This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ESTIMASI NILAI PEMULIAAN DAN MPPA (Most Probable Producing Ability) KUDA PACU BERDASARKAN SIFAT KECEPATAN LARI Suryana, Muh. M.; Takaendengan, B.J.; Paputungan, umar; Pudjihastuti, E.
ZOOTEC Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.047 KB) | DOI: 10.35792/zot.40.2.2020.28295

Abstract

ESTIMATION BREEDING VALUE AND MPPA (Most Probable Producing Ability) OF RACEHORSES BASED ON NATURE OF RUNNING SPEED. The aim of this study was to obtain the estimated number of breeding values from the racehorses parent in Minahasa for racehorse selection based on the superiority of genetic traits of speed. The descriptive analysis such asaverage, standard deviation and coefficient of variation of the speed and performance were done as the first step. Heritability, ripitability and the probability of breeding value (PBV) were calculated after all. The results of this study indicate that the value of heritability and repeatability obtained varies from low to high. The highest estimation of breeding value (PBV) for male (H), the highest MPPA (Most Probable Producing Ability) value in the population (individual B010) and the average MPPA value for the entire population were 0.0869, 0.1845 and 0.0239 respectively. The conclusion of this study puts the racehorse with the name "Swift Jhon" and "Super Princes" as males and individuals who have an average increase in the nature of the highest running speed. Keywords: Racehorse, Speed, EBV, MPPA
Performans itik raja dan itik ratu fase starter yang dipelihara intensif di musim basah Tangkere, E.S.; Ponto, J.H.W.; Rumambi, A.; Rotinsulu, M.D.; Takaendengan, B.J.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum, bobot badan awal dan bobot badan akhir itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu) fase starter yang dipelihara intensif di musim basah.  Untuk melihat performa / kinerja antara kelompok itik jantan (Raja) dan itik betina (Ratu), data penelitian terlebih dulu ditabulasi menggunakan Excell, kemudian dianalisis secara deskriptif dilanjutkan dengan pengujian T-student secara berpasangan menggunakan aplikasi SAS versi 10.  Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada rataan konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan bobot badan akhir antara itik jantan dan itik betina fase starter di musim basah, namun tidak pada bobot badan awal;  untuk itik Raja, rata-rata konsumsi ransum 572,59 (SE 9,56) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 179,75 (SE 0,19) g/ekor/minggu,  konversi ransum 3,186 (SE 0,05), berat badan awal 42,60 g/ekor (SE 0,16) dan bobot badan akhir 1.480,60  (SE 1,50) g/ekor, sedangkan itik Ratu, rata-rata konsumsi ransum510,33 (SE 1,98) g/ekor/minggu, pertambahan berat badan 149.98 (SE 0,24) g/ekor/minggu, konversi ransum 3,40 (SE 0,01), bobot badan awal 42,20 (SE 0,13) g/ekor dan bobot badan akhir 1.241,60 (SE 3,45) g/ekor.  Temperatur kandang di siang hari selama penelitian berkisar 26-34oC dengan rata-rata 30,93oC dan temperature kandang yang tinggi tidak membuat itik-itik penelitian panting. Disimpulkan bahwa, performans itik Raja lebih tinggi dari itik Ratu pada fase starter, namun keduanya menunjukan efisiensi penggunaan ransum yang cukup baik dan itik Raja umur 8 minggu sudah memungkinkan dijadikan itik pedaging karena berat badan rata-rata hampir 1,5 kg/ekor.  Kata kunci: performans, itik Raja, itik Ratu, Fase starter, musim basah.