Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Umur Orang dengan HIV AIDS (ODHA) Berhubungan dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV Yowel Kambu; Agung Waluyo; Kuntarti Kuntarti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19, No 3 (2016): November
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i3.473

Abstract

HIV/AIDS mengancam eksistensi manusia, sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan penularannya. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV oleh ODHA. Desain penelitian adalah deskriptif analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Penelitian dilakukan pada dua rumah sakit Pemerintah dan satu Klinik Yayasan Sosial Agustinus di Sorong Papua Barat. Jumlah responden yang diperoleh 75 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan penularan HIV adalah umur (p= 0,040; α= 0,05). Pada analisis regresi logistik ganda diketahui bahwa umur merupakan faktor yang paling mempengaruhi tindakan pencegahan penularan HIV (p= 0,031; α= 0,05; 95% CI: 1.169-26.423). Umur muda berisiko menularkan HIV karena cenderung melakukan seks tidak aman. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus berfokus pada intervensi konseling bagaimana menghindari perilaku seks tidak aman. Abstract  Age People with HIV AIDS (PLWHA) Precautions in Connection with HIV Infection. HIV/AIDS has threaten the human existence, so it necessary to actions to prevent the HIV transmissions. The aim of this study was to determine the factors that influence the act of HIV transmission prevention by PLWHA. The study design was cross sectional analytic descriptive approach. The sampling technique is consecutive. The study was conducted at two government hospitals and one private clinic in Sorong. The number of respondents is 75 people. The results showed that factors correlated to the prevention of HIV transmission is age (p= 0,040; α= 0,05). In multiple logistic regression analysis it is known that age is a factor that most influences the actions of prevention of HIV transmission (p= 0,031; α= 0,05; 95% CI: 1.169-26.423). The young age due to become infected with HIV were more likely to perform unsafe sex. The provision of nursing care  shlould be focused on the interventions counseling how to avoid unsafe sex. Keywords: HIV transmission, PLWHA, prevention
APLIKASI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) MENDUKUNG KEPATUHAN ANTIRETROVIRAL THERAPY (ART) ODHA Yowel Kambu
Nursing Arts Vol 14 No 1 (2020): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v14i1.109

Abstract

Abstrak Masalah keperawatan terbanyak pada Orang hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah risiko infeksi dan kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan. Inovasi intervensi keperawatan berbasis pembuktian adalah aplikasi short message services (sms) untuk memonitor dan mendukung kepatuhan terapi antireroviral.
Pemberdayaan Kader Kesehatan melalui Edukasi dan Pelatihan Penanganan Kondisi Gawat Darurat (Cardiac Arrest, Respiratory Arrest, dan Hemorrhage) Nurul Kartika Sari; Yowel Kambu
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 8 (2024): Volume 7 No 8 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i8.15985

Abstract

ABSTRAK Kondisi gawat darurat dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Kader Kesehatan sebagai garda terdepan dalam masyarakat juga dituntut untuk mampu memberikan pertolongan segera jika menghadapi kondisi kegawatdaruratan. Agar dapat memberikan pertolongan sesuai prosedur maka kader perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penangangan kondisi gawat darurat (Cardiac Arrest, Respiratory Arrest, dan Hemorrhage) pada kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mariat. Berupa edukasi dan pelatihan. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 15 orang kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mariat. Kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan hasil evaluasi pengetahuan Sebelum pemberian edukasi, tingkat pengetahuan keseluruhan kader yakni 15 kader (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Sedangkan sesudah pemberian edukasi menunjukkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 15 kader (100%). Dan Sebelum pemberian pelatihan, tingkat keterampilan keseluruhan kader yakni 15 kader (100%) memiliki tingkat keterampilan yang kurang. Sedangkan sesudah pemberian pelatihan menunjukkan tingkat keterampilan baik sebanyak 14 kader (93%) dan tingkat keterampilan cukup 1 kader (7%). Edukasi dan pelatihan penanganan kondisi gawat darurat yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mariat dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan. Disarankan untuk keberlanjutan program dapat dilakukan pelatihan secara berkala tidak hanya bagi kader kesehatan tetapi masyarakat pada umumnya. Kata Kunci: Kader Kesehatan, Edukasi, Pelatihan, Kondis Kegawatdaruratan  ABSTRACT emergency conditions can occur anytime and anywhere. Health cadres as the front guard in society are also required to be able to provide immediate assistance if they face an emergency situation. In order to provide assistance according to procedures, cadres need to have sufficient knowledge and skills. To increase knowledge and skills in handling emergency conditions (Cardiac Arrest, Respiratory Arrest, and Hemorrhage) among health cadres in the Mariat Health Center working area. In the form of education and training. The number of activity participants was 15 health cadres in the Mariat Health Center working area. This service activity went well and smoothly. Based on the results of the knowledge evaluation before providing education, the overall knowledge level of cadres, namely 15 cadres (100%) had a poor level of knowledge. Meanwhile, after providing education, 15 cadres (100%) showed a good level of knowledge. And before providing training, the overall skill level of cadres, namely 15 cadres (100%) had a low skill level. Meanwhile, after providing training, 14 cadres (93%) showed a good skill level and 1 cadre (7%) had a fair skill level. The education and training provided in handling emergency conditions can increase the knowledge and skills of health cadres in the Mariat Health Center working area in providing first aid in emergency cases. It is recommended that for program sustainability, regular training can be carried out not only for health cadres but the community in general. Keywords: Health Cadres, Education, Training, Emergency Conditions
Pengaruh Rebusan Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Peningkatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue Kambu, Yowel; Samaran, Elisabeth
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 10 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v10i2.296

Abstract

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut endemik dengan etiologi virus dengue melalui gigitan vektor aedes aegypti betina yang dapat menyebabkan trombositopenia dan peningkatan hematokrit yang berakibat pada peningkatan permeabilitas kapiler dan pendarahan dengan risiko kematian yang tinggi. Tujuan:  untuk menentukan efek dekoksi daun ubi ungu dalam meningkatkan kadar trombosit pada pasien DBD. Metode: Pre-posttest eksperimen semu dengan pendekatan kelompok kontrol menggunakan teknik pengambilan sampel kecelakaan dengan menggunakan uji t berpasangan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok yang dipasangkan dan uji t independen untuk melihat perbedaan nilai rata-rata antara kelompok kontrol dan intervensi. Hasil: DBD lebih banyak menginfeksi pria daripada wanita dan kelompok usia terbanyak adalah 11-40 tahun. Kesimpulan: Hasil statistik menunjukkan bahwa ada efek (p=0,00) dekoksi daun ubi ungu dalam meningkatkan kadar trombosit pada pasien DBD di Sorong. Saran perlu dilakukan edukasi pemberdayaan masyarakat yang inovatif dalam penggunaan sumber daya alam lokal untuk mencegah DBD.  
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TUBERKULOSIS Ugar, Siti Maya; Anggreini, Yogik Setia; Kambu, Yowel
Nursing Arts Vol. 18 No. 1 (2024): NURSING ARTS
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengobatan TB Paru yang cukup lama dan menimbulkan kebosanan bagi penderita akan mengakibatkan semakin meningkatnya pasien resisten obat. Tentunya hal ini dibutuhkan adanya peran keluarga dan manajemen diri yang baik terhadap kepatuhan minum obat. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan peran keluarga dan manajemen diri terhadap kepatuhan minum obat tuberkulosis di kabupaten Fakfak. Metode penelitian adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 82 responden yang dipilih menggunakan simple random sampling. Analisis uji menggunakan Chi Square. Hasil menunjukkan hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat tuberkulosis dengan p-value= 0,004 (< 0.05) dan hubungan manajemen diri dengan kepatuhan minum obat tuberkulosis dengan p-value= 0,003 (< 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan Peran Keluarga dan manajemen diri dengan Kepatuhan Minum Obat Tuberkulosis Di Kabupaten Fakfak.
Knowledge, Attitudes, and HIV/AIDS Preventive Behaviors Among Tattooed Papuan Adolescents in Eastern Indonesia: A Cross-Sectional Study of Cultural Risk Factors Kambu, Yowel
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 18 No 02 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v18i02.7250

Abstract

HIV/AIDS remains a significant global health challenge, with a 2.3% prevalence in Papua and an estimated 12,050 cases in West Papua by 2024. The prevalent practice of tattooing among Papuan adolescents potentially increases the risk of HIV transmission. This study aimed to analyze the levels of knowledge, attitudes, and preventive behaviours regarding HIV/AIDS among tattooed Papuan ethnic secondary school students in Sorong City. A cross-sectional study was conducted in March 2024 at a secondary school in Sorong City. The sample comprised 150 Papuan ethnic students in Years XI-XII, aged 15-18 years, with tattoo history, selected through purposive sampling. Data were collected using validated questionnaires (Cronbach's alpha >0.7) measuring knowledge (10 items), attitudes (12 items), and preventive behaviours (8 items). Analyses employed descriptive statistics and chi-square tests using SPSS version 25.0. The study received ethical approval (approval number DM.03.05/8/138/2024, dated 17 January 2024). Many respondents (53.3%) demonstrated moderate knowledge levels, 43.3% exhibited neutral attitudes, and 46.7% showed adequate preventive behaviours. Significant positive correlations were found between knowledge and attitudes (r=0.65; p<0.01) and preventive behaviours (r=0.72; p<0.01). Sociodemographic analysis revealed a predominance of respondents aged 17-18 years (46.7%) from middle-income backgrounds. The findings indicate the necessity for culturally sensitive educational interventions to enhance knowledge and promote positive attitudes towards HIV/AIDS prevention among tattooed Papuan ethnic adolescents.
EFFECTIVENESS OF ARECA CATECHU (BETEL NUT) EXTRACT ON THE MORTALITY OF AEDES AEGYPTI AND ANOPHELES LARVAE: A LABORATORY EXPERIMENTAL STUDY Djamanmona, Rolyn Frisca; Kambu, Yowel; Kartikasari, Nurul; Mustamu, Alva Cherry
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 18 No 03 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v18i03.7309

Abstract

Background: Vector-borne diseases such as dengue fever and malaria continue to pose major global public health challenges. The increasing resistance of mosquito vectors to synthetic insecticides underscores the urgency for exploring plant-based larvicidal alternatives. However, the comparative efficacy of Areca catechu seed extract against Aedes aegypti and Anopheles spp. larvae remains insufficiently investigated. Methods: A laboratory-based experimental study employing a post-test only control group design was conducted. A total of 1,200 third-instar larvae (600 A. aegypti, 600 Anopheles spp.) were randomly assigned to six groups: five treatment groups (1000–10,000 ppm) and one negative control. Larvae were exposed to Areca catechu seed extract for 24 hours. Mortality data were analysed using one-way ANOVA with Bonferroni post-hoc tests, and LC₅₀ and LC₉₀ values were estimated via probit regression. Results: Larval mortality increased significantly with extract concentration (p < 0.001). At 10,000 ppm, mortality reached 100% in A. aegypti and 98% in Anopheles spp. Notably, A. aegypti exhibited greater susceptibility, with lower LC₅₀ values (3180.42 ppm vs 3536.55 ppm). These differences were statistically significant across nearly all concentration levels. Conclusions: Areca catechu extract demonstrates potent, dose-dependent larvicidal activity against two major mosquito vector species. This study addresses a critical gap by adopting a comparative cross-species approach, substantiating the larvicidal potential of bioactive phytochemicals such as arecoline, tannins, and saponins. Findings support the integration of plant-based larvicides into community-level vector control programmes, offering a sustainable and environmentally responsible alternative to conventional insecticides.