Untuk mengatasi fenomena underpricing yang mengancam sustainabilitas bisnis, penelitian ini melihat bagaimana sistem penetapan tarif jasa UMKM Stone Crusher Machine telah berubah dengan menerapkan Activity Based Costing (ABC). Penelitian dilakukan pada UMKM "Amin Jaya" di Kabupaten Pekalongan dari Januari hingga Juni 2025 menggunakan pendekatan campuran dengan desain penjelasan berurutan. Analisis varians biaya dan perhitungan ABC digunakan untuk mengumpulkan data setelah observasi partisipatif, wawancara terstruktur, dan analisis dokumen keuangan. Hasil penelitian menunjukkan empat aktivitas penting yang berkontribusi pada biaya yang berbeda: pemrosesan (yang menyumbang 45% dari biaya konsumsi), screening (yang menyumbang 25 persen), pengelolaan material (20 persen), dan perawatan (10 persen). Dengan biaya produksi per M3 meningkat dari 263.281 menjadi 271.751, sistem ABC menghasilkan alokasi biaya overhead 55,14% lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Penurunan margin keuntungan dari 4,26% yang diproyeksikan menjadi 1,18% yang sebenarnya menunjukkan "erosi biaya diam-diam" sebesar Rp 148.573.208 per tahun sebagai akibat dari utang ini. Implementasi ABC menunjukkan bahwa restrukturisasi tarif jasa harus dilakukan setidaknya 13,64% untuk mencapai margin sustainable 15–20 persen. Sistem ABC terbukti mengubah alat perhitungan biaya menjadi sistem pendukung keputusan strategis yang memberikan visibilitas yang mendalam terhadap pola konsumsi sumber daya dan mendukung strategi harga persaingan yang akurat dan menguntungkan