Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENYEBARAN TATA LETAK TRADISIONAL STREET FOOD DI KOTA GORONTALO Zees, Dewi Sartika; Moha, Devie Indriany; Akbar, La Ode Juni
Jurnal Teknik Sipil, Arsitek, Perencanaan Wilayah (J-TSIAP) Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Arsitektur Perencanaan Wilayah (J-TSIAP)
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/j-tsiap.v2i2.98

Abstract

Culinary has become a part of the socio-economic life of the people in the city of Gorontalo. Immigrants who are visiting the city of Gorontalo are mostly definitely looking for places to eat that are in great demand by the public. While in Gorontalo City, culinary is also the biggest destination for Gorontalo residents who migrate to other places. Culinary tours such as traditional street food and modern food are starting to line up a lot along the streets of Gorontalo city. However, Gorontalo City has 3 problems in the tourism sector, especially in its culinary tourism potential. The first problem is the lack of complete facilities and good quality infrastructure at street food locations in Gorontalo City for both sellers and buyers. In other words, the location and layout of street food in Gorontalo City is still random and not neatly organized. The second problem is that tourism promotion is still not maximal in highlighting Gorontalo's special food and drinks or efforts to introduce traditional flavors of street food in a unique way are still very minimal. In addition, there is a lack of effective coordination between tourism associations and the local government in paying attention to the location of street food businesses in Gorontalo City. Therefore, improvements in various aspects must be made to improve the development of traditional street food places in the city of Gorontalo like other regions in Indonesia and other countries which can be used as examples of success in realizing culinary tourism with the theme of traditional food as regional icons that can help in increasing regional economy and preserving cultural heritage in the form of typical food and drink from the area.
Resiprositas Multi Pihak dalam Pelaksanaan Akses Reform untuk Membangun Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah Nugroho, Aristiono; Sari, Dian Mardiati; Moha, Devie Indriany
Indonesian Journal of Computer Science and Engineering Vol. 2 No. 01 (2025): IJCSE Volume 02 Nomor 01, Mei 2025
Publisher : CV. Cendekiawan Muda Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70656/ijcse.v2i01.234

Abstract

Batang Regency, Central Java Province has several physical and non-physical potentials that can be utilized in the form of reform access, especially in Tumbrep Village and Surjo Village, which consist of creating conditions and implementing reform access, where the form of multi-party reciprocity in implementing reform access consists of various supports, such as: (1) resource support, (2) knowledge support, (3) training support, (4) management support, and (5) marketing support. However, in multi-party reciprocity in implementing reform access, there are obstacles that are faced, namely: (1) Complexity of management, consisting of fund allocation, coordination between various institutions, and monitoring of impacts, (2) Complexity of coordination, which causes: overlapping programs, and unclear roles and responsibilities of each party, (3) inequality of power, for example the relationship between: government and society, private sector and society, BUMD and society, and NGOs and society
ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN BENTOR TERHADAP POLA PERGERAKAN TRANSPORTASI DI KOTA GORONTALO Moha, Devie Indriany
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2014): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37971/radial.v2i2.51

Abstract

ABSTRAK Becak Bermotor (Bentor) adalah salah satu jenis sarana angkutan umum paratransit yang cukup efektif untuk jarak sedang dan tidak memiliki trayek dan atau jadwal tetap. Dampak negatif seiring adanya bentor adalah penyempitan pada beberapa ruas jalan terutama di pusat kota dan sumber-sumber pembangkit pergerakan sehingga menimbulkan kesemrawutan lalu lintas Kota Gorontalo. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat terhadap penggunaan Bentor yang menjadi landasan dalam merumuskan strategi penanganan Bentor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan, wawancara, dan pembagian kuisioner kepada pihak­pihak terkait baik pengguna, non pengguna, pengemudi Bentor, perusahaan Bentor, asosiasi Bentor, Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Pemerintah Kota Gorontalo, dan polisi lalu lintas dengan jumlah sampel 377 orang yang mencakup empat kelurahan yakni kelurahan Limba U1, Limba U2, Limba B, dan Biawao sebagai lokasi penelitiannya. Pengolahan dan analisis data menggunakan sebaran frekuensi dan matriks IFAS/EFAS. Berdasarkan analisis data, persepsi masyarakat terhadap tujuan melakukan perjalanan, dapat diuraikan bahwa 32,89% responden menggunakan Bentor dari/ke sekolah atau kampus. Pusat-pusat pendidikan di Kota Gorontalo terdapat di zona tarikan yakni di Jln. Jendral Sudirman, Jln. Jaksa Agung Suprapto dan Jln. Budi Utomo. Potensi pergerakan masih terkonsentrasi di pusat kota, yaitu pada zona tarikan, karena persebaran fasilitas kota sebagian besar terkonsentrasi di kawasan pusat kota. Pola perjalanan penduduk kota Gorontalo dalam melakukan aktivitas sehari -hari merupakan pola radial, yaitu perjalanan penduduk dari pinggiran menuju pusat kota. Kondisi ini mengikuti jenis dan intensitas guna lahan yang ada. Tingginya persentase maksud melakukan perjalanan untuk bekerja, sekolah/kuliah menunjukkan fluktuasi jumlah pergerakan penduduk Kota Gorontalo setiap harinya cenderung konstan. Dalam matriks IFAS dan EFAS yang dirumuskan dalam strategi QSPM penanganan Bentor diperoleh bahwa strategi prioritas dalam penanganan Bentor yang perlu dilakukan adalah melakukan perbaikan prasarana jalan, perencanaan rute seefektif dan seefisien mungkin serta memaksimalkan angkutan umum lain seperti bus dan angkot untuk melayani masyarakat dalam jangkauan lebih luas. Kata Kunci : Becak Bermotor, Persepsi, Strategi
ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN BENTOR TERHADAP POLA PERGERAKAN TRANSPORTASI DI KOTA GORONTALO Moha, Devie Indriany
RADIAL : Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi Vol. 2 No. 2 (2014): RADIAL: JuRnal PerADaban SaIns RekAyasan dan TeknoLogi
Publisher : Universitas Bina Taruna Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.576 KB) | DOI: 10.37971/radial.v2i2.51

Abstract

ABSTRAK Becak Bermotor (Bentor) adalah salah satu jenis sarana angkutan umum paratransit yang cukup efektif untuk jarak sedang dan tidak memiliki trayek dan atau jadwal tetap. Dampak negatif seiring adanya bentor adalah penyempitan pada beberapa ruas jalan terutama di pusat kota dan sumber-sumber pembangkit pergerakan sehingga menimbulkan kesemrawutan lalu lintas Kota Gorontalo. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat terhadap penggunaan Bentor yang menjadi landasan dalam merumuskan strategi penanganan Bentor. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan, wawancara, dan pembagian kuisioner kepada pihak­pihak terkait baik pengguna, non pengguna, pengemudi Bentor, perusahaan Bentor, asosiasi Bentor, Dinas Perhubungan Kota Gorontalo, Pemerintah Kota Gorontalo, dan polisi lalu lintas dengan jumlah sampel 377 orang yang mencakup empat kelurahan yakni kelurahan Limba U1, Limba U2, Limba B, dan Biawao sebagai lokasi penelitiannya. Pengolahan dan analisis data menggunakan sebaran frekuensi dan matriks IFAS/EFAS. Berdasarkan analisis data, persepsi masyarakat terhadap tujuan melakukan perjalanan, dapat diuraikan bahwa 32,89% responden menggunakan Bentor dari/ke sekolah atau kampus. Pusat-pusat pendidikan di Kota Gorontalo terdapat di zona tarikan yakni di Jln. Jendral Sudirman, Jln. Jaksa Agung Suprapto dan Jln. Budi Utomo. Potensi pergerakan masih terkonsentrasi di pusat kota, yaitu pada zona tarikan, karena persebaran fasilitas kota sebagian besar terkonsentrasi di kawasan pusat kota. Pola perjalanan penduduk kota Gorontalo dalam melakukan aktivitas sehari -hari merupakan pola radial, yaitu perjalanan penduduk dari pinggiran menuju pusat kota. Kondisi ini mengikuti jenis dan intensitas guna lahan yang ada. Tingginya persentase maksud melakukan perjalanan untuk bekerja, sekolah/kuliah menunjukkan fluktuasi jumlah pergerakan penduduk Kota Gorontalo setiap harinya cenderung konstan. Dalam matriks IFAS dan EFAS yang dirumuskan dalam strategi QSPM penanganan Bentor diperoleh bahwa strategi prioritas dalam penanganan Bentor yang perlu dilakukan adalah melakukan perbaikan prasarana jalan, perencanaan rute seefektif dan seefisien mungkin serta memaksimalkan angkutan umum lain seperti bus dan angkot untuk melayani masyarakat dalam jangkauan lebih luas. Kata Kunci : Becak Bermotor, Persepsi, Strategi