Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FIRST LANGUAGE ACQUISITION FOR CHILDREN AGED 3-4 YEARS IN SEBERANG ULU 1 KERTAPATI PALEMBANG Maida, Maida; Wahidy, Achmad; Effendi, Darwin
Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023): Parataksis: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/parataksis.v6i1.12568

Abstract

This study aims to describe the acquisition of first language in children aged 3-4 years at Seberang Ulu 1 Kertapati Palembang with a total of 4 children who have different ages in the phonology and morphology study level. The research method used is descriptive qualitative method. Data collection techniques used in this study were observation techniques, recording techniques, listening techniques, interview techniques and note taking techniques. The data analysis technique used is descriptive analysis technique. Therefore, the difficulty that often arises in analyzing novels is having to read Keywords : First language acquisition, phonology, morphology, Palembang, and language acquisition studies
Social Science Approach Theory in Public Health Maida, Maida
Journal Health of Indonesian Vol. 3 No. 02 (2025): Journal Health of Indonesian, July 2025
Publisher : Paspama Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58471/health.v3i02.192

Abstract

Public health is influenced by various interrelated social factors. The social science approach to public health views disease not solely as a disease agent, but also as an imbalance between the host, the environment, and the agent itself. This article discusses various social science theories, such as John Gordon's epidemiological theory, Blum's theory, Maslow's behavioral theory, the Health Belief Model, and Lawrence Green's theory, which explain the factors shaping health behavior. In addition, sociological, anthropological, and demographic approaches are also discussed as a foundation for understanding the dynamics of public health. Qualitative and quantitative methods in the social sciences are explained as tools for analyzing health phenomena. This knowledge is essential for designing appropriate health programs, oriented towards the behavior, culture, and social conditions of the community.
VARIASI DOSIS MULSA ORGANIK AKASIA DAN KIRINYUH DALAM MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI: STUDI KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN GULMA: Indonesia Ramut, Anuar; Yusli Harta, Rika; Pani, Mario; Maida, Maida
Jurnal Pertanian Agros Vol 27 No 1 (2025): EDISI JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v27i1.42

Abstract

Keberhasilan pengendalian gulma di pertanaman kedelai, selain di tentukan oleh jenis juga ditentukan dosis mulsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis dan dosis mulsa organik untuk mengendalikan gulma di pertanaman kedelai. Penelitian di laksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2024, di Desa Lawe Sagu Hulu Kecamatan Lawe Bulan Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh. Jenis mulsa organik yang digunakan adalah: akasia dan kirinyuh, serta dosis yang digunakan adalah: 0; 4,8; 9,6; 14,4 dan 19,2 ton ha-1. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok bifaktorial dengan 4 ulangan. Peubah yang diamati adalah: persentase pengendalian gulma, persentase penutupan gulma, bobot basah gulma, jumlah spesies gulma dan jumlah populasi gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis mulsa organik akasia dapat meningkatkan persentase pengendalian gulma periode 50 harian. Dosis mulsa organik 4,8 ton ha-1 sudah dapat meningkatkan persentase pengendalian gulma periode 20, 30, 40, dan 50 harian, menurunkan persentase penutupan gulma periode 20, 30, 40, dan 50 harian serta menurukan jumlah populasi gulma periode 20 harian. Dosis 14,4-19,2 ton ha-1 dapat menurunkan bobot basah gulma periode 20, 30,  dan 50 harian dan jumlah spesies gulma periode 20 dan 30 harian. Tidak terdapat interaksi antara jenis dan dosis mulsa organik akasia dan kirinyuh pada pengamatan pertumbuhan gulma apapun.