Utami, Dessy Laksyana
Faculty Of Public Health, University Of Respati Indonesia, Jakarta, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Relationship Between Indoor Air Quality And Sick Building Syndrome (Sbs) In Oil Gas Refinery Dessy Laksyana Utami
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.8 KB) | DOI: 10.52643/jukmas.v3i2.610

Abstract

The sick building syndrome comprises of various nonspecific symptoms that occur in the occupants of a building. It is commonly increases sickness absenteeism and causes a decrease in productivity of the workers. Evidence suggests that what is called the Sick Building Syndrome are at least three separate entities, which has at least one cause. The following are some of the factors that might be primarily responsible for Sick Building Syndrome such as : Chemical contaminants, Biological contaminants, Inadequate ventilation and Electromagnetic radiation. In many cases it is due to insufficient maintenance of the HVAC (heating, ventilation, air conditioning) system in the building. As this syndrome is increasingly becoming a major occupational hazard. It was used the analytic cross-sectional design. Based on data obtained 80% of respondents reported significant ongoing health problems in the eyes, head, and the nose. 60% had bad symptoms in the throat, the stomach and cough, 50% had gastrointestinal disorders, 40% fatigue and 25% occurred all symtoms sick building syndrome. The 40 respondents were recruited to the study, with a mean age of 35 years (range 20-55). To support the evidence of Sick Building Syndrome, further checks are needed for some of the factors in next research. Measurement of Chemical contaminants, Biological contaminants, Inadequate ventilation & Electromagnetic radiation. Keyword : indoor air pollution, sick building syndrome, occupational health
Determinan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSds) pada Karyawan Claim dan Provider Division PT. BNI Life Insurance Tahun 2024 Sutopo, Heru; Susilowati, Indri Hapsari; Utami, Dessy Laksyana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.6 No.2 (2024) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v6i2.16930

Abstract

Latar belakang : Menurut Survey yang dilakukan di Negara UK (United Kindom) Tahun 2018-2019 pada pekerja menemukan bahwa terdapat 498.000 pekerja menderita muscolekeletal yangdiakibatkan oleh pekerjaannya, yang paling banyak terjadi pada pekerja laki-laki. Secara Global, penyakit Musculoskeletal Disorders (MSDs) berkontribusi sekitar 42-58% dari seluruh penyakit akibat kerja. sedangkan Di Indonesia, Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, 2018 menyebutkan sebanyak 26,74% pekerja di Indonesia mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) serta Prevalensi penyakit musculoskeletal di Indonesia berdasarkan yang di diagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9% dan berdasarkan gejala yaitu 24,7%. Tujuan : Untuk mengetahui Determinan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Karyawan Claim & Provider Division PT. BNI Life Insurance Tahun 2024. Metode : Menggunakan kuantitatif dengan Metode Desain Cross Sectional, Hasil Penelitian : Variabel Dependen usia, Lama Kerja, Masa Kerja, Kebiasaan Merokok, Beban, Durasi, dan Stres Pada Karyawan Claim & Provider Division PT. BNI Life Insurance Tahun 2024 berhubungan, sedangkan Jenis Kelamin dan Postur Tubuh Tidak berhubungan, Kesimpulan : Tidak Seluruh variabel berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Karyawan Claim & Provider Division PT. BNI Life Insurance Tahun 2024.
Analisa Postur Pengendara Motor Untuk Evaluasi Dimensi Bagian Tempat Duduk Menggunakan Metode Reba Rahmawati, Anggita; Utami, Dessy Laksyana
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jukmas.v4i1.790

Abstract

Saat ini sepeda motor menjadi pilihan sebagai alat transportasi yang diminati, meskipun kecelakaan kendaraan bermotor meningkat setiap tahunnya. Rancangan sepeda motor harusnya dapat menjadi prioritas untuk lebih ergonomis agar dapat mengurangi kelelahan pengendara seminimal mungkin. Analisa postur tubuh saat berkendaraan menjadi perhatian serius, bila dimensi sepeda motor dan antropometri pengendara tidak sesuai, artinya sepeda motor tidak ergonomis, maka terjadi kelelahan yang mengakibatkan kecelakaan. Target penelitian ini untuk mengevaluasi dimensi sepeda motor di bagian sekitar tempat dudukan dan merekomendasikan rancangan dimensi baru khusus sepeda motor tipe bebek metik. Penggunaan pendekatan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) pada pengendara motor dapat mengevaluasi postur pengendara dengan skor REBA worksheet untuk mendapatkan gambaran kondiri postur yang ergonomik. Dengan survei yang dilakukan mendapatkan data dari pengendara untuk membuktikan postur yang tidak ergonomik. Kondisi postur yang tidak ergonomik mungkin disebabkan adanya dimensi sadel sepeda motor yang tidak memenuhi dasar antropomentri. Adapun skor REBA worksheet untuk mendapatkan gambaran kondisi postur untuk jarak 34 cm dari ujung sadel skornya 5, kondisi postur untuk jarak 44 cm dari ujung sadel skornya 8. Resiko untuk skor 8 pada kategori level tinggi, kondisi berbahaya dan diperlukan tindakan pemeriksaan dan perubahan postur segera.Kata kunci: Ergonomi, Antropometri, REBA worksheet
Analisis Faktor Risiko Kelelahan Kerja pada Pekerja Klinik MCU Swasta X 2025 Dea Citra Alamanda; Susiana Nugraha; Dessy Laksyana Utami
Public Health and Safety International Journal Vol. 5 No. 02 (2025): Public Health and Safety International Journal (PHASIJ)
Publisher : YCMM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55642/phasij.v5i02.1133

Abstract

Kelelahan kerja merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas, meningkatkan risiko kesalahan, dan memengaruhi kualitas pelayanan. ILO melaporkan lebih dari 36% pekerja global mengalami kelelahan terkait beban kerja dan stres psikososial. Riskesdas 2018 menemukan 32,6% pekerja Indonesia mengalami gejala kelelahan. Studi pendahuluan di Klinik MCU Swasta X (2025) menunjukkan lebih dari 60% pekerja, baik medis maupun nonmedis, mengalami kelelahan fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja di Klinik MCU Swasta X dan mengidentifikasi faktor risiko. Penelitian analitik dengan desain cross sectional, melibatkan 113 pekerja yang dipilih dengan total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstandarisasi dan dianalisis dengan uji chi square serta regresi logistik ganda. Penelitian menemukan hubungan antara kelelahan kerja dengan faktor individu, beban kerja, stres kerja, dan peran ganda. Analisis multivariat menunjukkan bahwa stres kerja dan jam kerja berpengaruh signifikan terhadap kelelahan, dengan stres kerja sebagai faktor risiko utama. Kelelahan kerja pada pekerja di Klinik MCU Swasta X dipengaruhi oleh stres kerja dan jam kerja. Manajemen klinik disarankan untuk melakukan pengendalian stres, pengaturan beban dan jam kerja, serta peningkatan dukungan sosial untuk mengurangi risiko kelelahan kerja.