Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan Gereja Studi Kasus Aceh Barat dan Tana Toraja Hendismi, Hendismi; Al Fairusy, Muhajir; Ramli, Ramli
Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam Vol. 6 No. 2 (2024): Tadabbur: Jurnal Peradaban Islam
Publisher : Master's degree Department of Islamic Education Postgraduate Program of Universitas Islam Negeri (State Islamic University) Ar-Raniry, Banda Aceh in cooperation with Center for Research and Community Service (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/tadabbur.v6i2.706

Abstract

This study aims to explore the role of mosques and churches in community empowerment in Aceh and Tana Toraja. Focus of this research is to understand how the empowerment programs initiated by Baitil Abrar Mosque in Aceh and Toraja Church Jemaat Padakka in Tana Toraja can enhance the social and economic welfare of the local community. This research employs a qualitative approach with a case study method. Data were collected through in-depth interviews, participatory observation, and document analysis. Data analysis was conducted thematically to identify the main patterns emerging from the field data. The research findings indicate that the empowerment programs initiated by Baitil Abrar Mosque and Toraja Church Jemaat Padakka have successfully improved the social and economic welfare of the community. These programs include education, skills training, economic development, and the empowerment of women and children. An increase in income and economic independence of the local community is one of the positive impacts of these programs. Additionally, there is an improvement in the quality of education and skills, as well as awareness of gender equality and children's rights. This study suggests that cooperation among various parties should be strengthened and that empowerment programs should continue to be developed with a participatory and sustainable approach.
“BEUT DARÔH DAN KENDURI KHATAM” TRADISI PENDIDIKAN MASYARAKAT ACEH MEMAKNAI ALQURAN Hanif, Hanif; Al Fairusy, Muhajir; M. Ikhwan, M. Ikhwan
BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN Vol. 13, No. 1, ( Juni 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/bidayah.v13i1.1000

Abstract

Studi ini bertujuan memahami salah satu tradisi lokal keagamaan di Aceh dalam konteks pendidikan Islam, khususnya mempelajari Alquran. Analisanya dibangun dari praktik tradisi beut darôh, dan ditutup dengan ritual kenduri khatam. Tradisi lokal Aceh ini telah dipraktikkan saban tahun oleh masyarakat Aceh, khususnya pada bulan Ramadhan. Di Aceh, ramadhan dimaknai penuh oleh masyarakat Aceh sebagai momen diturunkannya Alquran. Karena itu, selama ramadhan berlangsung, tradisi beut darôh akan mewarnai malam ramadhan dengan tradisi membaca Alquran secara kelompok di setiap Mesjid dan Meunasah (Surau). Menjelang akhir ramadhan, dan ditandai dengan selesainya pembacaan seluruh juz Alquran, maka akan dirayakan dengan kenduri khatam, kenduri menyelesaikan tradisi beut darôh yang melibatkan perangkat segenap masyarakat merayakannya sebagai bentuk syukur. Di Aceh Besar dan Banda Aceh, pesta kenduri khatam terkesan sangat meriah. Mulai dari memasak daging sapi dalam kuali besar (Aceh; kuah beulangoeng) hingga ditutup dengan buka puasa bersama seluruh masyarakat di Mesjid atau Meunasah. Tradisi kebudayaan yang melibatkan unsur keagamaan ini, tentu layak dikaji. Studi ini berangkat dari pertanyaan, mengapa beut darôh dan kenduri khatam masih bertahan hingga sekarang ?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan grounded research. Hasil penelitian menunjukkan, jika peristiwa beut darôh dan khanduri khatam bertahan karena pemaknaan identititas keagamaan yang melekat pada tradisi ini. Bagaimanapun, Islam menjadi identitas penting bagi masyarakat Aceh. Selain itu, masyarakat Aceh memaknai tradisi beut darôh sebagai arena penguatan simbol Alquran selama ramadhan berlangsung sebulan penuh, dan khanduri khatam dimaknai sebagai simbol syukur, warisan sejarah, sekaligus ruang sosial yang melibatkan relasi agama dan tradisi lokal oleh masyarakat.