Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Diversity-Based Programming dan Inspiring Broadcasting: Misi NHK Sebagai Penyiar Publik Melalui Program Asadora Respati, Bawuk
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 2, No.1: April 2018
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v2i1.3

Abstract

This paper questions NHK’s position as a Japanese public television station that has a different mechanism compared to standard commercial TV stations. Through the analysis of three elements: funding, programme variation, and broadcasting standards, this paper tries to explain how the production process of the asadora (morning drama) programme—a programme that is considered to be one of the more popular NHK programmes, is NHK’s effort to fulfil its mission and responsibility as a public broadcaster. In the end, this essay finds that the production of asadora holds two key principles at its heart: diversity-based programming and inspiring broadcasting, two key principles NHK used to guarantee viewer trust. Tulisan ini mempertanyakan posisi NHK sebagai stasiun televisi publik di Jepang, yang memiliki mekanisme berbeda jika dibanding dengan stasiun televisi komersial pada umumnya. Dengan menganalisis tiga elemen, yakni sistem pendanaan, variasi program, dan standar penyiaran, tulisan ini mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses produksi sebuah program, yakni asadora (drama pagi)—program yang terbilang populer di antara program NHK lainnya, merupakan usaha NHK untuk memenuhi misi dan tanggung jawabnya sebagai penyiar publik. Tulisan ini pada akhirnya menemukan bahwa produksi asadora memegang dua prinsip utama, yakni diversity-based programming dan inspiring broadcasting, yang merupakan dua prinsip kunci yang digunakan NHK untuk menjamin terjaganya kepercayaan penonton.
Membaca Film Pacar Ketinggalan Kereta (1989) dari Perspektif Genre Musikal Respati, Bawuk
IMAJI Vol. 5 No. 2 (2013): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pacar Ketinggalan Kereta (1989) merupakan film layar lebar terakhir dari sutradara Teguh Karya. Diadaptasi dari novel Kawinnya Juminten dan Martubi karya Arswendo Atmowiloto, film ini bercerita tentang dinamika kehidupan dua keluarga yang dibumbui kisah percintaan, kecemburuan, dan sedikit kelucuan. Tidak hanya bersandar pada tokoh-tokoh dan konflik dalam ceritanya, film ini juga memanfaatkan peran musik secara spesifik dalam bentuk penampilan musical number yang identik dengan genre musikal. Namun, apakah peran musik yang demikian sudah dapat menguatkan posisi film ini sebagai sebuah film ber-genre musikal? Artikel ini akan berusaha memberi definisi terhadap genre musikal pada umumnya, lalu membaca film Pacar Ketinggalan Kereta dengan definisi tersebut supaya dapat menyimpulkan apakah film ini dapat dikategorikan ke dalam genre musikal atau tidak.
Genre, Kebintangan, dan Film Wahana Bintang Respati, Bawuk
IMAJI Vol. 9 No. 1 (2017): Mitos dalam Film dan Televisi
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah film sering kali dibuat khusus untuk seorang bintang. Industri sinema memanggil film yang demikian dengan sebutan film wahana bintang (star vehicle). Dalam kasus ini, film dirancang dan dibuat dengan memanfaatkan popularitas bintang tertentu, serta mempertimbangkan karakteristik unik milik sang bintang. Jika demikian, dapat diasumsikan bahwa sekumpulan film wahana bintang memiliki sejumlah ciri khas yang dapat diasosiasikan dengan bintang yang bersangkutan. Ciri khas tersebut dapat membangun ekspektasi penonton, sebagaimana konvensi sebuah genre juga melakukan hal yang sama. Apakah dapat dikatakan bahwa film wahana bintang beroperasi seperti film genre? Melalui studi pustaka mengenai konsep genre dan konsep kebintangan dalam kajian sinema, artikel ini menelusuri bagaimana sebenarnya kedua konsep tersebut saling berhubungan, terutama dalam konteks industri sinema komersial arus utama.
Memahami Kepenontonan Film Indonesia Wibawa, Budi; Ariansah, Mohamad; Respati, Bawuk
IMAJI Vol. 8 No. 1 (2016): IMAJI
Publisher : Fakultas Film dan Televisi - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian perihal kepenontonan (spectatorship) merupakan salah satu faktor penting dalam kajian sinema. Makna penelitian kepenontonan film di Indonesia selama ini cenderung mengalami peyorasi. Umumnya, penelitian kepenontonan di Indonesia diarahkan untuk mengukur kuantitas penonton film dalam konteks kepentingan bisnis film, sehingga seringkali terjebak hanya kepada persoalan-persoalan bagaimana memperebutkan pangsa penonton. Sebagai suatu tujuan pragmatis dari sebuah penelitian hal tersebut tentu sah-sah saja. Namun, aspek-aspek lain seperti: psikologi kepenontonan dan kemampuan bentuk dan gaya sinematik tertentu dalam mempengaruhi penonton secara ideologis misalnya, tentu menjadi topik yang tak kalah penting untuk dipahami. Penelitian ini adalah sebuah usaha awal dalam membaca dan memahami kepenontonan film Indonesia.