Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas anestesi non-opioid pada pasien operasi caesar dengan general anesthesia: meta-analisis dan tinjauan sistematis uji klinis acak. Swabawa Wicaksana, Ida Bagus Putu; Aryasa EM, Tjahya
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 8 No 2 (2025): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v8i2.225

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Persalinan dengan operasi caesar (SC) merupakan jenis prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan di seluruh dunia saat ini. Agen anestesi opioid saat ini masih menjadi pilihan utama sebagai agen anestesi dalam general anesthesia. Namun, penggunaan opioid dalam general anesthesia dapat memiliki efek negatif pada ibu dan janin karena risiko depresi pernapasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas agen non-opioid pada pasien yang menjalani operasi caesar dengan general anesthesia. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analyses (PRISMA). Penelusuran pustaka dilakukan dari beberapa basis data seperti PubMed, Elsevier, Google Scholar, dan Cochrane. Signifikansi perbedaan dinilai menggunakan perbedaan rata-rata dan 95% CI. Heterogenitas uji coba subjek dievaluasi menggunakan I2 analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak RevMan 5.4. Hasil: Empat uji klinis acak (RCT) dievaluasi dalam meta-analisis dan tinjauan sistematis ini. Kami menemukan bahwa tidak ada perbedaan statistik antara anestesi non opioid dan opioid dalam hal stabilitas hemodinamik (p=0,43) dan hasil janin (p=0,56).Kesimpulan: Meta-analisis dan tinjauan sistematis ini menunjukkan bahwa agen anestesi non-opioid dapat memberikan stabilitas hemodinamik dan hasil janin yang baik pada pasien yang menjalani operasi caesar dengan general anesthesia. Kata kunci: general anesthesia, non-opioid, operasi caesar.
THE COMPARISON OF ATRACURIUM DOSES IN PRODUCING INTUBATION QUALITY, ONSET, DURATION OF MUSCLE RELAXATION IN SURGERIES WITH GENERAL ANESTHESIA Suastika, I Gede Juli; Jeanne, Bianca; Sidemen, IGP Sukrana; Hartawan, IGAG Utara; Senapathi, Tjokorda Gde Agung; Widnyana, I Made Gede; Suarjaya, I Putu Pramana; Dewi, I Dewa Ayu Mas Shintya; Putra, Kadek Agus Heryana; Aryasa EM, Tjahya
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 3 (2025): DESEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i3.50077

Abstract

Relaksan otot secara rutin digunakan selama anestesi umum untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal dan mempertahankan kondisi kerja bedah yang optimal. Atracurium merupakan alternatif yang banyak digunakan dibandingkan rokuronium dan paling sering digunakan dalam anestesi umum untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal serta memberikan relaksasi otot rangka selama ventilasi atau ventilasi mekanis. Pemberian atracurium dalam dosis tinggi yaitu 1 mg/kgBB (4ED95) dibandingkan dengan dosis umum 0,5 mg/kgBB (2ED95) dapat memberikan waktu onset intubasi yang lebih cepat, durasi kerja obat yang lebih lama, kualitas intubasi yang lebih baik, serta kondisi hemodinamik yang cukup stabil. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang dilakukan di ruang operasi Bedah Sentral sebuah rumah sakit pendidikan, dimulai pada Juli 2024 hingga jumlah sampel penelitian terpenuhi. Populasi penelitian adalah pasien berusia 18–65 tahun yang akan menjalani operasi elektif dengan anestesi umum menggunakan laringoskopi intubasi endotrakeal. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS versi 26, termasuk uji normalitas Shapiro-Wilk, uji Chi-square, dan uji berpasangan. Jumlah total subjek dalam penelitian ini adalah 38 pasien ASA I dan ASA II yang menjalani intubasi endotrakeal. Rerata waktu onset obat pada kelompok perlakuan adalah 133,21 ± 7,86 detik dan pada kelompok kontrol adalah 230,05 ± 33,45 detik. Rerata durasi kerja obat pada kelompok kasus adalah 72,95 ± 8,50 menit, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 34,00 ± 5,42 menit. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada stabilitas hemodinamik dan denyut nadi selama proses intubasi yang baik pada kedua kelompok. Kualitas intubasi sangat baik ditemukan pada 19 pasien (100%) di kelompok perlakuan dibandingkan dengan 4 pasien (21,1%) di kelompok kontrol.