Pratama, Aunillah Reza
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HAK-HAK PEREMPUAN DALAM TAFSIR AL-IBRĪZ DAN TAFSIR TĀJ AL-MUSLIMĪN Pratama, Aunillah Reza
SUHUF Vol 11 No 2 (2018)
Publisher : Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22548/shf.v11i2.359

Abstract

This article discusses the issue of women's rights in the perspective of the Javanese Qur'anic exegesis. This study is motivated by the phenomenon of patriarchal culture developing in the life of the Javanese people. Al-Ibrīz's exegesis is the Qur'anic interpretation by Bisri Mustafa and Tāj al-Muslimīn by Mishbah Mustafa reflect the phenomenon of patriarchal culture. This study tries to know the background and the reasons of the differences in the interpretation of both exegeses. Through the analysis of Gadamer hermeneutics, this study shows that the patriarchal nuances in the interpretation of both are influenced by the sources of interpretation and the approach being used. Both of those exegeses use classical commentaries and fiqh works written by Middle Eastern scholars who are also patriarchal in character. In addition to that, the use of the taḥlīli interpretation method with the textual approach (‘umūm al-lafẓi) also has an impact on the results of interpretations which tend to be patriarchal. The important difference between the two interpretations in responding to gender issues lies in the different situations and conditions at the time of writing. Mishbah tends to be more able to respond to gender issues than Bisri, because Misbah has come into contact with the thoughts of reformers who at that time began to flourish in Indonesia.
FENOMENA BULLYING PERSPEKTIF HADIS: Upaya Spiritual sebagai Problem Solving atas Tindakan Bullying Hidayat, Wildan; Pratama, Aunillah Reza
RIWAYAH Vol 4, No 2 (2018): Riwayah : Jurnal Studi Hadis
Publisher : ilmu hadis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/riwayah.v4i2.4626

Abstract

Artikel ini mengkaji salah satu problem sosial yang menjadi isu global, yaitu fenomena bullying. Bullying merupakan tindakan intimidasi berupa fisik maupun psikis terhadap seseorang yang disebabkan sikap superioritas seseorang, hingga merasa berhak atau berkuasa untuk mengintimidasi orang lain. Penelitian ini mengkaji bullying denganperspektif hadits Nabi. Kajian ini berusaha menemukan signifikansi fenomena bullying dengan hadits, serta eksplorasi atas tindakan preventif yang ditawarkan oleh hadits Nabi. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis. Hasil atas kajian ini: 1) Hadis riwayat Ibnu Majah: 3203 secara umum menjelaskan bagaimana hadis Nabi memandang tindakan bullying mengarah pada perilaku merendahkan. Kata ihtiqa>r memiliki korelasi makna terhadap orientasi perilaku bullying, yaitu merendahkan.2) Ide dasar hadits yang dikaji adalah nilai humanisme, yaitu paham yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik. 3) Tindakan preventif yang ditawarkan hadis tersebut: a) memberikan kesadaran spiritual tentang pentingnya pencegahan bullying sejak dini, b) mendukung kerjasama dan memutus lingkaran konflik, c) menghilangkan sikap inferior bagi korban bullying dan mengasah kemampuan asertif.
God in the Perspective of Mawlana Abu Al-Kalam Azad Pratama, Aunillah Reza; Arminsa, Muhammad Lytto Syahrum
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v5i2.19811

Abstract

Abstract;The article explores Mawlana Abu Al-Kalam Azad's viewpoint that God cannot be understood using human reason. This study is categorized as library research. The study's findings suggest that the essence of all religions is fundamentally obedience to God and the need to do good. With God's and religion's unity, it is necessary for all human beings, regardless of religion, to appreciate and treat one another kindly.Keywords:God; Mawlana Abu Al-Kalam Azad. Abstrak;Tulisan ini mengkaji tentang pandangan Mawlana Abu Al-Kalam Azad tentang Tuhan, dimana menurutnya Tuhan tidak pernah dicapai oleh akal manusia. Penelitian ini tergolong dalam penelitian pustaka (Library Research). Hasil penelitian menybutkan bahwa esensi semua agama pada dasarnya adalah penghambaan kepada Tuhan dan keharusan berbuat baik. Dengan kesatuan Tuhan dan kesatuan agama tersebut, ada keharusan bagi seluruh umat manusia, apa pun agamanya untuk saling menghormati dan saling berbuat baik satu sama lain.Kata Kunci:   Tuhan; Mawlana Abu Al-Kalam Azad.
Teorisasi Dan Identitas Nalar Arab: Telaah atas Pemikiran Muhammad Abed Al-Jabiri Pratama, Aunillah Reza
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v4i2.23970

Abstract

Abstract;This research discusses Muhammad Abed Al-Jabiri's thoughts on the theory and identity of Arabic reason. Al-Jabiri, a prominent Moroccan philosopher and intellectual, offers an in-depth analysis of the history and structure of Arabic reason. Through his work, he explores how the Arab intellectual tradition developed and how the identity of that reason was shaped by the complex interaction between cultural, social, and political factors. This study focuses on the key concepts introduced by Al-Jabiri, such as “bayani reason,” “irfani reason,” and “burhani reason,” and how these concepts play a role in the formation and evolution of contemporary Arabic thought. Through a literature review, the study also highlights the relevance of Al-Jabiri's thought in the modern context and how this theorization can provide new insights into intellectual identity and dynamics in the Arab world.Keywords:Abed al-Jabiri; Arabic reasoning; Theorization. Abstrak;Penelitian ini membahas pemikiran Muhammad Abed Al-Jabiri tentang teori dan identitas nalar Arab. Al-Jabiri, seorang filsuf dan intelektual terkemuka dari Maroko, menawarkan analisis mendalam tentang sejarah dan struktur nalar Arab. Melalui karyanya, ia mengeksplorasi bagaimana tradisi intelektual Arab berkembang dan bagaimana identitas nalar tersebut dibentuk oleh interaksi kompleks antara faktor-faktor budaya, sosial, dan politik. Penelitian ini memfokuskan pada konsep-konsep utama yang diperkenalkan oleh Al-Jabiri, seperti "nalar bayani," "nalar irfani," dan "nalar burhani," serta bagaimana konsep-konsep ini berperan dalam pembentukan dan evolusi pemikiran Arab kontemporer. Memalui kajian pustaka, studi ini juga menyoroti relevansi pemikiran Al-Jabiri dalam konteks modern dan bagaimana teorisasi ini dapat memberikan wawasan baru tentang identitas dan dinamika intelektual di dunia Arab.Kata Kunci:   Abed al-Jabiri; Nalar Arab; Teorisasi.
Mohammed Arkoun's Islamology: Applications of Humanities and Social Sciences in Islamic Studies Pratama, Aunillah Reza; Masruchin, Masruchin
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v6i2.23972

Abstract

Abstract;This study focuses on Arkoun's thoughts on the idea of Applied Islamology. Arkoun has anxiety about the treasures of Islamic turats (heritage of tradition, culture, knowledge) which tend to be passive towards advanced civilization in thought. Such stagnation, according to Arkoun, is caused by the hegemony of dogmatic orthodoxy that shackles knowledge into the old episteme. Arkoun's Applied Islamology is a scientific practice in an epistemology of thought. By using the literature method, this study found that the reading of QS. At-Taubah: 5 there is a fairly strong normative foundation about jihad and today's problems regarding it. The results of the reading with several perspectives, namely: from the semiotic side, all vocabulary in Surah At-Taubah is related to the meaning of taubah, including prayer, zakat, faith and disbelief.Keywords:Applied Islamology; Arkoun; Episteme; Socio-Humanities Applications. Abstrak;Kajian ini berfokus pada pemikiran Arkoun tentang gagasan Islamologi Terapan. Arkoun memiliki kegelisahan terhadap khazanah turats Islam (warisan tradisi, kebudayaan, pengetahuan) yang cenderung pasif untuk menuju peradaban maju dalam pemikiran. Kejumudan demikian menurut Arkoun disebabkan oleh hegemoni ortodoksi-dogmatis yang membelenggu pengetahuan ke dalam episteme lama. Islamologi Terapan yang dicetus oleh Arkoun merupakan suatu praktik ilmiah dalam suatu epistemologi pemikiran. Dengan menggunakan metode pustaka, penelitian ini menghasilkan bahwa pembacaan terhadap QS. At-Taubah terdapat landasan normative yang cukup kuat tentang jihad dan problem dewasa ini mengenai hal tersebut. Dalam kasus at-Taubah ini, ayat payung ini adalah ayat saif atau pedang. Ayat pedang yang dimaksud adalah QS. At-Taubah: 5. Hasil pembacaannya dengan beberapa perspektif yaitu: dari sisi semiotik, semua kosa kata dalam surat at-Taubah berkaitan dengan makna taubah, termasuk salat, zakat, iman, kafir.Kata Kunci:   Aplikasi Ilmu Sosial-Humaniora; Arkoun; Episteme; Islamologi Terapan.