) dibandingkan yang memiliki sikap sangat setuju mayoritas bisa mengatasi masalah fisiologis trimester satu yaitu (80%). Diskusi :. Pengetahuan dan sikap ibu berpengaruh pada cara ibu mengatasi masalah fisiologis kehamilan. Oleh sebab itu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan melalui pemberian informasi pemeliharaan kesehatan pada masa kehamilan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN KEHAMILAN (K1) BERDASARKAN UMUR, PENDIDIKAN DAN SOSIAL BUDAYA Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 4 No 2 (2017): Midwifery Journals
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.553 KB)

Abstract

Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu pertama kali pada masa kehamilan. K1 dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan pada trimester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan petugas kesehatan bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12 minggu). Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan 12 minggu. Di BPS Enny pemeriksaan kehamilan sudah mencapai target (95%), tetapi tahun 2014-2016 rata-rata jumlah K1 akses (53,76%) lebih banyak dibandingkan K1 murni (46,33%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kunjungan K1 berdasarkan umur, pendidikan dan sosial budaya di BPS Enny  Surabaya periode Juni-Juli 2017. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasinya adalah seluruh ibu hamil yang periksa di BPS Enny periode Juni-Juli 2017. Pengambilan sampelnya dilakukan secara non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Besar sampel sebanyak 50 orang, data diperoleh dari data primer dan sekunder, dan hasilnya diolah dalam tabel frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Hasil penelitian menggambarkan mayoritas kunjungan adalah K1 akses sebanyak 54%. Ibu hamil yang melakukan K1 murni mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 12 orang (60%), berpendidikan menengah sebanyak 11 orang (61,11%) dan sosial budaya yang mendukung kesehatan sebanyak 12 orang (52,17%), sedangkan ibu hamil yang melakukan K1 akses mayoritas berumur < 20 tahun sebanyak 11 orang (64,71%), berpendidikan rendah sebanyak 13 orang (65%), dan sosial budaya yang tidak mendukung kesehatan sebanyak 16 orang (59,26%). Diskusi :. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan di BPS Enny, ibu hamil yang melakukan K1 akses masih banyak. Oleh karena itu, kita sebagai petugas kesehatan mampu memberikan penyuluhan kepada WUS yang akan menikah tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan sedini mungkin minimal sebelum usia kehamilan 12 minggu.
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SMA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DAN SIKAP REMAJA SMA TENTANG SEKS BEBAS Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 1 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.491 KB)

Abstract

Dewasa ini kehidupan seks bebas telah merebak di kalangan kehidupan remaja dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja tentang seks dan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap prilaku seks remaja. Survei yang dilakukan pada remaja oleh BKKBN tahun 2014 menyebutkan 63% remaja di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Jawa Timur telah melakukan seks pranikah. Angka Drop Out siswa SMA Negeri 1 Turen 3,69% mayoritas karena hamil diluar nikah. Hasil studi pendahuluan pada tanggal 18 Maret 2016 dari 8 siswa yang di wawancarai terdapat 87,5% Siswa SMA dengan pengetahuan kurang tentang pendidikan seks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja SMA tentang Pendidikan Seks dan Sikap Remaja SMA tentang Seks Bebas di SMA Negeri 1 Turen. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi di ambil dari seluruh siswa SMA Negeri 1 Turen tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 892 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan teknik  ?accidental sampling? sebanyak 167 remaja SMA. Data kemudian diklasifikasikan, dibuat tabulasi frekuensi, tabulasi silang kemudian disimpulkan. Hasil : Dari 167 remaja didapatkan 53,89% remaja memiliki pengetahuan baik tentang pendidikan seks, 56,89% remaja memiliki sikap setuju tidak melakukan seks bebas, sedangkan dari tabulasi silang yang memiliki pengetahuan baik tentang pendidikan seks dan memiliki sikap setuju tidak melakukan seks bebas sebanyak 57,89% remaja. Diskusi :. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja SMA tentang pendidikan seks mayoritas baik. Bidan sebagai pelaksana diharapkan dapat bekerja sama dengan guru SMA untuk memberikan materi tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan pada orang tua diharapkan memberikan pendidikan seks secara dini pada anak remaja.
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG KEJADIAN RUAM POPOK PADA BAYI DI BPS ZULFIAH SURABAYA Humune, Hermina
Jurnal Kebidanan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya Vol 5 No 2 (2018): Midfiwery journal
Publisher : Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.897 KB)

Abstract

Diaper rash disebut juga dermatitis popok, adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari 2 tahun (Tjokronegoro, A., 2000 : 19). Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Ny. Retno Soepomo Surabaya pada tanggal 25 April 2018 didapatkan 10 bayi yang datang di BPS Zulfiah Surabaya dan sebanyak 7 bayi (69,97%) mengalami ruam popok. Padahal seharusnya ruam popok tidak boleh terjadi pada bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian ruam popok pada bayi. Metode : menggunakan metode deskriptif dengan teknik quota sampling yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel periode April 2018dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Tehnik analisa data menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang dengan populasinya adalah semua ibu yang datang memeriksakan bayinya di BPS Zulfiah Surabaya. Hasil :hasil penelitian didapatkan ibu dengan pengetahuan baik (17,5 %), pengetahuan cukup (32,5 %) dan pengetahuan kurang (50 %). Sedangkan dari sikap didapatkan sikap sangat setuju (7,5 %), sikap setuju (20 %),  sikap tidak setuju (25 %) dan sikap sangat tidak setuju (47,5 %).Diskusi :.Disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, mayoritas bayinya mengalami ruam popok. Hal ini dipengaruhi oleh ketidaktahuan ibu tentang cara merawat bayi dengan benar. Diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan informasi tentang cara merawat bayi dengan benar supaya ruam popok tidak terjadi pada bayi.