Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GELIAT WIRAUSAHA MUDA DALAM MELESTARIKAN KOPI LOKAL BALI Medhiatika, Ni Luh Made Vinaya
Jurnal Industri Kreatif dan Kewirausahaan Vol 1, No 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/kewirausahaan.v1i2.174

Abstract

Indonesia memiliki beragam tradisi, termasuk tradisi minum kopi. Tradisi minum kopi ini menggerakkan para wirausaha, terutama wirausaha muda untuk merintis usaha kedai kopi. Geliat ini juga terjadi di pulau Bali, salah satunya adalah kedai kopi Bhineka Muda. Tujuan penelitian ini ingin menunjukkan bahwa wirausaha muda memiliki semangat yang luar biasa dalam melestarikan kopi asli Bali yang sudah ada sejak tahun 1935 sehingga tidak kalah dengan kopi merek Internasional. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Pak Putu Gde Ary Wicahyana, penggerak revitalisasi kedai kopi Bhineka Djaja dan dibukanya kedai Bhineka Muda. Metode penelitian kualitatif ini dilakukan dengan wawancara yang mengalir dengan pertanyaan tidak terstruktur mulai dari merek kopi, konsep kedai kopi, hingga sociopreneur. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam memulai suatu usaha dibutuhkan inovasi dan kreatifitas layaknya konsep ekonomi kreatif yang kemudian ditumpahkan pada kedua kedai kopi tersebut, berbeda konsep namun dengan tujuan sama untuk melestarikan kopi Bali. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pak Ary terbukti memiliki ciri atau karakter dari seorang wirausahawan yang sukses. Beliau juga menantang dirinya untuk menjadi seorang wirausaha muda ekonomi kreatif berbasis budaya serta menjadi sociopreneur. Peneliti menyimpulkan bahwa wirausaha yang hebat tidak hanya memikirkan laba tetapi bisa menjadi sociopreneur atau wirausaha yang juga memberi dampak yang positif, terutama di bidang sosial dan lingkungan bagi para pemangku kepentingan di lingkungan usahanya.
GELIAT WIRAUSAHA MUDA DALAM MELESTARIKAN KOPI LOKAL BALI Medhiatika, Ni Luh Made Vinaya
Jurnal Industri Kreatif dan Kewirausahaan Vol 1, No 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/kewirausahaan.v1i2.174

Abstract

Indonesia memiliki beragam tradisi, termasuk tradisi minum kopi. Tradisi minum kopi ini menggerakkan para wirausaha, terutama wirausaha muda untuk merintis usaha kedai kopi. Geliat ini juga terjadi di pulau Bali, salah satunya adalah kedai kopi Bhineka Muda. Tujuan penelitian ini ingin menunjukkan bahwa wirausaha muda memiliki semangat yang luar biasa dalam melestarikan kopi asli Bali yang sudah ada sejak tahun 1935 sehingga tidak kalah dengan kopi merek Internasional. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Pak Putu Gde Ary Wicahyana, penggerak revitalisasi kedai kopi Bhineka Djaja dan dibukanya kedai Bhineka Muda. Metode penelitian kualitatif ini dilakukan dengan wawancara yang mengalir dengan pertanyaan tidak terstruktur mulai dari merek kopi, konsep kedai kopi, hingga sociopreneur. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam memulai suatu usaha dibutuhkan inovasi dan kreatifitas layaknya konsep ekonomi kreatif yang kemudian ditumpahkan pada kedua kedai kopi tersebut, berbeda konsep namun dengan tujuan sama untuk melestarikan kopi Bali. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pak Ary terbukti memiliki ciri atau karakter dari seorang wirausahawan yang sukses. Beliau juga menantang dirinya untuk menjadi seorang wirausaha muda ekonomi kreatif berbasis budaya serta menjadi sociopreneur. Peneliti menyimpulkan bahwa wirausaha yang hebat tidak hanya memikirkan laba tetapi bisa menjadi sociopreneur atau wirausaha yang juga memberi dampak yang positif, terutama di bidang sosial dan lingkungan bagi para pemangku kepentingan di lingkungan usahanya.
GASTRONOMI KULINER PERANAKAN NON-HALAL DI GLODOK, JAKARTA Prasetyo, Tanjung; Medhiatika, Ni Luh Made Vinaya
Jurnal Industri Parawisata Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Industri Pariwisata JULY 2020
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v3i1.43

Abstract

Topik gastronomi menjadi pilihan karena ilmu ini sudah menjadi bagian dari pariwisata karena berkaitan dengan seni kuliner – makanan; yang sangat terkait erat dengan area atau tempat, identitas, dan budaya. Tujuan penelitian ini untuk menilik filosofi dari beragam kuliner non-halal yang ada di Glodok, Jakaarta Barat. Metode deskriptif dengan uraian kualitatif digunakan peneliti untuk menjabarkan atas gambaran yang didapat saat turun lapangan. Hasil yang didapatkan bahwa filosofi, bumbu, rasa, dan tampilan untuk makanan seperti kuo tie, bakso, bakmi, dan sekba masih sama dengan asalnya dari Tionghoa. Pergeseran terjadi pada bakpia dimana yang dijual hanya rasa manis tanpa daging babi yang aman dikonsumsi masyarkat Indonesia. Filosofi dan alkulturasi budaya Tionghoa – Indonesia ini harus dipertahankan sehingga disarankan bagi penjual makanan untuk mempertahankan dan mempelajari ilmu gastronomi sehingga informasi yang diberikan akan semakin lengkap dan akurat. Penelitian ini bisa dilanjutkan untuk disiplin ilmu lain seperti ekonomi dan pariwisata gastronomi yang lebih mendalam.
GELIAT WIRAUSAHA MUDA DALAM MELESTARIKAN KOPI LOKAL BALI Medhiatika, Ni Luh Made Vinaya
Jurnal Industri Kreatif dan Kewirausahaan Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Industri Kreatif dan Kewirausahaan DECEMBER 2018
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/kewirausahaan.v1i2.174

Abstract

Indonesia memiliki beragam tradisi, termasuk tradisi minum kopi. Tradisi minum kopi ini menggerakkan para wirausaha, terutama wirausaha muda untuk merintis usaha kedai kopi. Geliat ini juga terjadi di pulau Bali, salah satunya adalah kedai kopi Bhineka Muda. Tujuan penelitian ini ingin menunjukkan bahwa wirausaha muda memiliki semangat yang luar biasa dalam melestarikan kopi asli Bali yang sudah ada sejak tahun 1935 sehingga tidak kalah dengan kopi merek Internasional. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan Pak Putu Gde Ary Wicahyana, penggerak revitalisasi kedai kopi Bhineka Djaja dan dibukanya kedai Bhineka Muda. Metode penelitian kualitatif ini dilakukan dengan wawancara yang mengalir dengan pertanyaan tidak terstruktur mulai dari merek kopi, konsep kedai kopi, hingga sociopreneur. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa dalam memulai suatu usaha dibutuhkan inovasi dan kreatifitas layaknya konsep ekonomi kreatif yang kemudian ditumpahkan pada kedua kedai kopi tersebut, berbeda konsep namun dengan tujuan sama untuk melestarikan kopi Bali. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pak Ary terbukti memiliki ciri atau karakter dari seorang wirausahawan yang sukses. Beliau juga menantang dirinya untuk menjadi seorang wirausaha muda ekonomi kreatif berbasis budaya serta menjadi sociopreneur. Peneliti menyimpulkan bahwa wirausaha yang hebat tidak hanya memikirkan laba tetapi bisa menjadi sociopreneur atau wirausaha yang juga memberi dampak yang positif, terutama di bidang sosial dan lingkungan bagi para pemangku kepentingan di lingkungan usahanya.
A Human-Centered Design Approach in Developing the “Jejak Cilik” Parenting App Prototype Maricar, M. Azman; Fauziawan, Affan Irfan; Medhiatika, Ni Luh Made Vinaya; Juliantari, Ni Luh Putu Shinta; Putra, I Made Dwipa Aditya; Karang, Komang Lazuardi Edo
Sistemasi: Jurnal Sistem Informasi Vol 14, No 5 (2025): Sistemasi: Jurnal Sistem Informasi
Publisher : Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/stmsi.v14i5.5205

Abstract

Developmental disorders in early childhood are a critical issue requiring serious attention. The role of parents in stimulating and monitoring child development is crucial; however, challenges remain, such as limited understanding and access to relevant information. To address this problem, this study developed a parenting app prototype called Jejak Cilik using a Human-Centered Design (HCD) approach. The development process followed four key phases: Discover, Define, Design, and Prototype & Test. The prototype was evaluated using heuristic evaluation with severity ratings to identify interface and user experience (UI/UX) issues. In addition, completion and duration metrics were assessed to evaluate the success rate and time required to complete assigned tasks. The heuristic evaluation, involving three evaluators, revealed three aspects that required immediate improvement and four aspects categorized as low-priority issues. Meanwhile, the completion and duration metrics, tested by 20 participants, showed promising results: all tasks were successfully completed by all users, with an average task completion time of less than one minute. However, during implementation, several issues were encountered that hindered task execution. Based on the findings from both evaluations, the prototype requires further refinement to enhance overall user experience.