Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

EVALUASI PURNA HUNI DI PERUMAHAN CONDONGCATUR DITINJAU DARI ASPEK PENGGUNAAN DAN PERUBAHAAN RUANG Dita Ayu Rani Natalia; Endah Tisnawati
NALARs Vol 18, No 1 (2019): NALARs Volume 18 Nomor 1 Januari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.18.1.35-44

Abstract

ABSTRAK. Perumahan merupakan hunian massal yang bersifat komoditi dengan bentuk bangunan yang tipikal dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat. Bangunan akan mengalami perubahan ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan penghuni atau mengalami kerusakan. Proses atau cara yang digunakan oleh penghuni atau pengguna untuk melakukan perubahan pada bangunan untuk mencapai kenyamanan dan kebutuhan pengguna adalah berbeda-beda. Hubungan antara pengguna lingkungan hunian yang terbangun dengan perilaku penghuni tersebut menyebabkan adanya upaya evaluasi untuk mengetahui keterkaitan pengguna bangunan terhadap performa bangunan termasuk fasilitas dan fungsinya. Proses evaluasi untuk penggunaan bangunan dalam mencapai hal tersebut disebut dengan Evaluasi Pasca Huni (EPH). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek Evaluasi Purna Huni yang terjadi di Perumahan Condongcatur dari aspek Evaluasi Purna Huni yang terkait dengan penggunaan dan perubahan ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualititaif dengan analisis Post Occupancy Evaluation (POE) atau Evaluasi Purna Huni (EPH). Hasil penelitian yang telah dilakukan menujukkan bahwa adanya perubahan fungsi pada bangunan sebagai ruang usaha maupun ruang lain. Acara komunitas juga mempengaruhi penggunaan dan perubahan ruang. Perubahan pada bangunan dilakukan secara horisontal maupun vertikal dengan adanya penambahan konstruksi. Faktor yang mempengaruhi penggunaan dan perubahan ruang disebabkan adanya perkembangan kawasan, kebutuhan ruang, penambahan anggota keluarga serta keamanan dan keselamatan bangunan. Kata kunci: evaluasi purna huni, perumahan, ruang ABSTRACT. Housing is a commodity mass residences that have a typical building and is built to meet residential needs for the community. Buildings will experience changes when they cannot meet the needs of residents or are damaged. The method used by residents or users to make changes to the building to achieve user comfort and needs are different. The relationship between the user of the residential built environment and the behavior of the occupants led to an evaluation effort to determine the relationship of building’s users to the performance of the building including its facilities and functions. The evaluation process for building’s use in achieving this is called the Post-Occupational Evaluation (EPH). This study aims to identify aspects of the Post-Occupational Evaluation that occur in Condongcatur Housing from the Post Evaluation aspect related to space use and change. The research method used is qualitative with the Post-Occupancy Evaluation (POE) analysis. The results of the research show that there is a change in the function of the building as a business space or other space. Community events also affect the use and replace the space. Changes in buildings are carried out horizontally and vertically with the addition of construction. Factors that influence the use and modification of space are due to the development of the area, space requirements, the acquisition of family members and the security and safety of buildings. Keywords: post-occupational evaluation, housing, space
STRATEGI ADAPTASI BANGUNAN DI PERUMNAS CONDONG CATUR SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dita Ayu Rani Natalia; M Sani Roychansyah
NALARs Vol 16, No 2 (2017): NALARs Volume 16 Nomor 2 Juli 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.16.2.125-134

Abstract

ABSTRAKBangunan merupakan benda yang bergerak dinamis dan akan mengalami perubahan dalam kurun waktu tertentu. Perubahan bangunan yang dilakukan untuk dapat digunakan secara maksimal disebut dengan adaptasi bangunan. Adaptasi bangunan adalah “pekerjaan pada bangunan untuk pemeliharaan dalam mengubah kapasitas, fungsi dan performance dengan kata lain melakukan intervensi untuk menyesuaikan, menggunakan ulang dan meningkatkan kemampuan bangunan”. Cara yang dapat digunakan oleh penghuni atau pemilik ketika bangunan sudah tidak lagi bekerja secara optimal adalah dengan membiarkan, melakukan perubahan atau menghancurkannya. Hal tersebut dilakukan dengan beberapa strategi yang digunakan dalam adaptasi bangunan. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi strategi adaptasi bangunan yang digunakan dan terjadi di Perumnas Condongcatur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif kualitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang bertujuan untuk mengumpulkan data secara spesifik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi yang terdiri dari pengamatan, kuisioner, interview dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian di analisa berdasarkan perubahan fisik bangunan yang kemudian di diskusikan dengan teori dalam diskusi temuan.Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat enam strategi adaptasi bangunan di Perumnas Condongcatur. Strategi tersebut antara lain perubahan perabotan (adjustable), perubahan tatanan ruang (versatile), perubahan performance (refitable), perubahan fungsi (convertible), perubahan ukuran (scalable) dan perubahan tatanan layout perabotan. Kata kunci: Strategi, Adaptasi Bangunan, Perumnas ABSTRACTBuilding is a dynamic object and keeps changing in particular period of time. Any change in order to take maximum advantage of the building is called building adaptation. Building adaptation is “any work to a building over and above maintenance to change its capacity, function, or performance’ in other words, ‘any intervention to adjust, reuse, or upgrade a building.” When a building does not function as it is supposed to be, the owner can abandon, change, or destroy it. These are carried out by employing several strategies of building adaptation. This research is aimed to identify strategy of building adaptation used and occurred in Perumnas Condong Catur. Deductive qualitative research method was employed in this research with the samples were taken applying purposive sampling technique which was aimed to specify the collecting of the data. Data collecting was conducted by observation including observation, questionnaires, interview, and documentation. The collected data were analyzed according physical changes of the houses and the analysis were then discussed in the research finding using the theory. The results of the research show that there are six strategies in the building adaptation of Perumnas Condongcatur. They are change of the furniture (adjustable), change of the layout (versatile), change of the performance (refitable), change of the function (convertible), change of the size (scalable), and change of the furniture layout. Keywords: Strategy, Building Adaptation, Perumnas
KONSEP PENGEMBANGAN MASTERPLAN BANGSAL SEWOKOPROJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dita Ayu Rani Natalia
NALARs Vol 20, No 2 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 2 Juli 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.20.2.83-90

Abstract

Bangsal Sewokoprojo merupakan salah satu bangunan cagar budaya dan meurupakan asal muasal pusat pemerintahan di Kabupaten Gunungkidul. Kawasan bangsal telah mengalami perubahan dengan penambahan bangunan baru dan pada area pendopo yang merupakan bangunan utama yang menyebabkan hilangnya nilai dan keaslian bangunan. Pemerintah Gunungkidul telah melakukan kajian dan akan mengembalikan fungsi dan bentuk kawasan bangsal Sewokoprojo sesuai dengan aslinya. Pada pengembalian fungsi tersebut terdapat beberapa penyesuaian termasuk pembongkaran bangunan kantor yang baru dan dipindahkan ke kawasan perkantoran terpadu. Tujuan dari pengembangan masterplan Bangsal adalah mengembalikan fungsi dan kawasan Bangsal sebagai bangunan yang menjadi asal mula pusat pemerintahan di kabupaten Gunungkidul serta upaya untuk melestarikan bangunan cagar budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi pendekatan kualitatif untuk untuk menggali dan mendapatkan informasi lebih detail mengenai bangunan dan kuantitatif untuk menindaklanjuti hasil yang dicapai pada pendekatan kualitatif guna membantu dalam pengembangan Bangsal Sewokopraja Kabupaten Gunungkidul. Hasil dari penelitian ini adalah konsep pengembangan kawasan masteplan bangsal yang menggunakan zonasi dan karakteristik bangunan tradisional Jawa sebagai salah satu cara dalam melestarikan nilai budaya dalam pelestarian bangunan cagar budaya di Kabupaten Gunungkidul.
Proses Analogi Budaya Dalam Perancangan Pusat Seni dan Budaya Gayo di Kabupaten gayo Lues. agus husri; Dita Ayu Rani Natalia
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 4, No 1 (2020): Purwarupa Vol 4 No 1 Maret 2020
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2494.937 KB)

Abstract

ABSTRAK. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sekitar 300 kelompok etnis yang berada di indonesia yang telah berkembang selama berabad-abad secara turun-temurun dari generasi-kegenerasi. Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Aceh yang masih sangat kental dengan adat, seni dan budayanya. Hingga saat ini berbagai macam dan jenis kesenian di Gayo Lues terus mengalami perkembangan, hal ini tidak terlepas dari kesadaran masyarakat Gayo Lues akan pentingnya mempertahankan nilai kebudayaan. Pada saat ini Kabupaten Gayo Lues hanya mempunyai satu tempat pertunjukkan seni yang tetap, dapat digunakan untuk menyelenggarakan kesenian yang bersifat formal. Keadaan yang berbanding terbalik terhadap minat masyarakat Gayo Lues untuk terus mengembangkan dan mempertahankan nilai budayanya. Untuk dapat mewadahi segala kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Gayo Lues ini, oleh karna itu maka perlu adanya perancang sebuah pusat seni dan budaya sebagai salah satu wadah/tempat yang dibutuhkan di Kabupaten Gayo Lues. Perancangan pusat seni budaya Kabupaten Gayo Lues ini menggunakan pendekatan Analogi budaya, yang bertujuan mengangakat nilai seni dan budaya Gayo dengan memunculkan karakteristik dan juga ikon Kabupaten Gayo Lues. Metode perancangan pusat seni dan budaya gayo ini menggunakan metode analisis data, Metode ini dilakukan dengan menganalisis lokasi tapak dan objek rancangan. Analisis ini dapat memperoleh beberapa aspek yang mencangkup keseluruhan dari rancangan. Perancangan ini diharapkan mampu mewadahi dan memfasilitasi aktivitas seni dan budaya kuhsus nya di daerah Kabupaten Gayo Lues serta dapat dijadikan ikon kawasan, sehingga dengan adanya pusat seni budaya ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan dan melestarikan kebudayaan Gayo, dan juga sebagai sarana promosi dan rekreasi yang edukatif. Kata Kunci : Analogi, Gayo Lues, Ikon, Pusat Seni          ABSTRACT. Indonesia is a country that has a diversity of arts and cultures that are spread throughout Indonesia. About 300 existing ethnic groups in Indonesia have developed over the centuries from generation to generation. Gayo Lues Regency is one of the regencies in Aceh Province which still maintains its customs, arts and culture strongly. Until now, various kinds and types of arts in Gayo Lues continue to experience development. This is inseparable from the awareness of the Gayo Lues community on the importance of maintaining cultural values. At this time, Gayo Lues Regency only has one permanent place for art performances, it can be used to organize formal arts. The situation is inversely proportional to the interest of the Gayo Lues community to continue developing and maintaining its cultural values. To be able to accommodate all art and cultural activities in Gayo Lues Regency, it is necessary to have a designer of an art and cultural center as one of the places needed in Gayo Lues Regency. The design of the art and cultura center of Gayo Lues Regency uses a cultural analogy approach, which aims to bring the value of Gayo arts and culture by showing the characteristics and also the icon of Gayo Lues Regency. The method of designing the Gayo art and culture center used the data analysis method. This method was carried out by analyzing the location of the site and the design object. This analysis could obtain several aspects covering the whole of the design. This design is expected to be able to accommodate and facilitate the art and culture activities in Gayo Lues Regency and can be used as an icon of the area, so that the art and culture center can be used as a means of developing and preserving Gayo culture, as well as an educative promotional and recreational facility. Keywords: Analogy, Gayo Lues, Icon, Art Center
Konsep Public Transit Design pada Redesain Terminal Rajabasa Kota Bandar Lampung Abdul Lathif; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2021: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari perancangan kembali terminal Rajabasa adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada calon penumpang, untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang baik. Perancangan kembali terminal bertujuan memperbaiki kondisi sirkulasi dan tata ruang serta menambah fungsi ruang sesuai standar terminal tipe A. Kondisi terminal Rajabasa saat ini kurang maksimal dalam pelayanan transportasi umum. Hal ini dapat dilihat dari permasalahan di dalam terminal Rajabasa antara lain : 1) Bercampurnya sirkulasi penumpang dan arus keluar masuknya kendaraan, 2.) belum adanya tempat drop off penumpang, 3) belum adanya pembagian zonasi kendaraan transportasi dan non transportasi, 4). Ruang kedatangan dan keberangkatan masih menjadi satu sehingga sering terjadi persimpangan sirkulasi. Untuk memperbaiki permasalahan yang ada di terminal Rajabasa untuk perkembangan angkutan transportasi di Provinsi Lampung maka dibutuhkan redesain terminal bus sesuai dengan standar terminal tipe A. pada perancangan kembali terminal Rajabasa menggunakan konsep Public Transit Design untuk memperbaiki pola sirkulasi dan tata ruang pada terminal Rajabasa untuk minghindari persimpangan antara kendaraan transportasi dan pengguna terminal (Penumpang).
Pendekatan Modern Kontemporer pada Perancangan Terminal Bus Tipe A Kabupaten Demak Rofiq Khoiru Hidayat; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Demak termasuk dalam wilayah administratif provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 89.743 Ha. Sebagai upaya guna mendukung peningkatan moda transportasi darat kepada masyarakat sehingga di perlukannya Pembangunan Terminal Bus Tipe A di Kabupaten Demak. Dalam rangka mempercepat peningkatan pelayanan masyarakat di Kabupaten Demak khususnya dalam bidang transportasi darat. Diharapkan dibangunnya Terminal Bus penumpang multifungsi ini, Selain akan digunakan untuk aktivitas naik turunnya penumpang, juga ada kegiatan lain untuk kegiatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Demak. Perancangan Terminal Bus Tipe A di Kabupaten Demak ini menggunakan pendekatan desain Modern Kontemporer. Pendekatan desain Modern Kontemporer digunakan karena Demak memiliki perkembangan yang sangat bagus baik dari bidang komersil maupun dari ekonomi. Merupakan salah satu cara untuk merespon modernisasi dan perkembangan masyarakat Demak dengan adanya Terminal Bus Tipe A di Kabupaten Demak. Sebagai daya tarik untuk masyarakat di Kabupaten Demak menaiki bus melalui Terminal Bus ini. Metode yang digunakan untuk merancang Terminal Bus Tipe A di Kabupaten Demak yaitu metode primer dan metode sekunder, pengumpulan data dengan metode primer yang dilakukan dengan survey ke lapangan untuk memperoleh data dan foto di sekitar site, dan untuk mengetahui batasan-batasan pada site. Pengumpulan data dengan metode sekunder yaitu bekerjasama dengan instansi-instansi terkait yang ada di Kabupaten Demak untuk memperoleh data yang valid. Perancangan Terminal Bus Tipe A di Kabupaten Demak ini dirancang dengan tampilan yang menarik dengan memberikan sencodary skin pada fasad, penataan landscape, sirkulasi di dalam maupun di luar yang baik bagi orang biasas termasuk difabel, konsep ruang dalam dan konsep ruang luar, dan juga penggunaan material dan warna yang menarik pada interior bangunan.
Penerapan Edukatif dan Rekreatif dalam Perancangan Jogja Planning Gallery di Yogyakarta Sri Widyastuti; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota merupakan kawasan tata ruang yang memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan masyarakat publik. Kemajuan pembangunan kota berpengaruh pada tingkat kaualitas kehidupan masyarakatnya. Yogyakarta merupakan kota yang berhasil dalam kemajuan pembangunan. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki status Istimewa sekaligus menjadi kota yang memiliki ibu kota itu sendiri yaitu Yogyakarta. Sehingga tidak diragukan lagi tingkat kemajuan dalam hal pembangunan dan masyarakatnya. Oleh karena itu perlu adanya wadah untuk mendalami tentang tata kota melalui pemeran dan aspirasi. Meningkatnya jumlah peminat dalam mengunjungi galeridi kota Yogyakarta dan perkembangan kota menjadi salah satu ide dasar dalam perancangan Planning Gallery dalam lingkup wilayah dan kota melalui keberhasilan yang telah dicapai kota Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penataan tata kota lingkungan serta pentingnya menjaga lingkungan terkait tata kota. Objek perancangan menggunakan pendekatan Edukatif dan Rekreatif, dimana Rekreatif dalam arsitektur menciptakan suasana bergembira danmenyenangkan. Sedangkan edukatif yaitu pembelajarandan pengetahuan yang berkembang terus meneru.kemudian dari pendekatan tersebut diambil prinsip yang berkaitan, sehingga akan diterapkan pada objek perancangan untuk mengatasi masalah desain dan fungsi objek secara umum. Metode perancangan yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan memberikan gambaran tentang wadah perancangan wilayah kota berdasarkan pendekatan rekreatif dan edukatif. Analisis yang dilakukan dikombinasikan dengan lingkungan objek perancangan dan program ruang berdasarkan fungsi edukasi serta rekreasi yang disesuaikan dengan poin analisis, terkait dengan analisis tapak, ruang, bentuk, utilitas dan struktur. Hasil analisisadalah konsep terkait dengan tanggapan bangunan terhadap kondisi tapak yang di sesuaikan dengan program ruang. Konsep utilitas dan stuktur yang memudahkan pencapaian dan aksesbilitas pengguna. Melalui penerapan pendektan edukatif dan rekreatif dalam perancangan Planning Gallery diharapkan dapat meningkatkan pengetahuanpada masyarakat publik.
Penerapan High-Tech Architecture dalam Perancangan Yogyakarta Science and Tecnology Park Muhammad Mas'ud; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yogyakarta adalah salah satu kota yang terkenal akan pertumbuhan kotanya, faktanya perkembangan kota hanya terfokus ke bagian tengah dan utara. Pemerintah pada akhirnya ingin mengembangkan Yogya bagian selatan, karena bagian selatan pertumbuhan kotanya tertinggal. Salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta yaitu Taman Pintar sekarang ini lebih di fungsikan untuk wisata bagi anak-anak. Oleh karena itu pemerintah ingin mengembangkan Taman Pintar di daerah Yogya bagian selatan yaitu dengan pembuatan Science and Techno Park untuk keberlanjutan dari pengembangan taman pintar. Tujuan dari pembuatan Science and Techno Park sendiri adalah sebagai tempat untuk fasilitas penelitian dan perkembangan iptek yang menghubungkan istitusi perguruan tinggi dengan dunia industri, serta sebagai sarana wisata edukasi bagi pengunjung. Yang diharapkan bisa menjadi pemicu pertumbuhan Kota Yogyakarta bagian selatan. Science and Techno Park ini menggunakan pendekatan High-Tech Architecture agar mendukung fungsi dari Scinece and Techno Park sebagai pusat penelitan dan pengembangan teknologi. Pendekatan High-Tech Architecture merupakan cara untuk menunjukkan bahwa bangunan Science and Techno Park ini nanti terlihat modern dan bervisi ke masa depan. Salah satunya dengan penerapan High-Tech yaitu pada expose struktur bangunan dan penggunaan material pada fasad bangunaan. Hasil yang diperoleh dari pendekatan High-Tech Architecture pada Perancangan Science and Technology Park adalah tampilan bangunan yang terlihat High-Tech yaitu dengan cara expose struktur, pemilihan material pada fasad, dan penerapan sistem utilitas dalam bangunan.
Perancangan Rest Area Tipe – A di Jalan Tol Ngawi – Kertosono dengan Pendekatan Green Building Mukhammad Nur Said; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 506,6 km2 berupa lahan sawah. Sesuai perkembangan infrastruktur jalan Tol dari Jakarta menuju Surabaya kabupaten Ngawi merupakan akses jalur jalan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Ngawi Kartosono sendiri memiliki panjang 87,02 km yang menghubungkan Jawa Tengah dengan Jawa Timur, di jalan Tol Ngawi-Kartosono senidi terdapat dua Rest Area tipe A dan tipe B, melihat perkembangan jaman makin berkembang dan pertumbuhan infrastruktur maka dibutuhkan sebuah Rest Area tipe A yang berada di Jalan Tol Ngawi-Kartosono yang berada di derah kecamatan Mantingann. Perancangan Rest Area tipe A di kabupaten Ngawi menggunakan pendekatan Green Building, Pada umumnya Rest Area bersuhu sangat panas, kurangnya ruang terbuka hijau, kurangnya pencahayaan serta bukaan yang alami maka dari itu di butuhkanlah penerapan konsep Green Building tersebut guna untuk mengatasi permasalah yang terdapat di Rest Area tersebut dikarenakan site terletak di daerah penghijauan maka pemilihan Green Building tersebut sebagai tujuan umum guna menjaga ekosistem sekitar.
Pendekatan Neo-Vernakular pada Redesign Taman Budaya Kalimantan Barat Widya Pratiwi; Dita Ayu Rani Natalia
Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur 2020: Prosiding (SIAR) Seminar Ilmiah Arsitektur
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Budaya Kalimantan Barat merupakan wadah bagi pelaku seni dan budaya. Merupakan pusat aktivitas budaya terbesar di provinsi Kalimantan Barat. Taman Budaya ini tidak pernah di perbaiki sedikit pun hingga sekarang. Mengingat Kalimantan Barat memiliki suku Melayu dan suku Dayak yang sangat dominan, setiap tahunnya Kalimantan Barat memiliki event kebudayaan dan minat sanggar yang semakin meningkat. Pada kenyataannya gedung Taman Budaya Kalimantan Barat ini mengalami penurunan fungsi karena kapasitas pengguna semakin meningkat dan banyak bagian-bagian struktur utama memiliki kerusakan yang fatal, seperti rangka atap yang rapuh dikarenakan menggunakan kayu dan dinding yang bolong/retak dikarenakan tidak menggunakan batu bata, sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan sebagaimana mestinya dalam jangka panjang. Pendekatan Neo-Vernakular mengambil dari analisa Rumah Tradisional Suku Melayu Kalimantan Barat. Dengan tujuan untuk menanam unsur-unsur tradisional yang tidak dapat dilupakan begitu saja. Mengambil filosofi dan kebiasaan yang terdapat dari Rumah Tradisional Suku Melayu Kalimantan Barat. Hasil dari perancangan ini adalah membuat gedung yang layak untuk seniman di Kalimantan Barat khusus nya Kota Pontianak.