Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Anesthesia Considerations in Patients with Heart Failure who will Undergo Glioblastoma Tumor Removal Surgery Suranadi, I Wayan; Adistaya, Anak Agung Gde Agung; Jeanne, Bianca
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24244/jni.v14i2.653

Abstract

Perioperative complications in neurosurgery encompass a range of issues, including hemodynamic instability, significant bleeding, extended procedure durations, and unusual patient positioning. Additionally, fluctuations in carbon dioxide levels, whether hypercapnia or hypocapnia, can contribute to secondary brain injury. Hemodynamic instability is particularly likely during critical moments such as laryngoscopy and intubation, head pins, and the manipulation of the scalp, bone, and dura mater. Patients with congestive heart failure (CHF) and other cardiovascular comorbidities require special attention throughout the entire surgical process, from the preoperative period through to postoperative care. Here, we present a case study on the successful anesthesia management of a patient with moderate heart failure undergoing glioblastoma tumor removal surgery. This case underscores the necessity of individualized anesthetic approaches and vigilant monitoring to minimize risks and ensure patient safety in complex neurosurgical procedures. The main goal of anesthesia in CHF patient undergo neurosurgical procedure are to maintain cerebral perfusion pressure, decrease Intracranial Pressure, Cardiovascular monitoring, maintain hemodynamic stability using vasopressor, inotrope, and fluid balance, and special consideration of position and long surgical time. By carefully managing these perioperative challenges, we can improve outcomes for patients with significant comorbidities undergoing high-risk surgeries.
THE COMPARISON OF ATRACURIUM DOSES IN PRODUCING INTUBATION QUALITY, ONSET, DURATION OF MUSCLE RELAXATION IN SURGERIES WITH GENERAL ANESTHESIA Suastika, I Gede Juli; Jeanne, Bianca; Sidemen, IGP Sukrana; Hartawan, IGAG Utara; Senapathi, Tjokorda Gde Agung; Widnyana, I Made Gede; Suarjaya, I Putu Pramana; Dewi, I Dewa Ayu Mas Shintya; Putra, Kadek Agus Heryana; Aryasa EM, Tjahya
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.50077

Abstract

Relaksan otot secara rutin digunakan selama anestesi umum untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal dan mempertahankan kondisi kerja bedah yang optimal. Atracurium merupakan alternatif yang banyak digunakan dibandingkan rokuronium dan paling sering digunakan dalam anestesi umum untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama ventilasi atau ventilasi mekanis. Pemberian atracurium dalam dosis tinggi yaitu 1 mg/kgBB (4ED95) dibandingkan dengan dosis umum 0,5 mg/kgBB (2ED95) dapat memberikan waktu onset intubasi yang lebih cepat, durasi kerja obat yang lebih lama, kualitas intubasi yang lebih baik, serta kondisi hemodinamik yang cukup stabil. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilakukan di ruang operasi Bedah Sentral sebuah rumah sakit pendidikan, dimulai pada Juli 2024 hingga jumlah sampel penelitian terpenuhi. Populasi penelitian adalah pasien berusia 18–65 tahun yang akan menjalani operasi elektif dengan anestesi umum menggunakan laringoskopi intubasi endotrakeal. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS versi 26, termasuk uji normalitas Shapiro-Wilk, uji Chi-square, dan uji berpasangan. Jumlah total subjek dalam penelitian ini adalah 38 pasien ASA I dan ASA II yang menjalani intubasi endotrakeal. Rerata waktu onset obat pada kelompok perlakuan adalah 133,21 ± 7,86 detik dan pada kelompok kontrol adalah 230,05 ± 33,45 detik. Rerata durasi kerja obat pada kelompok kasus adalah 72,95 ± 8,50 menit, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 34,00 ± 5,42 menit. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada stabilitas hemodinamik dan denyut nadi selama proses intubasi yang baik pada kedua kelompok. Kualitas intubasi sangat baik ditemukan pada 19 pasien (100%) di kelompok perlakuan dibandingkan dengan 4 pasien (21,1%) di kelompok kontrol.