Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisa Pengangkatan Cutting Pemboran dengan Perhitungan Lifting Capacity Agriandita, Isnani
Jurnal Migasian Vol. 5 No. 1 (2021): Jurnal Migasian
Publisher : LPPM Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36601/jurnal-migasian.v5i1.155

Abstract

Kemampuan lumpur pemboran dalam mengangkat cutting perlu diperhatikan, hal ini untuk meminimalisir terjadinya masalah pemboran yaitu terjepitnya rangkaian pemboran yang dikarenakan oleh adanya cutting yang menumpuk pada rangkaian alat pemboran. Salah satu parameter penting yang perlu diperhatikan pada lumpur pemboran dalam proses pengangkatan cutting adalah Lifting Capacity. Pada penelitian ini untuk mendapatkan Lifing Capacity dilakukan perhitungan kecepatan lumpur pemboran di Annulus dan kecepatan turun cutting pemboran. Dari hasil perhitungan kecepatan lumpur pemboran dan kecepatan turun cutting didapatkan bahwa kecepatan lumpur pemboran lebih besar dari kecepatan (slip) turun cutting, hal ini menunjukkan bahwa fluida lumpur pemboran berhasil mengangkat cutting pemboran. Keberhasilan proses pengangkatan cutting didukung dengan hasil yang didapat dari nilai Lifting Capacity dengan tingkat keberhasilan menunjukkan prosentase sebesar 91% sampai 92.346%. Hasil dari tingkat keberhasilan yang tinggi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, densitas dari fluida pemboran, viskositas fluida pemboran, tipe aliran fluida, ukuran lubang anulus, kecepatan pada lubang anulus, serta bentuk dan ukuran cutting.
Analisa Sekatan Sesar Berdasarkan Perhitungan Shale Gouge Ratio (SGR) Pada Lapangan “IAD” Cekungan Sumatera Selatan Agriandita, Isnani; Sismanto, Sismanto
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.173 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v4i12.820

Abstract

Hidrokarbon dapat berpindah dari batuan induk menuju ke reservoar bahkan dari reservoar ke reservoar yang lain melalui sesar. Proses tersebut biasa disebut sebagai migrasi hidrokarbon. Tidak semua sesar dapat menjadi jalan migrasi hidrokarbon, hal ini bisa dilihat dari karakteristik sesar itu sendiri yaitu penerus (leaking) atau penyekat (sealing). Cekungan Sumatera Selatan merupakan area dengan kondisi geologi yang kompleks. Terdapat dua sesar yang menghubungkan antara dua sumur minyak dan gas. Dalam penentuan karakter dua sesar tersebut maka dilakukan analisa sekatan sesar berdasarkan perhitungan shale gouge ratio (SGR) pada lapangan “IAD” cekungan Sumatera Selatan dengan formasi Baturaja Ekivalen (BRF EQV) sampai Upper Basement (TBT). Hasil analisa sekatan sesar pada kedua sesar lapangan tersebut menunjukkan bahwa sesar-4 bersifat sealing dengan nilai SGR sebesar 39% pada kedalaman (MD) 2215,42 – 2345 meter dengan kemiringan 75o dan sesar-5 bersifat leaking dengan nilai SGR sebesar 19,6% pada kedalaman (MD) 2190 – 2241,36 meter dengan kemiringan 80o. Kata kunci: Sekatan Sesar, SGR, sealing, leaking.
Productivity Calculation of Well Tlj-250 Post Hydraulic Fracturing Job at Pt . Bukit Apit Bumi Persada Indarti, Adrian; Kusrini, Desi; Agriandita, Isnani; Prakoso, Rio Dwi
Gema Wiralodra Vol. 15 No. 3 (2024): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gw.v15i3.780

Abstract

PT Bukitapit Bumi Persada is a company engaged in oil well service including cementing, stimulation, fracturing, coiled tubing unit and nitrogen service. Hydraulic fracturing is a stimulation activity to repair wells due to damage to the formation by injecting fracturing fluid at high pressure to create channels and held with proppant so that the fractures formed do not close again. The TLJ-250 well in the Prabumulih field was stimulated using hydraulic fracturing on Sunday, April 24, 2022. The TLJ-250 well has sandstone lithology with low permeability of about 4 mD with a porosity value of 12% so that this well is not productive to produce hydrocarbons. The fracturing fluid used is water base fluid, which is a water-based fracturing fluid and the proppant used is carbolite 20/40. The process of hydraulic fracturing begins with a breakdown test, step rate test, mini frac, and main frac with the stages of injecting proppant starting with pre-pad, slug, pad, and flush. The reason for hydraulic fracturing in the TLJ-250 well is that the ex bore well is less economical when producing. After hydraulic fracturing, TLJ-250 well experienced an increase in permeability value of about 904.15 mD with an average permeability around 22.32 mD followed by an increase in productivity index (PI) with the Prats method around 3.75 and the Cinco-Ley method is around 3.57 times. The production rate at TLJ-250 well is 158 BFPD with oil production of 21 BOPD
The Influence of Capillary Pressure on Permeability in Rock Samples Using the Mercury Injection Capillary Pressure (MICP) Method Nugroho, Nurkhozin Adhi; Agriandita, Isnani; Yuda, Farhan Bintang
Journal of Physics and Its Applications Vol 7, No 1 (2024): November 2024
Publisher : Diponegoro University Semarang Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpa.v7i1.24438

Abstract

The Mercury Injection Capillary Pressure (MICP) method to measure capillary pressure has become a crucial technique for characterizing the porosity and permeability of reservoir rocks. This study aims to assess the impact of capillary pressure on the permeability of two rock samples from the Bangko and Telisa formations in the Central Sumatra basin. Measurements were conducted utilizing the Autopore V 9600 instrument, which employed mercury as the injected fluid into the two rock samples, under pressures reaching up to 60,000 psi. These pressures are classified as capillary pressure. The data obtained were analyzed through Drainage curves to elucidate the relationship between capillary pressure and permeability. The results derived from the Drainage curves indicate that the A1 rock sample from the Bangko formation has medium permeability, with displacement pressure (Pd) of 10.4871 psi. In comparison, the A2 sample from the Telisa formation has low permeability with Pd of 516.6259 psi. The increase in capillary pressure resulted in a decrease in water saturation and an increase in the intrusion of the non-wetting fluid (mercury), particularly in samples with better permeability. This finding suggests that lower Pd values indicate better pore connectivity, which correlates with increased permeability. Highlights that the MICP method provides profound insights into the relationship between capillary pressure and the ability of rocks to transmit fluids, as well as the significance of pore geometry and distribution in influencing the permeability characteristics of reservoir rocks.
PENINPENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI MANFAAT MINYAK JELANTAH SEBAGAI PRODUK EKONOMIS PADA MASYARAKAT DESA BABAR LAYAR KABUPATEN INDRAMAYU GKATAN PENGETAHUAN MENGENAI MANFAAT MINYAK JELANTAH SEBAGAI PRODUK EKONOMIS PADA MASYARAKAT DESA BABAR LAYAR KABUPATEN INDRAMAYU Amaliah, Suci; Agriandita, Isnani; Sodikin
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 2 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i2.27355

Abstract

Kebanyakan orang membuang minyak jelantah langsung ke tempat sampah atau bahkan langsung ke wastafel. Hal ini disebabkan kurangnya infrastruktur atau pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lingkungan dan kesehatan minyak jelantah. Berdasarkan informasi tersebut, diperlukan inovasi dalam pemurnian atau daur ulang minyak jelantah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Berdasarkan observasi awal, masih banyak masyarakat di Desa Babar Layar yang belum mengetahui manfaat minyak jelantah dan belum mengolahnya dengan baik. Minyak jelantah mereka umumnya dibuang sembarangan ke saluran air atau dicampur dengan tanah, sehingga dapat mencemari lingkungan. Sebagian besar masyarakat menganggap minyak jelantah hanya sebagai limbah yang tidak memiliki nilai guna. Tujuan dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran  masyarakat  mengenai manfaat minyak jelantah  sebagai  produk  ekonomis  terutama  untuk masyarakat  di  Desa Babar Layar Kabupaten Indramayu, Jawa Barat secara  luring  khususnya  Ibu Pembinaan Kesejahteraan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra-eksperimental, dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas saja yaitu kelas eksperimen. Berdasarkan hasil pemberian edukasi terjadi peningkatan pengatahuan mengenai manfaat minyak jelantah  sebagai  produk  ekonomis ini dapat dilihat dengan dominasi responden yang mendapat nilai dengan kriteria tinggi sebanyak 8 responden dari 15 reponden dengan pesentasi yaitu 53%. Hal ini dapat dijadikan acuan pentingnya pemberian edukasi seperti tersebut di atas bagi para responden agar mengenai manfaat minyak jelantah  sebagai  produk  ekonomis.