This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Mongan, Suzanna P.
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Luaran Ibu dan Perinatal pada Kehamilan dengan Preeklampsia Berat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari - 31 Desember 2016 Kalam, Chaerul; Wagey, Freddy W.; Mongan, Suzanna P.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.5.2.2017.18542

Abstract

Abstract: Maternal mortality in Indonesia is still dominated by three main causes: bleeding (30.3%), hypertension in pregnancy (27.1), and infection (7.3%). Hypertension in pregnancy is one of the main causes for maternal and perinatal mortality and morbidity. This tsudy was aimed to obtain maternal and perinatal outcomes in pregnancies with severe preeclampsia (sPE) at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January to December 2016. This was a descriptive retrospective study using patients’ medical record data. The results showed that the characteristics of pregnant woman with sPE included mother age 20-35 years old (69.2%), primigravida (50.8%), pregnancy interval ≥5 years (65.6%), preeclampsia history (25%), overweight (55.4%), and history of chronic hypertension (10.8%). The results of maternal outcomes included maternal mortality (1.5%), HELLP syndrome (4.6%), visual impairment (4.6%), eclampsia (6.2%), ICU care (1.5%), and sepsis (1.5%). The results of perinatal outcomes included perinatal mortality (4.6%), IUGR (6.2%), LBW (35.4%), asphyxia (7.7%), fetal distress (20%), and prematurity (26.2%). Conclusion: Maternal outcomes in pregnancy with sPE included mortality, HELLP syndrome, visual impairment, eclampsia, ICU care, sepsis meanwhile perinatal outcomes included perinatal mortality, IUGR, LBW, asphyxia, fetal distress, and prematurity.Keywords: sPE, maternal outcome, perinatal outcome Abstrak: Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1), dan infeksi (7,3%). Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada maternal dan perinatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luaran ibu dan perinatal pada kehamilan dengan preeklampsia berat (PEB) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2016 - 31 Desember 2016. Jenis penelitian ialah retrospektif deskriptif menggunakan data rekam medik pasien PEB. Hasil penelitian pada kehamilan dengan PEB memperlihatkan karakteristik usia ibu 20-35 tahun (69,2%), primigravida (50,8%), jarak hamil ≥5 tahun (65,6%), riwayat preeklampsia (25%), overweight (55,4%), dan riwayat hipertensi kronis (10,8%). Luaran ibu meliputi mortalitas ibu (1,5%), sindrom HELLP (4,6%), gangguan penglihatan (4,6%), eklampsia (6,2%), rawat ICU (1,5%), dan sepsis (1,5%). Luaran perinatal meliputi mortalitas perinatal (4,6%), IUGR (6,2%), BBLR (35,4%), asfiksia (7,7%), gawat janin (20%) dan prematur (26,2%). Simpulan: Luaran ibu pada kehamilan dengan PEB berupa mortalitas, sindrom HELLP, gangguan penglihatan, eklampsia, rawat ICU, dan sepsis sedangkan luaran perinatal berupa mortalitas perinatal, IUGR, BBLR, asfiksia, gawat janin, dan prematur.Kata kunci: PEB, luaran ibu, luaran perinatal
Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum terhadap Program Keluarga Berencana di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano Lukas, Andrie E.; Mongan, Suzanna P.; Wagey, Freddy W.
e-CliniC Vol 8, No 1 (2020): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.8.1.2020.28688

Abstract

Abstract: Family planning program is a program of the government of the Republic of Indonesia that aims to achieve a healthy and prosperous family by limiting births. Tondano is the center of Minahasa district and has four sub-districts and population of 70,467 people with a female number of 34,800. Data on women using family planning showed a number of 25,749 people which indicates a large and growing population. This study was aimed to evaluate the level of knowledge and attitudes of mothers towards the family planning program. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Data were obtained by using questionnaire as the instrument. Respondents were 50 postpartum mothers who came to Dr. Sam Ratulangi Hospital Tondano and were willing to fill in the distributed questionnaires. The results showed that 92% of responsdents had good knowledge and 8% had poor knowledge. Meanwhile, based on the attitudes of respondents, 70% of them were positive and 30% were negative. In conclusion, family planning services based on the level of knowledge and attitudes of postpartum mothers at Dr. Sam Ratulangi Hospital Tondano were good or above average. Albeit, postpartum mothers who had good knowledge may not necessarily had good attitudes.Keywords: family planning, contraception, knowledge, attitude Abstrak: Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk membentuk gerakan keluarga sehat dan sejahtera dengan cara membatasi kelahiran. Tondano merupakan pusat dari Kabupaten Minahasa dan memiliki empat kecamatan dengan populasi sebesar 70.467 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 34.800 jiwa. Data perempuan yang memakai KB ialah 25.749 jiwa. Data tersebut menunjukkan jumlah penduduk yang banyak dan terus bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan dan sikap ibu postpartum terhadap program KB di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan data menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Responden penelitian ialah ibu postpartum yang datang di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano dan bersedia mengisi kuesioner yang dibagikan. Hasil penelitian mendapatkan total 50 responden. Sebanyak 92% ibu memiliki pengetahuan baik dan 8% memiliki pengetahuan kurang baik. Untuk pengukuran sikap dari responden, sebanyak 70% wanita bersikap positif dan 30% yang bersikap negatif. Simpulan penelitian ini ialah bahwa pelayanan KB berdasarkan tingkat pengetahuan dan sikap ibu di RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano sudah baik atau di atas rata-rata. Walaupun demikian ibu yang memiliki pengetahuan baik belum tentu memiliki sikap yang baik.Kata kunci: keluarga berencana, kontrasepsi, pengetahuan, sikap
Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Infeksi Menular Seksual di SMA/SMK Perkotaan dan Pedesaan Lanes, Erald J.; Mongan, Suzanna P.; Wantania, John J. E.
e-CliniC Vol 9, No 1 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.9.1.2021.31856

Abstract

Abstract: Premarital sexual behavior in adolescence is a high risk factor for sexually transmitted infections. Sexually transmitted infections (STIs) are infections that are generally transmitted through sexual contact. Differences in social, cultural, and economic factors were found to affect the incidence and prevalence of sexually transmitted infections between different groups in a population. These are likely caused by differences in the knowledge and attitudes of adolescents living in urban and rural areas. This study was aimed to obtain the differences in the level of knowledge and attitudes toward STIs of adolescents in urban and rural area schools. This was a descriptive study with a cross-sectional design conducted on 50 adolescents of urban senior high schools and 50 adolescents of rural senior high schools/vocational high schools. Questionnaires were distributed via email by using Google form. The results showed that adolescents living in urban areas had good knowledge about STIs meanwhile adolescents living in rural areas had fair knowledge. The attitudes about STIs of most adolescents living in urban areas and rural areas were good. In conclusion, adolescents living in urban areas had better knowledge about STIs than those living in rural areas, however, there was no significant difference in attitudes about STI between the two regions. Equal distribution of education in Indonesia is needed in urban as well as in rural areas.Keywords: sexually transmitted infections, adolescents, knowledge, attitudes, urban and rural Abstrak: Perilaku seksual pranikah pada usia remaja merupakan faktor risiko tinggi terhadap infeksi menular seksual (IMS). Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Perbedaan faktor sosial, kultural maupun ekonomi dapat memengaruhi insiden dan prevalensi IMS antara kelompok yang berbeda dalam suatu populasi. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan dan sikap remaja yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap IMS di sekolah wilayah perkotaan dan pedesaan. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang dan kuesioner didistribusikan secara daring menggunakan Google Form. Responden ialah 50 remaja di SMA wilayah perkotaan dan 50 remaja di SMA/SMK wilayah pedesaan. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang IMS pada siswa SMA perkotaan sebagian besar berada dalam kategori baik sedangkan pada siswa SMA/SMK pedesaan sebagian besar berada dalam kategori cukup. Sikap remaja tentang IMS pada siswa SMA/SMK perkotaan dan pedesaan sebagian besar baik. Simpulan penelitian ini ialah remaja perkotaan memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai IMS dibandingkan remaja di pedesaan namun tidak terdapat perbedaan sikap remaja yang bermakna mengenai IMS antara kedua wilayah. Pemerataan pendidikan di Indonesia dibutuhkan di wilayah perkotaan dan pedesaan.Kata kunci: infeksi menular seksual, remaja, pengetahuan, sikap, perkotaan dan pedesaan
Gambaran Premenstrual Syndrome pada Remaja Periode Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Lumingkewas, Charisma; Suparman, Eddy; Mongan, Suzanna P.
e-CliniC Vol 9, No 1 (2021): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.9.1.2021.31855

Abstract

Abstract: Premenstrual syndrome (PMS) is the most common untreated disorder and a public health problem among women of reproductive age, which adversely affects mental well-being, quality of life, and academic achievement. This study was aimed to determine the premenstrual syndrome signs and symptoms most experienced by late adolescents. This was a descriptive and survey study using questionnaire distributed through google form to 142 female students from first and third semester of Faculty of Medicine Sam Ratulangi University academic year 2020/2021. The results showed that the most common type of PMS symptoms was psychological symptoms found in 136 respondents (95.8%); the most common behavioral symptom was fatigue in 93 respondents (65.5%), the most common physical symptom was acne in 122 respondents (85.9%); and the most psychological symptom was mood swing in 125 respondents (88%). In conclusion, the most common premenstrual syndrome symptom found in late adolescent at the Faculty of Medicine Sam Ratulangi University according to the type of symptom was psychological symptom.Keywords: premenstrual syndrome, adolescent Abstrak: Premenstrual syndrome (PMS) merupakan kelainan umum yang tidak diobati dan masalah kesehatan masyarakat di kalangan wanita usia reproduksi, yang berdampak buruk pada kesejahteraan mental, kualitas hidup dan prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanda dan gejala PMS yang paling banyak dialami remaja periode akhir. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan alat kuesioner yang dibagikan melalui google form pada 142 mahasiswi semester 1 dan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi tahun ajaran 2020/2021. Hasil penelitian mendapatkan jenis gejala PMS yang paling banyak dialami ialah gejala psikologis pada 136 responden (95,8%), gejala perilaku yang paling banyak dialami ialah kelelahan pada 93 responden (65,5%), gejala fisik yang paling banyak dialami ialah muncul jerawat pada 122 responden (85,9), dan gejala psikologis yang paling banyak dialami ialah mood swing pada 125 responden (88%). Simpulan penelitian ini ialah gambaran PMS pada remaja periode akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang paling banyak dialami menurut jenis gejala ialah gejala psikologis.Kata kunci: premenstrual syndrome, remajaÂ