This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGUNAAN ENZIM RENNET DAN BAKTERI Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP SIFAT SENSORIS KEJU Hutagalung, Truly M.; Yelnetty, A.; Tamasoleng, M.; Ponto, J.H.W.
ZOOTEC Vol 37, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.615 KB) | DOI: 10.35792/zot.37.2.2017.16068

Abstract

THE UTILIZING OF RENNET ENZYMES and Lactobacillus plantarum YN 1.3 BACTERIA ON SENSORY CHARACTERISTICS OF CHEESE. This research aims to determine the utilizing of rennet enzymes and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria on sensory characteristics of cheese. This experiment using  a completely randomized design (CRD) with treatments level of rennet enzymes 10%, 8%, 6%, 4%, 2% and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria on 0%, 2%, 4%, 6%, 8% levels, which is each treatment repeated as much as 40 of replications (panelists) with hedonic method used. The result showed that the utilizing of rennet enzyme and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria gives highly signifant different effects (P<0,01) on cheese color, aroma, texture and  flavor. Based on the results of data analysis and discussions, can be concluded that cheese with rennet enzyme 2% and Lactobacillus plantarum YN 1.3 bacteria 8%, is the best performs and most preferred to panelists.Key words: Cheese, Rennet Enzyme, Lactobacillus plantarum YN 1.3.
Performans itik raja dan itik ratu fase starter yang dipelihara intensif di musim basah Tangkere, E.S.; Ponto, J.H.W.; Rumambi, A.; Rotinsulu, M.D.; Takaendengan, B.J.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum, bobot badan awal dan bobot badan akhir itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu) fase starter yang dipelihara intensif di musim basah.  Untuk melihat performa / kinerja antara kelompok itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu), data penelitian terlebih dulu ditabulasi menggunakan Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif dilanjutkan dengan pengujian T-student secara berpasangan menggunakan aplikasi SAS versi 10.  Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada rataan konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan bobot badan akhir antara itik jantan dan itik betina fase starter di musim basah, namun tidak pada bobot badan awal;  untuk itik Raja, rata-rata konsumsi ransum 572,59 (SE 9,56) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 179,75 (SE 0,19) g/ekor/minggu,  konversi ransum 3,186 (SE 0,05), berat badan awal 42,60 g/ekor (SE 0,16) dan bobot badan akhir 1.480,60  (SE 1,50) g/ekor, sedangkan itik Ratu, rata-rata konsumsi ransum510,33 (SE 1,98) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 149.98 (SE 0,24) g/ekor/minggu, konversi ransum 3,40 (SE 0,01), bobot badan awal 42,20 (SE 0,13) g/ekor dan bobot badan akhir 1.241,60 (SE 3,45) g/ekor.  Temperatur kandang di siang hari selama penelitian berkisar 26-34oC dengan rata-rata 30,93oC dan temperature kandang yang tinggi tidak membuat itik-itik penelitian panting. Disimpulkan bahwa, performans itik Raja lebih tinggi dari itik Ratu pada fase starter, namun keduanya menunjukan efisiensi penggunaan ransum yang cukup baik dan itik Raja umur 8 minggu sudah memungkinkan dijadikan itik pedaging karena berat badan rata-rata hampir 1,5 kg/ekor.  Kata kunci: performans, itik Raja, itik Ratu, Fase starter, musim basah.