Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penalaran Hukum Islam: Upaya Mensinergikan Al-Aslu dan Al-Far’u shofiyulloh, Shofiyulloh
Matan: Journal of Islam and Muslim Society Vol 1 No 1 (2019): Matan: Journal of Islam and Muslim Society Vol 1 (No 1) 2019
Publisher : Assosiaction of Islamic Education Lecturer of Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.537 KB)

Abstract

Perbedaan pemahaman mengenai hukum Islam menjadikan umat Islam terkotak-kotak. Ada yang mengimplementasikan pemahamannya dalam bentuk yang kaku, bahkan radikal. Ada pula yang mengaplikasikan pandangannya dalam bentuk yang bebas, bahkan liberal. Namun, yang menonjol ada yang meneguhkan pandangannya dalam bentuk yang moderat. Dinamisasi pemahaman dalam menafsirkan teks agama mengakibatkan ketiga pengelompokan pandangan ini selalu ada di setiap waktu, tempat, situasi dan kondisi apapun. jika ditelusuri secara kritis, sebenarnya berasal dari pehamaman yang kurang proporsional dari mereka sendiri. Mereka, pada umumnya, tidak bisa memilih mana persoalan yang masuk dalam ruang al-as}lu (pokok) atau dalam ungkapan lain dikenal dengan as}-s}awa>bit (sesuatu yang tetap, kontinyu dan tidak berubah) dan mana persoalan yang masuk dalam ruang al-far?u (cabang) atau dalam ungkapan lain dikenal dengan al-mutaghayyira>t (sesuatu yang dapat berubah). Kedua ruang ini menjadi syarat mutlak dipahami oleh para penafsir hukum Islam dalam melakukan istinba>t hukum secara bertanggungjawab. Dengan prinsip ini, dalam berbagai kasus, umat Islam dapat memilih dan memilah, mana yang kemudian perlu diperbaharui demi kemaslahatan yang lebih menyeluruh dan mana yang tidak perlu diperbahurui sebagai ketetapan syariat.     
Target Usia Perkawinan bagi Perempuan Shofiyulloh, Shofiyulloh
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 14 No 2 (2019)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.858 KB) | DOI: 10.24090/yinyang.v14i2.2946

Abstract

This study illustrates the paradigm of students at the Islamic boarding school Darussalam towards the target age of marriage. It is interesting to study when the target age is significantly analyzed in the perspective of female students. This is because, in general, marriages that occur among female students are known as arranged marriages. However, this paper explores the opinions of each female santri in determining the ideal marriage age limit for their perspective. Previously, it was reviewed in advance regarding the age regulation of maturity according to classical fiqh and the rules of legislation, in this case Law No. 1 of 1974 and compilation of Islamic Law (KHI). The final analysis is to analyze the results of a survey of about 30 female students of the Darussalam boarding school. Then proceed with classifying the age of marriage in four classifications, namely the age of marriage in an ideal level, sufficient, alert, and alert. The findings of this paper provide a clear picture that women's rights in determining the age of marriage are strongly influenced by their physical and mental maturity. Therefore, indirectly invalidated at least the age of 16 years for women regulated in the Act does not pay attention to the wishes of women themselves.
Paradigma Hukum Perkawinan Kontemporer: Studi Atas Konsep Fikih Administratif Bidang Perkawinan Shofiyulloh, Shofiyulloh; Rufaida, Arini
Isti`dal : Jurnal Studi Hukum Islam Vol 11, No 2 (2024): Islamic Law
Publisher : Faculty of Sharia and Law Universitas Islam Nahdlatul Ulama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34001/ijshi.v11i2.7145

Abstract

Many Muslims continue to practice marital law according to traditional jurisprudence, which leads to inconsistencies with laws and rules that uphold administrative norms. The significance of Muslims comprehending the framework of current Islamic marital law is underscored by this research. The practice of classical Islamic marital jurisprudence, which solely examines the legal procedure, has given way to a modern paradigm that also takes the process' effects into account. This is evident in issues pertaining to divorce, polygamy, marriage registration, age at marriage, and other administrative matters covered by statutory regulations but not previously addressed by classical jurisprudence guidelines. This study, which is part of the literature review, employs a qualitative approach to content analysis while examining different marriage administrations via the lenses of the contextual paradigm and maqa>s}id asy-syari>'ah. The purpose of this study is to highlight how Islamic marriage law is evolving in light of benefits and current trends. This study draws three conclusions. Firstly, the modern paradigm views marital law as so complicated that it requires specific regulation, including well-established administration. Second, it is believed that the administrative provisions of the legislation support the benefits of marriage by fulfilling the elements of maqa>s}id asy-syari>'ah and conforming to the contextual paradigm. Third, provided there are no obstacles in the way of the procedure or the associated expenses, Muslims can adopt marriage administration.
Analisis Maslahah dan Sadd- Az -Zari'ah Terhadap Prosedur Amr bil Ma'ruf Wa Nahy'an al-Munkar ala Al-Ghozali shofiyulloh, Shofiyulloh; Rufaida, Arini
Matan : Journal of Islam and Muslim Society Vol 7 No 1 (2025): Matan: Journal of Islam and Muslim Society Vol 7 (No 1) 2025
Publisher : Institute of Research and Public Service Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.matan.2025.7.1.13456

Abstract

Penelitian ini menegaskan bahwa konsep amr bil ma’ru>f wa nahy ‘an al-munka>r sebagai karakter dakwah harus dilakukan melalui prosedur yang benar. Hal ini agar tidak diimplementasikan dengan serampangan oleh beberapa oknum yang mengatasanamakan Islam. Untuk membuat konsep amar ma’ruf nahi mungkar, diperlukan perspektif tertentu yang komprehensif. Konsep al-Ghazali dalam kitab ihya ulumiddin menjadi pilihan dalam penelitian ini, di mana prosedur yang ditawarkan cukup komprehensif dengan kebutuhan dunia dakwah. Dengan menggunakan analisis kritis melalui teori mas}lah}ah dan sadd az}-z}ari>’ah, penelitian ini menganalisis konsep al-Ghazali terkait dengan amr bil ma’ru>f wa nahy ‘an al-munka>r. Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, dalam mengimplementasikan amr bil ma’ru>f wa nahy ‘an al-munka>r dibutuhkan adanya pemahaman tentang konsep ma’ru>f dan munka>r secara utuh, sebagaimana disepakati oleh para ulama. Kedua, dalam pelaksanaan tindakan amr bil ma’ru>f wa nahy ‘an al-munka>r diperlukan tahapan-tahapan yang berurutan. Hal ini dilakukan untuk pola penanganan yang tepat, efektif, dan terukur. Ketiga, bagi pendakwah yang akan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar harus memiliki karakter keilmuan, sikap, dan keteladanan yang baik agar tujuan dakwah dapat terwujud dengan baik dan sesuai yang diharapkan oleh syariat Islam.