Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKSISTENSI WANITA JAWA DALAM PERGULATAN GENDER DAN BUDAYA Adittian, Faiz
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 10 No 1 (2015)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Wanita dalam bahasa Jawa ‘wanito’ adalah sebuah kata yang berarti ‘wani ditoto’. Arti semacam ini mencerminkan bahwa seorang wanita adalah sosok yang mau diatur dan mau dipimpin oleh laki-laki. Di samping itu, ada istilah lain yang juga menggambarkan peran seorang wanita dalam masyarakat Jawa, yaitu ‘konco wingking’. Istilah ini lagi-lagi mencerminkan peran seorang perempuan adalah sebagai pihak nomer dua setelah laki-laki. Lalu bagaimankah pergulatan wanita Jawa dalam memperjuangkan kesetaraannya dengan laki-laki? Inilah yang menjadi objek bahasan artikel ini. Melalui kajian terhadap filosofi di balik symbol-simbol budaya Jawa, ditemukan bahwa justru wanita Jawa adalah sosok yang mengatur atau memimpin laki-laki. Misalnya, ‘konco wingking’ adalah wanita berperan sebagai pihak yang mamangku laki-laki, sebagaimana dalam aksara Jawa sebuah aksara akan mati kalau dipangku, dengan demikian laki-laki memang seakan berposisi sebagai pihak yang di depan, tetapi hakikatnya ia adalah orang yang atur/dimanag oleh pihak yang berada di belakangnya, yaitu wanita. Abstract: The word women in the Java language is 'Wanito' that means 'wani ditoto' (dare to be arranged / ordered). The meaning reflects that a woman is a figure that would be regulated and willing to be led by man. In addition, there are other terms that also describe the role of a woman in the Java community, namely 'konco wingking' (mate in the back). This term, again reflecting the role of a woman is as the number two after men. Then how Javanese women struggle in the fight for equality with men? This is the object of discussion of this article. Through the study of the philosophy behind the symbols of Javanese culture, it was found that it is a Javanese woman figure who set or lead the male. For example, 'konco wingking' is the female role to hold men, as in Javanese letters, a character will die if it is hold, thus the man is in front position, but the fact he is the one who is set / managed by woman. Kata Kunci: Wanita Jawa, Gender, dan Budaya
IMPLEMENTATION OF TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Rokhmah, Dewi; Mukaromah, Chaerunnisa Al; Adittian, Faiz
PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE ON EDUCATION, SOCIETY AND HUMANITY Vol 1, No 1 (2023): First International Conference on Education, Society and Humanity
Publisher : PROCEEDING OF INTERNATIONAL CONFERENCE ON EDUCATION, SOCIETY AND HUMANITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe and analyze the implementation of Total Quality Management in SMA Negeri 1 Bumiayu. This study uses a qualitative approach with data collection techniques carried out using interviews, observation, and documentation. Sources of research data include school principals, deputy heads of curriculum, deputy heads of student affairs, deputy heads of infrastructure, heads of TU, teachers , TU staff, students, and student guardians. The results showed that the implementation of Total Quality Management in SMA Negeri 1 Bumiayu was said to be in accordance with the four main implementations in Total Quality Management, which included: 1. Continuous improvement, including providing training, focusing on facts or valid data in each policy, paying attention to the needs of students and parents, paying attention to good interpersonal cooperation, monitoring and evaluation; 2. Determining quality standards, including implementing standards according to what has been set by the government; 3. Cultural changes, including providing adequate tools or infrastructure as a step to maximize teacher performance, appreciating what teachers do as a form of humanizing humans to improve their performance by giving rewards and taking approaches as a form of strengthening relationships between leaders and members in improving quality education; 4. Maintaining relationships with customers, including optimizing services by providing responsive information search, increasing school comfort, establishing good closeness with internal and external customers, providing the best service, implementing a curriculum that fits the needs of students, providing adequate facilities and infrastructure , and adequate reading references.
Perencanaan Sistem Pembelajaran Menghafal Al-Quran di SMK 2 Al-Hikmah 1 Benda Brebes Adittian, Faiz; Putriyani, Putriyani; Sugiarti, Iis
An-Nafah: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 5 No. 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64469/an-nafah.v5i2.66

Abstract

Perencanaan sistem pembelajaran menjadi salah satu kegiatan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Perencanaan tersebut berisi semua aspek yang akan dijalankan dalam kurun waktu tertentu. Dalam artikel ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perencanaan sistem pembelajaran menghafal Al-Quran diimplementasikan di lembaga pendidikan tepatnya di SMK 2 Al-Hikmah 1 Benda, Brebes. Temuan dalam asrtikel ini menunjukkan bahwa suatu lembaga pendidikan yang mempunyai perencanaan sistem pembelajaran, akan jauh lebih bermutu pendidikan yang ada di lembaga tersebut. Terutama bagaimana manajemen kurikulum di sebuah lembaga diaplikasikan dengan baik. Perencaan tersebut berisi manajemen kurikulum, pemilihan guru yang profesional, pelaksanaan perencanaan sistem pembelajaran menghafal Al-Quran, serta evaluasi perencanaan sistem pembelajaran di SMK 2 Al-Hikmah Benda. Langkah ini juga dijadikan sebagai bahan guna melakukan pengembangan kurikulum di lembaga tersebut agar mutu pendidikan menjadi lebih berkualitas.