Perairan Indonesia memiliki aktivitas pelayaran yang sangat tinggi, sehingga memerlukan sistem pemantauan yang andal untuk mendukung keselamatan navigasi, pengawasan maritim, dan pengelolaan sumber daya laut. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan data Sentinel-1, Sentinel-2, dan Automatic Identification System (AIS) dalam mendeteksi kapal di perairan Bintan. Deteksi kapal dari citra Sentinel-1 dilakukan dengan algoritma Constant False Alarm Rate (CFAR), yaitu teknik deteksi objek berbasis ambang batas dan klasifikasi untuk membedakan kapal dari latar perairan. Pada citra Sentinel-2, digunakan metode interpretasi visual untuk mengidentifikasi dugaan aktivitas transhipment. Data AIS digunakan sebagai acuan untuk memverifikasi posisi dan jenis kapal yang terdeteksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi data Sentinel-1, Sentinel-2, dan AIS mampu meningkatkan akurasi dalam identifikasi kapal, termasuk kapal yang tidak dilengkapi perangkat AIS. Tercatat lima kejadian dugaan transhipment pada 13 September 2024 dan tujuh kejadian pada 12 November 2024. Hasil ini menjadi dasar awal bagi pihak pengamanan maritim untuk melakukan analisis lebih lanjut guna mendukung pengambilan keputusan yang tepat.