This Author published in this journals
All Journal Jurnal IMAJI
Ariansah, Mohamad
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Konsep Kepenontonan dan Penanda Sinematik dalam Teori Film Psikoanalisis Ariansah, Mohamad
IMAJI Vol. 15 No. 3 (2024): Ruang, Penonton, dan Wacana Sinematik
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v15i3.208

Abstract

Penanda sinematik adalah sistem yang bersifat internal dalam sebuah film. Sebagai sebuah konsep, penanda sinematik merupakan salah satu aspek yang khas dari kajian sinema sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan. Sehingga analisis terhadap penanda sinematik merupakan sebuah langkah awal yang wajib dilakukan untuk memahami makna sebuah film. Sementara itu, teori film psikoanalisis berusaha memahami penanda sinematik melalui konsep kepenontonan yang berasal dari luar film itu sendiri. Tulisan ini berusaha untuk memahami problem analisis film berdasarkan pendekatan terhadap penanda sinematik melalui kajian kepustakaan atas teori film semiologi dan psikoanalisis.
Sinema Modern: Sebuah Persoalan Historiografi dalam Sejarah Film Ariansah, Mohamad
IMAJI No. 6 (2011): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu persoalan utama dalam setiap seni adalah memberikan perspektif baru dalam memandang dunia. Berdasarkan itu ambisi untuk menghasilkan berbagai kemungkinan baru, secara isi, struktur ataupun bentuk menjadi ambisi utama sepanjang sejarah seni. Dalam sinema ide ten tang kebaruan terwujud dalam diskursus tentang Sinema modern. Masalahnya kemudian ide tentang yang modern bukanlah sebuah tema eksklusif dan temuan dari bidang seni semata, tetapi menyebar dalam perdebatan di semua disiplin ilmu pengetahuan dan filsafat. Lantas model seperti apakah yang tepat untuk menjadi definisi modern dalam sinema. Yang diyakini sepenuhnya telah mun cul dalam perjalanan sejarah sinema.
Pertumbuhan Kajian Televisi, Keseharian, dan Revolusi Sains Ariansah, Mohamad
IMAJI Vol. 4 No. 2 (2012): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sains adalah sebuah wilayah yang memiliki standar terukur dan ketat dengan mengakomodasi persoalan ontologis, epistemologis maupun etis. Kriteria-kriteria terten tu menentukan seberapa sahih sebuah bidang dapat diklaim sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Karena persoalan-persoalan tersebut, terkadang sains terkesan angkuh dan dingin. Kemunculan kajian televisi sebagai bidang baru dalam penelitian ilmu-ilmu sosial dan komunikasi sejak periode 1990-an, telah memberikan sebuah inovasi dan persoalan baru terhadap sains. Pada satu sisi ia membuka imajinasi tanpa batas mengenai wilayah dari sains, namun di sisi lain selalu akan muncul resiko bahwa sains akan kehilangan keunikannya sebagai disiplin yang ketat dan berganti menjadi kisah-kisah mengenai apapun.
Posisi Bayangan Dalam Imaji Visual dan Kemungkinan Analisisnya Ariansah, Mohamad
IMAJI Vol. 5 No. 1 (2013): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayangan merupakan sebuah entitas yang selalu dipandang sebagai sumber dari kejahatan dan keburukan. Sebuah wilayah di mana cahaya yang merupakan sumber dari pengetahuan sejati dan kebaikan tidak mampu meneranginya.Karena itulah maka peradaban memberikan sebuah pencitraan yang buruk dan penuh dengan perasaan curiga terhadapnya. Namun muncul film-film yang dapat mengangkat posisi dari bayangan.Selain merubah cara pandang peradaban Barat yang mengakar sangat kuat.Sebab bayangan bisa menjadi terapi bagi manusia dalam menjalani trauma dan kegelapan.
Suara dan Spiritualitas dalam Film Ariansah, Mohamad; Nasution, Siti Asifa; Wibawa, Budi
IMAJI Vol. 10 No. 1 (2018): Teknologi dan Storytelling dalam Medium Audio-Visual
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan film pada akhir abad ke-19 merupakan klaim terhadap perwujudan obsesi manusia terhadap gerak. Penciptaan kamera sebagai alat perekam dapat dilihat sebagai jawaban terhadap permasalahan yang mengusik peradaban Barat sejak zaman Yunani Kuno. Kamera mampu menghadirkan gerak secara visual, namun tetap masih ada sesuatu yang mengganjal kesempurnaan penemuan medium (film) tersebut. Seandainya sinema hanya mengandalkan gambar, serta menegasikan eksistensi suara, maka rangkaian proses sangat panjang dari penemuan film terkesan percuma. Mengapa tuntutan terhadap suara dalam film menjadi sesuatu yang krusial? Padahal tujuan film hanya merekam gerak yang bersifat visual semata. Tulisan ini berusaha untuk melihat kemungkinan lain dari suara dalam film berdasarkan pendekatan fenomenologis. Persoalan eksistensial tentang keberadaan manusia dan relasinya dengan dunia melahirkan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang jalan keluarnya menempatkan posisi film menjadi sebuah alternatif pemecahan problem. Sehingga, kemungkinan yang dihadirkan melalui integrasi suara dan gambar membuat pemahaman terhadap dunia menjadi terbuka. Pada akhirnya, kerinduan manusia untuk memahami diri dan dimensi spiritualitasnya dimungkinkan dengan potensi film sebagai medium audio-visual secara utuh.
Memahami Kepenontonan Film Indonesia Wibawa, Budi; Ariansah, Mohamad; Respati, Bawuk
IMAJI Vol. 8 No. 1 (2016): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian perihal kepenontonan (spectatorship) merupakan salah satu faktor penting dalam kajian sinema. Makna penelitian kepenontonan film di Indonesia selama ini cenderung mengalami peyorasi. Umumnya, penelitian kepenontonan di Indonesia diarahkan untuk mengukur kuantitas penonton film dalam konteks kepentingan bisnis film, sehingga seringkali terjebak hanya kepada persoalan-persoalan bagaimana memperebutkan pangsa penonton. Sebagai suatu tujuan pragmatis dari sebuah penelitian hal tersebut tentu sah-sah saja. Namun, aspek-aspek lain seperti: psikologi kepenontonan dan kemampuan bentuk dan gaya sinematik tertentu dalam mempengaruhi penonton secara ideologis misalnya, tentu menjadi topik yang tak kalah penting untuk dipahami. Penelitian ini adalah sebuah usaha awal dalam membaca dan memahami kepenontonan film Indonesia.
Apakah Film Itu? Sebuah Perspektif Bazinian Ariansah, Mohamad
IMAJI No. 1 (2005): Antara Melihat dan Membaca
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu debat klasik dalam sejarah tentang esensi film terjadi antara dua paradigma teori film. Di satu sisi terdapat Sergei Eisenstein yang menjadi wakil utama sebuah tradisi formalisme, sementara di sisi lainnya muncul Andre Bazin mewakili kubu realisme dalam teori film.
Hegemoni Wajah Dalam Sejarah Film: Sebuah Tinjauan Historis Secara Personal Ariansah, Mohamad
IMAJI No. 2 (2006): Dimana Posisi Kritik Sinema Indonesia?
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan sejarah film selama satu abad lalu dan mungkin terus berlanjut, berada dalam dominasi close up (CU) dan medium close up (MCU). Tujuan dari tipe-tipe shot tersebut untuk menampilkan wajah manusia sebagai subyek. Terutama CU yang menjadikan wajah manusia lebih mendominasi dalam layar. Persoalannya mengapa dalam sejarah film, CU dan MCU yang terfokus pada wajah manusia menjadi salah satu bahasa film yang dominan? Bahkan bila dibandingkan dengan tipe shot-tipe shot lain, ia menjadi salah satu diskursus yang paling subur dalam estetika film.
Reflexivity Dalam Film: Perspektif Teori Film Marxis Ariansah, Mohamad
IMAJI No. 3 (2007): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Marxisme telah mengantarkan sebuah pemahaman bahwa bisa jadi film adalah sebuah ideologi, yang melibatkan pemikiran dari para pembuatnya. Dalam ideologis yang dikandungnya, film diklaim sebagai sudut pandang (ideologi) kaum borjuis dimana perangkat pembentuk film te/ah dikonstruksikan sedemikian rupa agar dapat mewakili pandangan kaum borjuis. Dengan keadaan ini muncul gerakan-gerakan yang berupaya menyadarkan masyarakat bahwa konstruksi realita yang ditawarkan oleh kaum borjuis ini hanya/ah utopis, sebuah realita yang dibangun untuk kepentingan kelompok tertentu saja.
Film dan Estetika Ariansah, Mohamad
IMAJI No. 4 (2008): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam usianya yang relatif muda dibanding seni-seni yang lain, film mampu membuktikan diri sebagai salah satu medium ekspresi yang otonom. Meski demikian, perjalanan film untuk mencapai pengakuan sebagai medium estetik tersebut tidaklah melalui suatu proses yang sederhana. Berbagai keraguan dan kritik telah ikut mewarnai catatan sejarah yang dilalui oleh medium ini. Semenjak kelahirannya pada sekitar 1895, film telah menjadi fenomena yang mengundang perdebatan hangat, yang pada akhirnya meluas bukan hanya di kalangan para pelaku seni. Pada tulisan ini diulas mengenai perjalanan film dalam mencapai pengakuan sebagai medium estetik. Melalui beberapa kilas balik yang mencoba mengkomparasikan antara film dengan lukisan dan fotografi, hingga dialektika pendapat beberapa praktisi dan teoritikus seperti Andre Bazin, Sergei Eisenstein dan Bela Balazs.