Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Eksistensi Komunikasi sebagai Representasi Budaya (Studi Kasus pada Perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang Tahun 2024) Varanida, Dea
KENDALI: Economics and Social Humanities Vol. 3 No. 3 (2025): KENDALI: Economics and Social Sciences Humanities.
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/kendali.v3i3.692

Abstract

Keberagaman suku bangsa atau etnis ini di satu sisi membawa pengaruh positif untuk kekayaan kebudayaan, seni, serta dinamika sosial kehidupan masyarakat Indonesia.  Perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang mempunyai daya tarik sendiri pada kontek komunikasi lintas budaya. Singkawang berhasil mempertahankan kota toleran selama dua tahun berturut-turut. Maka dari itu, peneliti ingin menganalisis  eksistensi komunikasi dalam mempengaruhi representasi budaya pada perayaan Cap Go Meh di kota Singkawang. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada perayaan Cap Go Meh tahun 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan agenda perayaan tahun 2024 yang bertepatan dengan pemilihan presiden. Namun, representasi budaya yang ada di Kota Singkawang berhasil membentuk pemaknaan yang baik kepada masyarakat maupun wisatawan. Kota Singkawang dengan berbagai latar belakang budaya yang beragam berhasil mendapatkan apresiasi dari Menparekraf Sandiaga Uno dalam perayaan Cap Go Meh tahun 2024. Perayaan Cap Go Meh kota Singkawang juga berhasil meraih peringkat 10 besar dalam Karisma Event Nusantara (KEN) tahun 2024. Peran komunikasi dalam merepresentasikan budaya Cap Go Meh terlihat dari masing-masing unsur komunikasi dari komunikator, yaitu Pemerintah Daerah, Masyarakat, hingga wisatawan. Maka dari itu Representasi  budaya sangat penting dalam sebuah masyarakat karena dengan adanya representasi budaya maka akan membentuk citra yang unik dari setiap kebudayaan dan komunikasi juga berhubungan erat dalam merepresentasikan budaya karena komunikasi menjadi medium dalam menyampaikan nilai dan identitas budaya.
Pelatihan Peningkatan Keamanan Data Bagi Guru di Kota Singkawang Kalimantan Barat Saherimiko, Saherimiko; Hanum, Aliyah Nur'aini; Varanida, Dea; Alunaza, Hardi
Abdimas Mandalika Vol 5, No 1 (2025): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/am.v5i1.34235

Abstract

Abstract:  Digital transformation in education requires teachers to not only master learning technologies but also have adequate data security literacy. However, in Singkawang City, teachers' understanding of digital security remains relatively low, particularly regarding basic concepts such as phishing, malware, data encryption, and online privacy protection practices. This community service activity aims to provide teachers with an understanding of digital ethics, digital culture, and data security as part of efforts to prevent the risk of data breaches and misuse of sensitive student data. The method used in this community service activity consists of four stages: preparation, implementation of training, evaluation, and reporting. After participating in the community service activity, which involved comprehensive and practical training emphasizing practical skills, participants gained a gained a better understanding of digital ethics, digital culture, and data security. This community service activity underscores that enhancing teachers' digital security literacy not only impacts student data protection but also supports the development of a safe, ethical, and responsible digital culture within the educational environment. Abstrak: Transformasi digital dalam dunia pendidikan menuntut guru untuk tidak hanya menguasai teknologi pembelajaran, tetapi juga memiliki literasi keamanan data yang memadai. Namun, di Kota Singkawang, tingkat pemahaman guru mengenai keamanan digital masih relatif rendah, khususnya terkait konsep dasar seperti phishing, malware, enkripsi data, hingga praktik perlindungan privasi daring. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai etika digital, budaya digital, dan keamanan data bagi guru sebagai upaya mencegah risiko kebocoran dan penyalahgunaan data sensitif siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini dengan empat tahapan, yakni persiapan, proses pelaksanaan pelatihan, evaluasi, dan pelaporan. Setelah mengikuti kegiatan pengabdian berupa pelatihan komprehensif dan aplikatif yang menekankan keterampilan praktis, peserta menjadi lebih paham dan mengerti mengenai etika digital, budaya digital, dan keamanan data. Kegiatan pengabdian ini menegaskan bahwa peningkatan literasi keamanan digital guru tidak hanya berdampak pada perlindungan data siswa, tetapi juga mendukung terbangunnya budaya digital yang aman, etis, dan bertanggung jawab di lingkungan pendidikan.